Chapter 19 : Sama Seperti Waktu Itu

Aku menolehkan kepalaku ke arah sumber suara. Dan seperti dugaanku, di ambang pintu ruangan aku mendapati Yuusaku tengah menggenggam leher Nina. Eh, Nina!?

"Lepaskan dia, Yuusaku!" sahutku.

"Baiklah, lagipula dia sudah tidak berguna lagi." timpal Yuusaku lalu melempar tubuh Nina ke lantai.

Banyak sekali luka yang terdapat pada tubuh Nina. Sepertinya ia baru saja terkena siksaan karena telah membocorkan rahasia ruangan Iru kepadaku.

"Yuusaku!?" Iru terpekik kaget begitu ia berdiri sejajar denganku.

"Wah, jadi kau sudah bangun, raja sialan?" tanya Yuusaku dengan nada arogan.

"Ana, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Iru sambil menggoyangkan bahuku pelan.

Aku hanya terdiam menatapnya. Padahal akulah cinta sejatinya tapi kenapa malah nama itu yang dia sebut? Rasanya aku seperti figuran saja.

"Hei, jauhkan tanganmu dari permaisuriku!" ancam Yuusaku sambil mengacungkan pedangngya ke depan.

"Permaisuri? Hei, apa maksudnya?" Iru nampak panik.

"Iru..." gumamku pelan.

"Aku Alyn bukan Ana." ujarku pada akhirnya.

Iru terdiam sesaat. Matanya membulat lebar menatapku. Kemudian setelah sadar, ia tersenyum miris. Kulihat sudut - sudut matanya mengeluarkan cairan sebening kristal.

"Betapa bodohnya aku, dia sudah mati, ya?" gumam Iru pelan.

Aku menggeleng cepat lalu menimpali "Dia masih hidup, Iru."

Mendengar perkataanku, Iru langsung menatapku dengan kebingungan. Keningnya nampak berkerut memikirkan apa yang baru saja kukatakan.

"Cih. Jangan abaikan aku disini, wahai permaisuriku." ujar Yuusaku lalu dengan gerakan cepat aku langsung terjatuh dalam pelukannya.

"A..Alyn!? Maaf, aku melupakanmu untuk sesaat. Tapi aku masih menganggapmu sebagai temanku!" ujar Iru.

Aku tidak ingin dianggap sebatas teman...

"Alyn, jelaskan padaku sebenarnya apa yang terjadi! Dan kenapa kau memakai gaun pengantin seperti itu!? Lalu...apa yang terjadi dengan iris matamu? Kau tahu, kau jadi mirip seperti ras vampir, Alyn!" sahut Iru.

"Bodoh." komentar Yuusaku kesal.

Aku melepaskan pelukan Yuusaku dariku dan berbalik menatap Iru. Awalnya aku tidak bisa menjawab segala pertanyaannya. Aku takut dia membenciku tapi... kurasa aku memang pantas untuk dibenci olehnya.

"Aku bukanlah ras manusia lagi." ujarku menunduk.

"A..apa?" gumam Iru tercekat.

"Sekarang aku vampir dan aku akan menikah dengan Yuusaku." lanjutku parau.

"Tapi...kenapa kau melakukan ini?" tanya Iru sama paraunya dengan suaraku.

"..." aku takut untuk menjawab.

"Alyn, katakan!!" sahut Iru penuh emosi.

"Karena aku mencintaimu!" jawabku pada akhirnya. Air mata tak lagi sanggup kubendung. Sialan, aku terlihat lemah di hadapan orang yang kusukai.

"A..Alyn..?" gumam Iru tidak menyangka.

👑

"Mengapa keputusanmu seperti ini?"...

"..."

"Kenapa? Jawab aku!!"...

"Karena aku mencintaimu!!"...

Sama seperti waktu itu. Detik - detik dimana aku dan dia terpisah jauh. Aku memanglah seseorang yang tidak peka. Selalu saja kubiarkan orang - orang yang menyayangiku pergi dariku. Kenapa aku seperti ini?

👑

SHING!

Sebilah pedang kecil Iru lemparkan ke arah Yuusaku. Namun dengan gerakan cepat, Yuusaku berhasil menghindar. Membuat pedang kecil tersebut tertancap pada dinding.

Wajah Yuusaku nampak marah. Ia tidak suka diperlakukan seperti budak oleh siapapun. Kemudian ia berkata "Jadi kau menantangku rupanya."

Kulihat Iru mengambil pedang lainnya yang lebih panjang dari yang tadi. Ia mengacungkan pedangnya ke arah Yuusaku dengam posisi kuda - kuda yang sempurna. Matanya menatap tajam Yuusaku. Dan, darisitu aku tahu, Iru sedang tidak bermain - main.

BRAK!

Yuusaku mendorongku ke belakang. Takut kalau Iru akan berbuat curang dan membawaku pergi.

"Kali ini aku akan membunuhmu, Raja Drangar!" ucap Iru dingin.

👑

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top