Chapter 13 : Rapat Sihir
Kepala sekolah berdiri di hadapan podium dengan raut wajah yang kusut. Aku rasa akhir - akhir ini dia kurang tidur. Memang, sih, banyak masalah yang terjadi semenjak aku tiba di negeri sihir ini. Apa seharusnya aku memang tidak ada, ya?
Hari ini aku, Kurumi, dan Ame, dipanggil untuk mengikuti rapat yang sebenarnya hanya diikuti oleh dewan guru Redstar Gakuen. Kenapa murid biasa seperti kami diundang? Hufft...sebenarnya hanya aku yang diundang, itupun aku masih tidak mengerti apa alasannya. Tapi mendengar Mrs. Violetta menyebutkan nama "Iru Delirium" pada akhirnya Kurumi dan Ame memaksa untuk ikut andil dalam rapat.
"Ehem." Mrs. Violetta berdehem, mulutnya bersiap membuka. Otomatis, semua perhatian hadirin rapat terpusat padanya.
"Baiklah, aku yakin kalian semua sudah tahu maksudku mengadakan rapat kali ini." ujarnya.
"Tapi apakah kalian bertiga tahu apa maksudku?" tanyanya lagi sambil menatap kami bertiga.
Aku menoleh ke arah Ame dan Kurumi yang duduk di sampingku. Lalu kulihat kepala mereka menggeleng pelan.
"Bukankah anda mengatakan ini semua ada hubungannya dengan Iru?" tanyaku balik yang disusul oleh anggukan Ame dan Kurumi.
"Sebenarnya lebih dari itu. Rapat ini menyangkut akan kehadiranmu di dunia sihir ini Alyn." jawab Mrs. Violetta.
"Kehadiran Alyn?" ulang Ame sambil menatapku penuh kebingungn.
"Pada rapat sebelumnya, seperti yang telah dewan guru ketahui, Koizumi Alyn adalah gadis remaja yang berasal dari dunia netral tanpa sihir." ujar Mrs. Violetta. Ia mengalihkan pandangannya ke seluruh hadirin rapat.
Mendengar pernyataan itu, Ame dan Kurumi tersentak kaget. Kemudian mereka membenarkan posisi duduk mereka agar nyaman ketika mendengarkan fakta yang kata mereka baru tersebut.
"Tadinya kupikir Iru juga adalah penghuni dunia netral yang tanpa sengaja masuk ke dunia sihir sama seperti Alyn karena mereka kutemukan sudah bersama." ujar Mrs. Violetta.
"Namun pada kenyataannya, penyihir agung Ana Fredella yang mengatakannya sendiri, bahwa Iru adalah raja Ebetopia bagian putih dari masa lalu. Iru Delirium."
Para hadirin nampak terkejut. Sebagian besar dari mereka belum mengetahui kabar tersebut. Mereka tahu penyihir agung telah memunculkan dirinya namun mereka tidak tahu kalau Iru adalah sang raja dari masa lalu.
Mrs. Violetta sepertinya merahasiakan pembicaraan pada saat sayembara itu terjadi.
"Apa anda tidak salah dengar?" tanya Mr. Kaito sambil berdiri dari kursinya.
"Sama sekali tidak." jawab Mrs. Violetta dengan nada serius.
"Tapi menurut ramalan, kelima penyihir agung dan sang raja, baru akan diketahui ketika ritual mata air suci. Tepat ketika gerhana bulan yang ke-448 terjadi." Kurumi si pengamat sejarah, ikut - ikutan berbicara.
"Bisa saja ramalan itu salah." Miss. Yoko menimpali.
"Tapi.." ujar Kurumi pelan. Ia tidak sanggup melawan pendapat orang yang sudah jelas lebih tua darinya.
"Meskipun Alyn berasal dari dunia netral, tapi ia sudah mengenal Raja Yuusaku dan Raja Iru. Dengan kata lain, kedua raja itu ada bersamanya di dunia netral. Dan, yang jadi pertanyaannya apa yang mereka berdua lakukan disana?" tutur Mrs. Violetta.
"Hanya Raja Yuusaku yang ada disana." ujarku cepat.
"Lalu dimana Raja Iru? Bukankah ia bersamamu?" tanya salah satu guru yang belum kukenal, kurasa dia adalah guru kelas A.
"Itu...dia..ada..." jawabku ragu. Aku takut mereka akan menyebutku pembohong jika aku mengatakan hal yang sebenarnya.
"Lupakan keberadaan Raja Iru! Intinya kita semua tahu, kehadiran Alyn di sini merusak keseimbangan dunia sihir!" seorang guru wanita tua bersahut dari deretan kursi belakang.
"Tenang dulu, Madam Lina." ujar Mrs. Violetta.
"Hei, Violetta! Tidakkah kau berpikir begitu? Kalian semua yang ada di ruangan ini pasti pernah terpikirkan hal itu!" ujar guru wanita tua itu, Madam Lina.
"Sejak Alyn datang, ramalan sejati tersebut entah mengapa bisa melenceng dari kenyataan. Sang raja dan juga penyihir muncul sebelum ritual itu terjadi! Ini sangatlah aneh." ujar Madam Lina.
"Iya juga, ramalan itu sudah di ramalkan 10 tahun yang lalu." gumaman kecil terdengar dimana - mana. Membuatku bergidik ngeri.
"Alyn?" gumam Kurumi sambil memegangi tanganku yang sedari tadi gemetaran.
"Aku...takut." gumamku.
"Dengan kata lain, kita harus mengembalikan Alyn ke tempat asalnya jika kita ingin keseimbangan dunia sihir kembali normal." pendapat Mrs. Violetta dengan nada ragu.
"Tentu saja, Violetta. Dengarkan kata seniormu ini!" timpal Madam Lina.
SREK!
Kami bertiga secara refleks berdiri dari kursi. Ame dan Kurumi berjalan ke hadapanku sambil merentangkan tangan mereka. Kemudian mulut mereka merapalkan sebuah mantra "Invisihora!"
"Keterlaluan! Kemana Alyn?" tanya Madam Lina. Lalu diikuti pertanyaan yang sama dari guru - guru yang lain. Suasana di aula menjadi kicruh.
"Alyn, sekarang kau tidak terlihat." bisik Ame.
Tidak terlihat?
"Sekarang pergilah dan rebut Iru kembali." bisik Kurumi.
Teman - teman...kalian sungguh...
Tap!
Pada akhirnya aku berlari keluar dari aula dengan air mata yang terus mengalir dari kelopak mataku. Terharu. Itulah yang kurasakan saat ini.
Entah apa resiko yang akan dua temanku itu hadapi setelah ini. Namun mereka dengan tanpa ragu, tetap melakukannya demi melindungiku. Jujur, aku bersyukur bisa bertemu dengan mereka.
Berkat mereka, sekarang aku bisa bertemu dengan Iru kembali....
Maafkan aku Ana, aku tahu kau mencintainya lebih dulu daripada aku tapi Iru adalah milikku.
👑
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top