Part 5

ALI POV

Parkir di Garasi,keluar dari mobilku aku melihat belakang mobilku yang sedikit penyok,ku elus sebentar.

"Gak apa-apa nanti saja dibawa kebengkel,paling juga sebentar sudah mulus lagi...,"aku bergumam sendiri.

Aku tidak menyalahkan gadis itu ketika menabrak belakang mobilku karena aku sendiri merasa bersalah kenapa tiba-tiba stop dari gerbang parkiran mesjid.Aku teringat sajadahku yang tertinggal.

Untuk menebus rasa bersalah aku mengobatinya ketika kuliat kakinya berdarah.

Aku ingat,aku pernah bertemu dengannya dimall waktu itu.Aku duduk didepan Amazone menunggu Eno dan Oval  keponakanku yang lagi bermain disana,agak bete juga menunggu,sedangkan aku lagi malas ikut main,mengutak atik handphone juga jadi menjenuhkan.

Ketika aku menoleh kekanan kuliat seorang gadis dengan perawakan yg kecil,dengan rambut diikat kebelakang,nampak celingak celinguk seperti mencari sesuatu.Cukup lama dia berdiri  kebingungan dan guratan  kecemasan ada  diwajahnya.

Cukup terganggu juga ketika dia terus mondar mandir didepanku,akhirnya aku coba mengajak dia bicara karena tidak tahan dengan rusaknya pandanganku ketika dia bolak balik melewatiku terus menerus.

Dia lucu sekali,masa tersesat dimall, seperti anak kecil saja.Menggemaskan meliat wajah kebingungannya.

Apalagi ketika dia memukulku karena terus mentertawakannya.Aku merasa senang sekali menjahili dia.Tertawaku tambah keras ketika dia bilang tidak bisa menggunakan handphoneku.Hidup dizaman apa sih dia,handphone layar sentuh saja cara menggunakannya dia tidak mengerti.

"Ali...,kok kamu senyum-senyum disitu..!

Suara Bang Fahmi didepan pintu rumah mengagetkanku.

'Senyum-senyum? Emang aku senyum-senyum ya?

"Mobilmu kenapa?Tumben juga mobil penyok kamu malah tersenyum...," Aku mengikuti Bang Fahmi masuk kedalam rumah tanpa menjawab pertanyaannya.

"Darimana,Li? Ditunggu loh dari tadi...,"

Kak Aulia kakakku yang nomer dua,sudah berada diruang tamu dengan Bang Fadlan suaminya dan Kak Mecca istri bang Fahmi,ada Papa dan Mama juga.

Sedangkan dari ruang keluarga aku dengar teriakan teriakan anak-anak,pasti keponakan keponakanku lagi bermain sambil menonton tv.

Aku mengambil tempat disisi ibu.Kusandarkan punggungku disofa,pasti ada yang penting yang ingin mereka bicarakan kalau sudah berkumpul begini.

"Begini,jadi Papa membeli perusahaan kelapa sawit PT.Abadi Jaya,tadi aku dan papa sudah urus surat-suratnya,dan besok akan ada pertemuan dengan karyawan untuk serah terima perusahaan...," Bang Fahmi mulai bicara.

"Perusahaan itu nanti kamu yang awasi Li,soalnya Fahmi dan Aulia sudah  menghandle perusahaan kita yang lain,nanti kakak-kakakmu akan membantu jika ada kesulitan,adikmu Farah masih kuliah takkan konsen kalau ikut disuruh handle....," Papa menambahkan.

"Kamu sudah siapkan,Li?

Kak Aulia memandangku penuh harap.

"Oya,kita juga masih butuh legal loyer,kamu sementara ini juga akan handle perusahaan itu sebagai legal loyer selain owner...," Bang Fahmi menambahkan.

"Mama harap Ali sekarang menjadi orang yang lebih dewasa,tidak suka keluyuran lagi sampai tidak pulang kerumah..."

Suara mama pelan sekali.

"Papa perhatikan setelah wisuda setahun lalu dan kembali kesini kamu banyak berubah,seperti ada sesuatu yang disembunyikan dari Papa,ada apa Li..?"

"Kawinkan aja dia,Pa...."

Bang Fahmi tertawa sambil mengatakan itu.

Aku melotot kearah Bang Fahmi,dia sudah tau ceritaku,dia tau tentang Nina.

"Mana perempuannya,sini Papa dan Mama lamarkan,tinggal tunjuk saja, Li..?

Papa berkata dengan nada meledek.

"Sepertinya Ali memang sudah cukup umur juga untuk menikah,tahun ini sudah 23tahun kan?" sahut Kak Mecca nambah-nambahin juga.

"Aku kemaren ketemu Sarah di Bank Mandiri waktu setor uang,dia customer service sekarang disana,Li..." Ucap Kak Aulia.

"Sarah mana? Tanya ibu mengeryitkan kening mencoba mengingat-ingat.

"Itu Ma,yang dulu sering kerumah, waktu Ali  memutuskan kuliah di Jakarta,dia ikut ngantar Ali kebandara..." Kak Aulia mencoba mengingatkan Mama.

"Oh,yang kata Ali hanya teman saja itu?"tanya Mama menyelidik.

"Iya...kan Ali berkomitmen untuk tidak pacaran dulu,Ma,sebelum lulus kuliah dan siap handle perusahaan Papa.." Sahutku pada Mama.

"Dia dulu sepertinya suka sama kamu ya Li...." Kak Aulia bertanya lagi.

"Ali juga dulu suka sama dia,tapi memang Ali tidak berniat pacaran saat sekolah,lagipula Ali pernah mendengar dia bicara pada temannya dia bilang Ali tambang emas,mungkin hanya bercanda,dia sebenarnya baik banget,tapi Ali tiba-tiba Ilfil sama dia..."

Berkata begitu ingatanku kembali kemasa SMA,Sarah adik kelasku,Papanya seorang dokter,kami dekat karena dikenalkan Indra teman sekelasku.

Sarah sering main kerumah,cukup dekat dengan Kak Aulia,tapi tidak ada komitmen apa-apa selama kami dekat,dia tau aku pernah mengatakan takkan mau pacaran,mau langsung menikah saja setelah lulus kuliah.

Selama aku kuliah di Jakarta,awalnya kami sering berkomunikasi,sms,bbm,telpon,tapi setelah 2thn aku disana,komunikasi kami berkurang,tidak tau kenapa,mungkin juga dia lelah menunggu kepastian dariku,dan akhirnya komunikasi putus.

Saat itu aku juga sebenarnya belum  dekat dengan Nina. Nina memang sama mengambil Hukum,tapi dia cuek sekali padaku.Dan akhirnya aku tau kenapa awalnya dia cuek pada sekelilingnya termasuk aku.Ya,diawal sudah diflasback mengenai itu.

Menjadi dekat karena saat itu pulang malam dari kampus aku melihat dia menuntun motornya karena bannya bocor,aku bantu dia mencari bengkel,dia membawa motorku,aku menuntun motornya...akhirnya setelahnya aku dan dia jadi dekat tanpa komitmen.

"Heh...apalagi yang dilamunkan...?

Bang Fahmi mengagetkanku.

"Malam Minggu depan kita adakan pesta,semacam syukuran perusahaan baru kita...Papa undang semua rekan bisnis dan anak-anak gadis mereka,siapa tau ada yang nyantol buatmu..."

Papa tersenyum menggoda padaku.

Aku hanya tertawa diiringi gelak tawa semua yang ada diruang tamu.

###









Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: