Part 35

PRILLY POV

"Awh...shhhh....."

Aku merasakan punggungku nyeri sekali,bagian pinggul belakang juga ikutan berdenyut. Aku mengelus pinggulku.

Usia kandunganku sudah berada di Trimester ketiga...menuju persalinan. Setengah bulan yang lalu diadakan tujuh bulanan kehamilanku dirumah Mertuaku atau disebut mandi-mandi kalau adat Banjar.

Aku harus siap melahirkan secara normal walaupun kata orang rasanya sakit. Tapi menurut informasi Kak Aulia dan Kak Mecca yang sudah memiliki anak dua,persalinan normal lebih cepat masa penyembuhannya daripada ceasar. Dan aku memang sudah berniat untuk melahirkan normal. Aku harus siap dengan rasa sakit yang katanya seperti mempertaruhkan jiwa antara hidup dan mati.

"Pegel ya...sini aku pijitin..."

Ali menhampiriku yang merebahkan diri diranjang. Dia mengangkat punggungku dan membenarkan posisi bantal agar aku  merasa lebih nyaman.

"Bener mau melahirkan secara normal?"

Ali mengelus punggungku sementara aku  memiringkan tubuh kekiri.

"Iya..."

Aku mengangguk.

"Kuat gak?"

Ali bertanya tapi aku tidak bisa melihat wajahnya karena aku membelakanginya.

"In-sha Allah kuat asal ada kamu..."

Aku tersenyum menoleh kearahnya. Tangannya masih mengelus punggungku.

"Baiklah,aku akan jadi suami siaga kalau gitu..."

Ali mencium keningku singkat.

"Ntar melahirkannya di klinik Dokter Miena saja ya yang..."

Aku mengelus wajahnya.

"Terserah kamu,yang,dimana aja asal kamu nyaman...."

Ali melingkarkan tangannya diperutku,mengelus-elus perut buncitku.

#######

ALI POV

"Masih tahankan yang,tahan sebentar ya..."

Kulihat Prilly hanya mengangguk dengan wajah pucat sekali. Kelihatan sekali menahan sakit. Sebentar-sebentar meringis,sebentar-sebentar tenang. Aku mengantarnya ke klinik dokter Miena. Tadi Prilly mengatakan perutnya mules. Katanya Mengeluarkan lendir dan darah. Menurut dokter miena saat konsultasi jika ada tanda tanda itu bawa langsung kekliniknya.

Aku liat arlojiku,jam dua belas tengah malam lebih lima belas menit. Prilly meminta hanya aku yang menemaninya,tidak usah mengganggu keluarga yang lain. Supaya tidak ada yang mencemaskan,kecuali dia sudah melahirkan baru aku boleh menelpon siapapun.

Kondisi jalan ditengah malam ini sangat mendukung untuk melajukan mobilku dengan segera.

"Laillahaillallahhh...."

Prilly mendesis gelisah. Aku cemas melihatnya. Aku genggam tangannya dengan sebelah tanganku yang memegang stir.

'Ya Allah,kuatkan isteriku,lancarkan kelahiran anak kami....'

Aku mencoba menyalurkan kekuatan kepada isteriku dengan terus menggenggam tangannya yang sesekali mengeratkan pegangannya.

Jam setengah satu kami sampai didepan klinik. Aku membantu Prilly keluar dari mobil,dia ingin berjalan saja tidak mau digendong,dia bilang belakang bajunya basah.

#######

Prilly Pov

Didepan klinik kurasakan sesuatu merembes dari jalan lahirku. Sebentar kemudian sakit diperutku mulai menjadi-jadi,mungkin wajahku sudah seperti orang yang sedang sekarat karna pucat menahan sakit.

Sengaja aku berpesan kepada suamiku agar jangan merepotkan siapa-siapa. Aku ingin hanya dia yang disampingku ketika aku melahirkan anak kami.

"Kita membuatnya hanya berdua jadi melahirkannya pun hanya kita berdua..."

Dia tertawa saat itu mendengar alasanku.

Ali nampak cemas menggandengku,kami disambut dua orang perawat memasuki ruang bersalin.

"Bu...kayaknya ada yang merembes keluar,mungkin ketubannya udah pecah..."

Aku berkata pada dokter Miena yang juga menyambutku.

"Tolong ganti bajunya...."

Dokter Miena memerintahkan mengganti bajuku pada perawat perawatnya,Ali membantu mengancingkan baju bersalin yang hanya sampai perut. Aku sudah tak peduli bagian bawahku terbuka dan ada orang lain selain Ali disitu,aku sudah tidak tau malu lagi dengan posisi perut ditutup selimut kecil sebagian.

"Bu,kalau ada kontraksi kakinya jangan dirapatkan,buka aja bu...supaya bayi gampang menyusup kejalan lahir..."

Dokter Miena mengingatkan ketika ada kontraksi aku merasa lebih nyaman menekuk kakiku.

Sakitnya sudah terasa diubun-ubun,sudah lima menit sekali. Luar biasa sakit sekali,tapi ada Ali disampingku jadi aku merasa lebih tenang. Mungkin aku satu dari sekian yang melahirkan dengan tidak berteriak-teriak. Aku hanya menguatkan genggamanku ketangannya ketika kontraksi dan mengejan,badanku dimiringkan dan kakiku diangkat dan bertumpu pada teralis samping ranjang bersalin.

Aku hanya berucap 'Laillahaillallah' ketika rasa sakit seperti tak tertahankan. Berkali-kali Ali mencium puncak kepalaku.

"Ibu mau minum...?"

Perawat yang satu memberikan sedotan untuk mengisap air mineral.

Aku dibuatkan kopi,ketika mengejan memejamkan mata yang seketika mengantuk.

"Bu,jangam ditutup matanya..."

Perawat yang satu mengingatkan lagi,yang satunya melap jalan lahirku yang mungkin sudah mengeluarkan darah karna kurasakan rembesan disana.

"Sshhhh....."

Aku menatap Ali ingin menyampaikan ini sakit sekali. Ali mengelus kepalaku.

Ketika kepala bayi sudah terasa dipermukaan, aku ditelentangkan dan Ali diminta duduk dibelakang menahan punggungku dengan posisi memeluk dari belakang. Ya Allah...sudah diubun-ubun sakitnya.

"Bu,pinggulnya jangan diangkat ya,tekan kebawah saja supaya tidak robek..."

Aku memang tak sengaja agak mengangkat karna sakit sekali.

"Ayo bu,mengejan sekali yang panjang....Allahu Akbar....Iyaaa..."

Aku menuruti perintah dokter Miena mengejan sekuat tenaga tanpa putus.

Dokter Miena menarik bayi keluar dari jalan lahir dan seketika sakitnya langsung hilang ketika bayi kami diletakkan didadaku sementara dokter miena menarik keluar ari-ari yang menempel ditali pusarnya mengguntingnya dengan Bismillah. Menangislah bayi yang ada didadaku.

"Laki-laki....selamat ya...."

Dokter Miena menperlihatkan kelamin bayi kami dengan mengangkatnya dari dadaku.

"Alhamdulilah,lengkapkan bu..."

Hanya itu yang bisa aku ucapkan,lengkap,tidak kurang suatu apapun. Alhamdulilah.

Masih dengan darah diseluruh tubuhnya bayi kami dibawa perawat untuk dimandikan sedangkan dokter miena menjahit jalan lahirku,tiga didalam tiga diluar. (Asal jangan ditutup ya bu dokter  Haha).

"Beratnya 3kg panjang 50cm,lahir jam 01.30"

"Ini pak bayinya diazankan dulu...."

Perawat menyerahkan bayi kami yang sudah bersih dan dibungkus selimut kepada Ali. Ali mengazankan bayi kami dengan khusu dan kadang sedikit bergetar kedengarannya mungkin karena terharu.

Setelah diazankan,ali menyerahkan bayiku pada perawat dan ketika aku sudah dibereskan,dijahit dan dibersihkan aku dibantu duduk untuk menyusui bayiku pertama kalinya.

"Coba bu tekan putingnya apa sudah keluar air susunya,air susu pertama yang keluar itu bagus untuk daya tahan tubuh bayi..."

Aku memencetnya keluar sedikit air bening,bayiku diletakkan dipangkuanku dan mereka membantu mulut bayi untuk mengisap air susuku.

Eh,aku lirik-lirikan dengan ayahnya ketika bayi kami menyusu padaku.wkwkwk.

"Ma,Prilly sudah melahirkan.....!"

Kudengar Ali menelpon.

"......."

"Laki-laki Ma,diklinik Dr.Miena,Jalan Soetoyo S...."

"......."

"Iya Ma,Alhamdulilah,makasih Ma...assalamualaikum....!

"Mana?"

Ali bertanya ketika melihat bayi kami tidak ada dipangkuanku.

"Itu...."

Aku menunjuk box bayi yang ada diseberangku. Ali menghampiri dan memfotonya. Menaruhnya sebagai Profil Picture Bbmnya dengan status '3kg 50cm jam 1.30 Welcome to the world,jagoan...'

Setelahnya bunyi tring tring berkepanjangan terdengar bersahutan tanda banyak chatt yang masuk,apalagi kalau tidak berkomentar dan mengucapkan selamat atas kelahiran bayi kami...padahal jam dua tengah malam masih ada aja yang liat pemberitahuan pergantian photo profil.

Ali menghampiriku dan mencium keningku. Terakhir deh sekarang,anaknya duluan yang diurus.

"Hebat kamu sayang,kayaknya enak banget ya ngelahirinnya...."

Ali mengelus pipiku.

"Hmmm...enak banget gimana?sakitttt ihh...aku mencubit perutnya....!"

Dia malah tertawa.

"Habis kamu gak jerit-jerit,aku sudah kuatir,apa kamu tahan apa enggak,takut kamu nangis,teriak eh tapi ternyata engga..."

Dia duduk disampingku sambil mengelus punggungku.

"Bikinnya keenakan yang berduaan,kalau lahirinnya jejeritan itu namanya gak adil buat orang lain,ganggu..."

Aku berbisik ditelinganya dan cekikikan bersama-sama.

"Bu,diminum dulu susu ibu menyusuinya!" Perawat yang tadi membantu proses melahirkan  mengangsurkan segelas susu coklat padaku.

"Terima Kasih,mba..."

Aku meminum susu yang diberikannya.

"Bu...kalau cape tiduran aja,sekarang baru jam dua lewat....kami permisi dulu..."

Perawat-perawat yang tadi membantuku berpamitan kembali keruangannya.

"Terima Kasih ya,mba...!"

Kami mengucapkan terima kasih bersamaan.

"Udah,yang, bobo....!"

Ali membantu menaikkan kakiku keranjang.

"Ayo ayah juga tidur....!"

Aku menggeser tubuhku menyuruhnya tidur disampingku. Dia menatap ragu.

"Kenapa?ayo sini,kasian ayah juga cape habis melahirkan...."

Lagi-lagi kami cekikikan,soalnya kalau ngakak nggak pantes banget tengah malam dini hari.

Rasanya sudah lupa dengan puncak rasa sakit selama kurang lebih sejam perjuangan mengeluarkan buah hati  dengan kehadiran putera kami tercinta.

Aprilio Putera Ali

Semoga menjadi anak yang sholeh,menjadi kebanggaan keluarga dan selamat dunia maupun akherat.......Aamiin...

##########THe End##########

Alhamdulilah,akhirnya selesai sudah Mirip Cinderella...

Terima Kasih untuk semua yang selalu memberikan semangat,vote dan komennya.Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan cerita ini.

er_vinna ,special thanks for you,beb....

Jangan lupa juga jika berkenan untuk membaca cerita baru saya:

SECRET Of The HEART

Kiss,
Me








Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: