Part 26

Buat apalah susah cari kesana kesini
sudah didepan mata kamulah takdirku
Tuhan ciptakan aku
Tuhan ciptakan kamu
Kita berdua di izinkan bersama
Tuk bersatu selamanya

Kamulah Takdirku
Nagita-Raffi

Prilly Pov

"Aku kira kamu sudah bebas tugas sejak dilamar Ali...."

Aku melirik kak Mita yang baru saja keluar dari kamar dengan baju kerjanya menuju meja makan.Sementara aku sibuk menyiapkan sarapan seperti biasa.

"Ah,enggak kak,ini kesempatanku melayani kalian sebelum aku nanti tinggal bersama Ali...aku pasti kangen saat seperti ini..."

Aku berkata sambil menyusun piring dan gelas diatas meja.

"Jadi kamu langsung tinggal bersama Ali setelah menikah?"

Ibu menyahut sambil menyusut hidungnya dengan tissu.

"Iya bu,apakah ibu mengijinkan?"

Aku bertanya pada ibu yang memegang kepalanya.

"Apakah kalau aku tidak mengijinkan kamu menurut? Kalian berdua itukan keras kepala..." Ibu menyusut hidungnya lagi.

"Ibuuu....jangan bicara begitu...kita kan sudah damai,bu..."

Aku menyahuti ibu dan melihat kearahnya,dan mengeryitkan kening.

"Bu,ibu sakit? Aku perhatikan ibu sudah hampir sebulan ini pilek.. ibu minum obat gak sih bu,kok gak sembuh-sembuh?"

Aku bertanya sambil memegang tangan ibu.Hangat.

"Flu dan pilek itu penyakit biasa aja gak usah lebay kamu,Pril..." Mita menyahut sambil mendelikkan mata kearahku.

"Tapi sudah lama gak sembuh juga,suara ibu jadi bindeng,ibu pake inheler terus...ibu gak papa bu? Apa gak sebaiknya kedokter?

Aku ngotot mempertahankan pendapatku karena kuatir melihat ibu.

"Tidak apa-apa,betul kata Mita flu dan pilek penyakit biasa,lagian kalau kedokter takut divonis macam-macam..."

Ibu menyahut sambil tetap memegang tissu yang dipakai untuk menyusut hidungnya.

"Ayu mana,bu?" Mita baru menyadari Ayu belum muncul diruang makan.

"Apa cari-cari aku?" Ayu muncul memasuki dapur.

"Cuma nyari doang...kamu bareng akukan  kekantormu...?" Mita berucap sambil terus nasi sop ayam sarapan pagi ini.

Ibu berdiri sempoyongan dan aku langsung memegangi pundak ibu.

"Ibu kenapa?pusing?mau istirahat dikamar ya,boleh aku bantu,bu?" Aku bertanya karena takut ibu tak suka,tapi ibu diam saja dan aku anggap setuju.

Aku menuntun ibu menuju kamarnya,aku baringkan tubuh ibu diranjangnya.Aku pegang dahi ibu,hangat,lalu aku menyelimuti ibu.

"Ibu tak apa jika aku tinggal keluar hari ini? Aku sama Ali hari ini janji ketempat  Mba Vita untuk Fitting baju bu..."

Aku bertanya sama ibu,ibu menggeleng.

Aku keluar dari kamar ibu dengan perasaan khawatir.Aku liat meja makan sudah kosong,rupanya Mita dan Ayu sudah berangkat kerja.

###

"Haiii sayang..."

Ali langsung memelukku ketika aku baru saja membukakan pintu untuknya.Dia  datang menjemputku untuk pergi ke 'Rumah Cantik' Mba Vita yang mendisain baju pengantin kami.

"Kangen..." Aku mendorongnya duduk di Sofa sambil masih dalam pelukannya.

"Kamu sudah makan,yang? Aku memainkan kancing baju kemejanya.

"Sudah,tadi pulang dulu sebelum kesini,aku makan dirumah,kamu sudah makan?" Ali memainkan rambutku sesekali menciumnya.

"Sudah,tadi juga habis suapin ibu,ibu lagi sakit,yang...sebenarnya aku jadi kuatir ninggalin ibu sendirian..."

Aku memberitahu Ali,keadaan ibu.

"Ya udah,coba aku telpon mba vita apa bisa ditunda besok aja fittingnya..." Ali mengeluarkan handphone dari kantong celananya,memencet nomer telpon sambil merebahkan kepalanya kepangkuanku.

"Hallo Mba Vita...Fittingnya bisa ditunda besok gak mba? Prilly gak bisa nih hari ini..."

"......"

"Iya mba,besok diusahakan banget pasti bisa....In-sha Allah...."

"......."

"Ya,aku janji ,Makasih Mba Vita..."

Ali menutup telponya meletakkan handphone diatas perutnya.

"Udah,yang,besok kata Mbak Vita harus datang,soalnya kan waktunya mepet yang,siapa tau ada yang kurang kan bisa segera selesai..." Ali menatapku,aku mengelus rambutnya.Aku cium dahinya.Dia memejamkan mata.

"Kamu cape ya?"

Tak ada sahutan,tapi kudengar hembusan nafasnya mulai teratur menandakan dia tertidur dengan pahaku sebagai bantalnya. Kupandangi wajahnya yang tampan,kasian calon suamiku,kelihatannya lelah sekali.Kukecup lagi keningnya.

Drrttt....drrrttt...drrrrttt...

Kulihat handphone diatas perutnya bergetar,rupanya disilent makanya tidak ada nada deringnya,mungkin tadi dia meeting sehingga sengaja memakai mode silent.

Aku mengambil handphonenya,bukan bermaksut mengangkat telpon itu tapi menjauhkannya dari perut Ali supaya dia tak terbangun.

Tak sengaja aku melihat siapa penelponnya.

Meisya Meyer Calling

Meisya? Siapa dia?

Aku melihat panggilannya sudah berhenti,karena aku memang tidak berminat untuk mengangkat. Itu bukan handphoneku,yang menelpon kesitu berarti ingin bicara pada Ali. Aku pandang wajah Ali yang polos saat tertidur.

"Aku percaya sama kamu,sayang..." Aku membelai wajah tampannya sambil menyandarkan kepala diSofa. Aku juga hampir terbang kealam mimpi ketika telpon Ali bergetar lagi.

Meisya Meyer calling

Dia lagi? Pentingkah? Apa harus aku angkat,siapa tau penting aku tinggal sampaikan pada Ali. Tapi aku masih tak berani. Sampai panggilannya berhenti lagi. Aku sentuh panggilan tak terjawab itu,dan ternyata ada 10x panggilan tak terjawab dari orang ini sebelumnya.

Drrt...drrt...drrt...

Tanda sms masuk.

Meisya Meyer sei.danau
Abang sedang apa sih,kenapa tidak menjawab telponku...

Abang? Kenapa hatiku jadi tak enak.

Aku menyentuh layar handphone  menggeser kebawah layar untuk melihat sms sebelumnya.

Abang lagi apa?

Lagi kerja

Gak kangen sama aku bang?

Enggak

Ah abang jahat,aku susul nih kesana

Jantungku berdegup kencang membacanya. Siapa dia? Dari nama kontaknya ada sei.danau berarti maksutnya sungai danau,apakah ini kenalannya Ali sewaktu berada disana. Jadi selama berada di sungai danau sepertinya Ali dekat dengan perempuan ini? Oh Tuhan,kenapa hatiku menjadi panas mengingatnya. Aku terbakar cemburu saat ini. Tolong aku cemburu...

Drrttt...Drrrttt...Drrrttt...

Dia lagi? Aku menarik nafas.

Perlahan aku menggeser layar ke tanda hijau untuk menerima.

"Akhirnya diangkat juga,ngapain aja sih bang dari tadi telponku gak diangkat? Aku kuatir sama abang, aku kangen sama abang,ihh abang ah...udah kemaren balik Banjarmasin abang ga pamit sama aku..."

"Hallo...maaf kamu mencari Ali?Ali-nya tidur...."

"Loh,siapa ini kok berani ngangkat handphonenya abang?"

"Ini Prilly,apa Ali pernah cerita tentang calon isterinya?"

"Calon isterinya? Jadi benar abang punya calon isteri?

"Yaa...dan tolong jangan kuatirin Ali lagi ya,cukup aku aja yang kuatir sama dia,aku mampu jagain dia jadi kamu jangan kuatir lagi ya...makasih banyak Meysa...Assallamualaikum"

Aku selesaikan panggilan itu dan meletakkan handphone Ali disampingku.

Kurasakan Ali bergerak dipangkuanku,memiringkan badannya,kepalanya menghadap keperutku,matanya masih terpejam.

"Kacian cape ya..."

Aku bicara sendiri sambil mengelus tangannya yang ada didepan dadanya.Tangannya bergerak memegang tanganku dan mendekap didadanya.

"Ini orang sebenarnya tidur apa enggak sih? Gelisah amat bang, tidurnya?"

Aku memainkan bulu matanya yang lentik dengan jariku.

"Dari tadi digangguin kamu mana bisa nyenyak...?" Ali bicara dengan suara serak dengan mata tetap terpejam.

"Si abang mah,siapa yang gangguin? Abang...abang sayanggg,kangen nih sama abang..."

Aku menyindir dengan memanggilnya abang. Eh,dia senyum-senyum. Ihh menyebalkan,aku gigit pipinya.

"Auww..." Ali membuka matanya sambil mengelus pipinya yang baru saja aku gigit.

"Rasain,wleee.." Aku menjulurkan lidahku didepan wajahnya yang masih ada dipangkuanku.

"Kok gitu sih,kan sakit,yang..."

Ali duduk sambil meringis tapi tau dia pura-pura,aku gigitnya pasti pelan kok,takut kulitnya yang mulus jadi berantakan gara gara aku.

"Biarin,sana-sana minta elusin sama siapa tu si meisya,sanaaa..." Aku mendorong dorong bahunya. Ali malah tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya. Ah,pasti aku ketahuan ni kalau lagi cemburu.

"Beneran niii,aku disuruh ya....ya udah..."

Ali berdiri dari duduknya,aku juga ikut berdiri dan berlalu ingin meninggalkannya,tiba-tiba aku jengkel sama Ali,bisa-bisanya bilang begitu,bukannya ngerayu kek,dijelasin kek si meymeysha itu siapa? Sudah tau juga aku cemburu.

ALI Pov

"Biarin,sana-sana minta elusin sama siapa tu si Meisya,sanaaa..." Prilly berkata sambil mendorong bahuku,aku tersenyum menggigit bibir bawahku karena wajahnya lucu sekali saat sedang cemburu.Tiba-tiba aku ingin menggodanya lagi biar nanti dia pasti akan memelukku dari belakang lagi.

"Beneran ni,aku disuruh ya...ya udah..."

Aku berdiri,dia juga ikut berdiri,tapi heii wajahnya benar-benar terlihat tak suka dan bergerak ingin berlalu dari hadapanku. Reflex aku meraih tangannya.

"Apalagi?" Matanya melotot,sepertinya dia benar-benar jengkel padaku.

"Duduk dulu,aku minta maaf..."

Prilly duduk kembali,akupun mengikutinya duduk,tapi dia memalingkan wajahnya seperti biasa kalau dia marah atau ngambek,dia pasti malas melihat wajahku.

Aku memeluknya dari belakang dalam posisi duduk tanganku melinggar didepan dadanya.Dia sama sekali tidak menoleh tapi juga tidak menolak.

"Makasih sudah jawab telpon dari dia,aku sudah putus asa semenjak balik keBanjarmasin tiap hari dia mengganggu dengan telponnya..aku sudah bilang secara tidak langsung kalau aku punya kamu tapi dia tetap gak ngerti...."

Aku bicara lembut ditelinganya.

"Sumpah, yang ,aku ga ada apa-apa sama dia,dia anak Manager operasionalku,usianya 18tahun,mau lulus SMA,dia minta bantuan aku belajar karena waktu itu mau UN."

Aku melanjutkan sambil mencium rambutnya.

"Gurunya mana?kok kamu yang ngajarin...kamu juga pasti ni yang kecentilan,sok akrab,sok baik,aku bisa mati cemburu kalau kamu seperti itu terus...dengar nadanya menelpon aja sungguh kecentilan tau gak?

Prilly menyahut tanpa bisa kuliat ekspresi wajahnya,tapi pasti lucu sekali bibirnya manyun-manyun.

"Aku minta maaf ya,buat apa susah susah cari kesana kesini,udah didepan mata kok kamu takdirku.." Kusisihkan rambut yang menutupi tengkuknya dan kukecup dengan bibirku. Prilly nampak kaget dan berbalik menatapku.

"Eh,sembarangan cium-cium,nih liat... aku  jadi merinding kan...aduhh bahaya ya lama-lama dekat kamu....."

Aku tertawa melihat dia menunjukkan lengannya yang merinding dan memukul lenganku. Sakit.

"Duh,punya calon istri kenapa suka kekerasan  begini sih..." aku menekan kepalanya dengan dua tanganku.

"Eit kalau gak keras katanya gak enak lo...eh...." Prilly menutup mulutnya.

"Heii....siapa yang bilang,ayoo belajar sama siapa?" Aku menatap geli kearahnya karena wajahnya benar-benar lucu kalau malu.Berwarna warni.

"Akuu...akuu...aahhh...Aliiii....lepasinnn....!

Prilly meronta-ronta karena aku peluk erat dari belakang.

"Dijawab dulu kamu tau darimana? Baru aku lepasin nih...."

"Aku buka internet...."

"Nonton film?

"Bukannn....baca artikel...

"Judulnya?

"Bagaimana melewati malam pertama"

Aku terdiam rasanya mau tertawa,tapi kasian dia menunduk dalam sekali.Walaupun aku duduk dibelakangnya tapi aku tau pasti wajah memerah.Salahnya sendiri kenapa tadi keceplosan,aku kan jadi  penasaran.

Aku membalikkan badannya.Dan memeluknya sambil mengelus rambutnya.

"Aku takuuut...!"

"Kenapa?

"Nanti pelan-pelan ya,katanya bisa berdarah...."

"Udah ah jangan ngomongin itu bikin aku gak tahan..." Perutku benar benar hampir kram menahan tawa,kenapa dia lugu sekali sih?

"Ihhh Aliiii..."

Dia memukul-mukul dadaku.

"Udah,gak usah mikirin itu,pikirin ni persiapannya dulu,masih banyak lo yang belum kita selesaikan sementara waktu cepat berlalu...berdoa semoga lancar ya..."

Aku menenangkannya.

Pranggggg!

Kami berdua kaget mendengar bunyi sesuatu jatuh dan pecah kelantai marmer.

"Ibuuu....?"

Prilly menarik tanganku sambil berlari menuju kamar ibunya.

####

"Kenapa,bu...?" Prilly memungut gelas yang pecah disamping tempat ibunya berbaring.

"Ibu haus tadi mau minum tadi tapi gak tau gelasnya terlepas..."

Prilly lari keluar kamar membawa pecahan gelas dan kembali dengan gelas baru yang berisi air.

"Ini bu minum..." Prilly membantu ibunya duduk dan meminumkan air yang dibawanya,sementara aku duduk disisi ranjang.

"Ibu sebaiknya kedokter,nanti aku temani..."

"Nanti saja selesaikan urusanmu dulu,aku tak apa...biasa aja flu pilek begini..."

Prilly menatap ibunya seperti berpikir.Mungkin sama denganku,sakit apa sih ibunya,sepertinya bukan flu dan pilek biasa?

####

Hari hari selanjutnya kami disibukkan.dengan aktifitas persiapan pernikahan kami. Setiap hari yang biasanya terasa cepat sepertinya lambat bagi kami berdua.

Rasanya sudah tak sabar untuk segera hidup bersamanya berdua saja dirumah.

Dan saat ini minggu terakhir atau H-6 pernikahan kami,dan kami sudah tidak boleh bertemu lagi.

Akupun sudah dilarang keluar rumah,karena katanya calon pengantin famaly keluyuran.Paling Aril dan teman-teman dekatku yang mengunjungi aku.

Tiap malam aku berlatih ijab kabul,supaya nanti bisa dalam satu tarikan nafas saja.Gugup juga ternyata.

Tringgg....
Prilly Chatarina
Sayangggg.....i miss youuuu... :'(

Ali Zabir Keanu
Miss you too,yang... :*

Prilly Chatarina
Kamu lagi apa?

Ali Zabir Keanu
Mikirin.......

Prilly Chatarina
Mikirin apa?

Ali Zabir Keanu
Malam pertama

Prilly Chatarina
Aliiiiiiiiii.......

####

Trims ya....
Vote and comment buat aku semangat..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: