Part 24

'Badai Pasti Berlalu.....'

Author Pov

Ibu Cory terkejut melihat tamu yang berdiri didepannya.

"Silahkan masuk....,maaf saya berantakan sekali karena tak tau rencana kedatangan kalian ...."

Ibu Cory tergopoh-gopoh mempersilahkan tamunya masuk.

"Ya ya,ga apa,memang sengaja kami datang kemari segera,supaya masalahnya cepat selesai...."

Tamu Bu Cory berkata sambil duduk.

"Sengaja juga kami datang kemari dengan mengajak keluarga Abdullah,karena kami tau suami ibu sudah tidak ada sehingga saya kira pak abdullah cukup menjadi saksi pembicaraan kita hari ini..."

###

"Ya Allah,ampuni segala dosaku,dosa ibu dan ayahku,dan dosa seluruh keluargaku..."

"Ya Allah,hanya pada-Mu hamba meminta,hanya pada-Mu hamba memohon...tunjukkan hamba jalan yang benar,hanya Engkau yang bisa membolak-balikkan hati,Engkau yang memberikan rasa cinta ini,Engkau pasti akan memberikan jalan yang terbaik, jika hamba tak mampu melupakannya seperti saat ini hanya Engkau yang bisa memberi jalan...."

"Ya Allah,perkenankanlah doaku,tiada kekuatan lain yang kuasa mengabulkan permohonanku,kecuali hanya Engkau Ya Allah..."

"Aamiin..."

Prilly mengusap wajahnya,doa setelah sholat magribnya demikian khusyu dan panjang kali ini.

Sudah hampir sebulan ini dia mencoba untuk melupakan rasa cintanya kepada Ali,dan mencoba melupakan harapan yang besar terhadap pria yang pernah berjanji akan mencari jalan keluar dari masalah mereka.

Telepon Genggam milik Alipun masih ada padanya,tapi tak sekalipun Ali menghubungi atau memberinya kabar. Hanya Sofia yang sesekali menelponnya,sekedar menanyakan kabar dan menghiburnya dan pernah sekali ada telepon dari Nina yang mencari Ali,mungkin dia tak tau telpon Ali sekarang ada ditangannya.

"Ali sedang keluar,handphonenya ketinggalan ini siapa?" Prilly berusaha menjawab baik-baik mendengar suara seorang wanita disebrang sana mencari Ali.

"Ini kakaknya ya, saya Nina....." Suara disebrang sana menyahut. Prilly waktu itu agak bingung,Nina? Kalau tidak salah Nama istrinya Pak Nata itu Nina.

"Iya ini kakaknya,ada pesan apa Nin sama Ali?" Prilly menyahut lagi,ingin tahu apa maunya istri orang itu menelpon laki-laki lain.

"Saya cuma mau minta maaf sama dia...."

"minta maaf soal apa?"

"Ali tau kok kak..."

"Oh ya udah nanti saya sampaikan...."

Minta Maaf? Terus kalau sudah dimaafkan,maunya apa? Bisa-bisanya sudah jadi istri orang masih sempat menelpon Ali.Prilly membatin waktu itu.

Prilly tersenyum saat Lain waktu ada sms masuk.

Sarah Maya Seftiani
Li,kamu bisa antar aku gak hari sabtu kereuni SMA aku,digedung sasana bina krida?

Sarah? Prilly menghela nafasnya. Ali memang sosok yang mudah sekali disukai wanita.Siapapun yang melihatnya apalagi tau dari keluarga mana dia berasal,tentu akan jatuh hati pada Ali. Dan Prilly tak tau bagaimana cara bergaulnya Ali dengan teman-teman wanitanya.Apakah dia hangat ,terbuka dan gampang akrab dengan lingkungannya ataukah dia tetap menjaga hatinya dengan berusaha tidak peduli wanita-wanita yang mendekatinya.

Sudah sebulan,putus asakah Prilly? Bukan putus asa tapi lebih kesadar diri,siapa dirinya harus diperjuangkan sedemikian rupa. Tentu masih banyak wanita lain yang lebih daripada dirinya yang layak untuk Ali perjuangkan.

Prilly memejamkan mata,mencoba melupakan bayangan Ali,tapi tentu saja masih belum bisa.

Kenangan yang indah saat bersama dengannya tak mudah dihilangkan,berseliweran didepan matanya,senyumnya,matanya,alisnya,hidungnya.Terbayang saat semua itu didepan mata dan dapat diraba tangan mungilnya.

"Pril...lagi berdoa apa? khusyu bener,sampe belum lepas mukena..."

Sebuah kepala menyembul dari balik pintu kamar yang dibuka.

"Sofiiiii????" Prilly berdiri,melepas mukena dan melipat sajadahnya,menghampiri dan menarik Sofia masuk dalam kamarnya.Prilly memeluk Sofia dengan perasaan rindu. Sejak Sembuh dari kecelakaan waktu itu,Sofia masih belum boleh menyetir sendiri,dan belum boleh keluar rumah dulu,supaya kondisinya cepat pulih karena dia harus segera balik keMalang kalau sudah sembuh benar.Sehingga merekapun tidak pernah bertemu hanya saling menelpon saja.

"Ayo,keluar,kamu ganti baju dulu,sini aku pilihkan,ntar aku dandanin juga..."

"kenapa harus berdandan segala sih Sof?" Prilly bingung dengan tingkah Sofia.

"Percaya saja sama aku....udah ah,jangan pake lama...!

###

"Jadi begini ya Bu Cory saya langsung saja,kedatangan kami kemari untuk menyampaikan sesuatu hal yang berkaitan dengan anak ibu..."

Bu Cory berpandangan dengan Ayu dan Mita ketika tamu didepannya berbicara dengan wajah yang berwibawa. Saat menyuruh tamu mereka masuk dan duduk,Ibu Cory memanggil Mita dan Ayu sedangkan Prilly ketika ditanya masih ada dikamar.

"saya aja yang memanggil ya bu..." Sofia beranjak kedalam menuju kamar Prilly.

"Tentu kita sama-sama tahu,apa yang terjadi dengan anak-anak kita,untuk itu saya juga tidak terlalu berbelit untuk menyampaikan ini,pada intinya kami sekeluarga melamar anak ibu untuk dinikahi putera kami...."

Mata Mita dan Ayu membelalak terkejut. Wajah Bu Cory kelihatan tegang.

"Ibu tidak perlu khawatir dengan semua acara yang akan dilaksanakan itu menjadi beban kami,dari acara lamaran secara resmi,pertunangan,Hantaran Jujuran ,juga pernikahan dan resepsi perkawinannya semua akan kami serahkan pada weeding organizer..."

"Tidak lupa juga karena Prilly mendahului kakaknya untuk menikah, akan ada pelangkah untuk kakak-kakaknya,lengkap,yaitu pakaian dari ujung rambut keujung kaki,emas  dan sejumlah uang seperti isi dari Hantaran yang akan kami serahkan diacara Hantar jujuran atau seserahan yang diterima oleh  Prilly..."

Pelangkah itu kalau dalam adat Banjar dilakukan untuk menghormati kakak yang akan ditinggal menikah duluan.Jadi pelangkah itu adalah seserahan yang akan diterima Mita dan Ayu seperti yang diterima Prilly saat acara seserahan yang kalau adat di Banjarmasin disebut hantar jujuran.

"Bagaimana Bu Cory? Anda setuju menerima anak saya sebagai calon menantu Bu Cory?"

Ibu Cory seperti tidak menginjakkan kaki dibumi lagi mendengarnya.Antara tak percaya ternyata harga diri Prilly dimata orang lain lebih tinggi dibanding dimata dia ibunya sendiri.

Tak menyangka anak bungsunya yang selama ini dia remehkan mendapatkan perhatian yang begitu besar dari orang yang seharusnya lebih meremehkannya.

Bagaimana tidak,selama ini Bu Cory meyakini,tidak mungkin orang tua Ali akan terima dengan apa yang sudah dilakukannya dan pasti akan menjauhkan anaknya dari Prilly,bukankah banyak yang lebih baik dari Prilly? Dan Ternyata dugaannya salah, malah sebaliknya orang sekelas Zailani Zairullah turun langsung melamar putrinya.

"Apakah Bu Cory ada penawaran khusus?"

Pak Zailani bertanya lagi.

"Gak papa Bu Cory sebut saja apa yang Bu Cory inginkan ..harta buat kami bukan segalanya,karena ketika nyawa sudah tidak diraga,apa artinya harta? Kita dikubur tak membawa itu semua,tapi anak-anak kita ini yang akan mendoakan saat kita sudah tak dapat berdoa sendiri,untuk itulah kita harus mendukung kebahagiaan mereka,bukan begitu Pak Abdullah..?" Ayah Ali berkata sambil minta persetujuan Pak Abdullah untuk membenarkan kata-katanya yang diiringi anggukan oleh Ayah Sofia tersebut.

Bu Cory tertunduk. Sebenarnya Ayah Ali berkata itu sesuai dengan  prinsipnya saja dan tidak tahu menahu dengan sejarah hidup Bu Cory yang matrealistis.

"Saya terserah dengan anak saya saja, Pak Haji...."

Akhirnya Bu Cory menjawab diiringi senyum lega dari semua yang hadir.

####

PRILLY POV

"Ayooo...." Sofia dengan bersemangat menarik tanganku keluar dari kamar setelah memaksaku memakai dress  warna putih diatas lutut dan berlengan sesiku.Merapikan rambutku yang tergerai dan mendandaniku dengan make-up tipis.

Aku masih terheran-heran kenapa aku harus berdandan seperti ini,memangnya mau kemana?

"Nah,itu dia yang dilamar...kita tanyakan langsung sama orangnya saja...apa dia menerima atau tidak?" Pak Abdullah besuara diiringi tolehan dari semua yang hadir kearahku yang baru saja sampai keruang tamu bersama dengan Sofia.

Seketika Aku menegang melihat ruang tamu penuh dengan keluarga Ali dan ada keluarga Sofia juga. Apakah aku bermimpi? Melihat Ali diantara mereka dengan tatapan rindu,apakah aku tidak salah lihat? Di Lamar? Apakah aku tidak salah dengar?

Tiba-tiba kepalaku berputar-putar dan seketika semuanya berubah menjadi gelap.

####

ALI Pov

"Prill...heiii...!"

Seketika aku panik melihat Prilly tiba-tiba jatuh .Untung saja Sofia masih cepat menahan tubuhnya dan aku secepat kilat lari kearahnya menggantikan posisi Sofia.

Ayu segera mengarahkanku menuju kamarnya yang terdekat dengan ruang tamu.

Tentu dia syok dengan kedatanganku yang tanpa mengabarinya dulu setelah satu bulan kami tak ada komunikasi sama sekali.

"Papa menuntut tanggung jawabmu,kamu harus mau menjalankan tugas kearea kebun kelapa sawit disungai danau selama sebulan.."

Aku diam memikirkan kata-kata Papa,sebenarnya itu harus memang sudah tugasku untuk mencek kearea perkebunan.

"Papa janji akan melamar Prilly jika kau  berhasil melaksanakan tugas disana dan sudah benar benar yakin dengan pilihanmu .."

"Benarkah?"

Aku menatap tak percaya pada Papa.

"Dengan catatan,selama sebulan kamu tidak boleh berkomunikasi dengannya,dengan demikian cinta kalian teruji apakah bisa bertahan atau tidak ." Papa berujar lagi

"Bagaimana ? Ya atau tidak sama sekali?

Akupun menyanggupi syarat Papa,karena Papa orangnya tegas kalau sudah  mengeluarkan perintah.

Aku hanya bisa menitipkan Prilly pada Sofia.Agar aku tetap bisa tau kabar Prilly darinya.

Kupandangi wajah periku,rindu sekali padanya.Kasian dia pasti tersiksa selama sebulan ini.Dari cerita Sofia aku juga tau ada telpon dari Nina dan sms dari Sarah dan aku meminta Sofia untuk menyuruh Prilly jangan menghiraukan hal itu.

Sofia meletakkan minyak kayu putih didepan hidung Prilly,aku menggenggam tangan Prilly yang dingin.Tak lama matanya bergerak dan terbuka.

"Sayang ..."

Kuelus pipinya.Dia menatapku sesaat lalu segera duduk dan memalingkan wajahnya.

"Heii,maafkan aku... aku tau kamu marah karena aku tak ada kabar selama sebulan,tapi aku bisa jelaskan sekarang sama kamu...."

Aku memalingkan wajahnya untuk menghadapku lagi.Kulihat airmata menggantung dipelupuk matanya.

"Aku benci sama kamu,aku benci sama kamu,benci sama kamu,benciiiii.."

Dia memukul-mukul dadaku sambil menangis.

Aku meraih dan memeluk erat tubuhnya yang terguncang karena menangis.Kubiarkan dia menangis didadaku.Kuusap punggungnya pelan.

"Aku cinta sama kamu,yang...!"

####

 Terima Kasih yang sudah memberi vote dan commentnya....

 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: