Part 16

'Takdir dalam hidup sudah tertulis sebelum kita dilahirkan....
Rezekii,jodoh dan semua sudah ada yang mengatur...
berdoa adalah jalan terbaik untuk berusaha menjalani takdir yang terbaik yg sudah tertulis'

ALI POV

"Jadi,bapak cuti seminggu,dari jumat sampai jumat lagi?

Aku membuka surat permohonan cuti Pak Nata dan menatap laki-laki berusia 32tahun didepanku.

"Iya,pak?Apakah bapak keberatan?kalau memang tidak boleh saya rabu saja lebih awal masuknya...tidak usah jumat..."

Pak Nata bertanya tapi memutuskan sendiri juga.

"Oh tidak pak,malah menurut saya tanggung pak kalau masuk jumat,sabtu dan minggu libur lagi.Bagaimana kalau hari senin saja...?

Aku menawarkan cuti lebih panjang padanya.

"Benarkah bapak tidak keberatan?"

Mata Pak Nata kulihat berbinar.

"Tentu saja tidak keberatan,pak,itu kalau dihitung hari kerja bapak cuma cuti 6hari dipotong dua kali sabtu minggu itu memang hari libur bapak..."

Aku meyakinkan Pak Nata dengan hitungan hari kerja.

"Pasti calon Istri saya akan senang mendengarnya,Pak..."

Berkata begitu Pak Nata tersenyum sumringah.

Calon istrinya,Nina Indriani....usianya sama denganku 23tahun,berarti usia mereka terpaut 9tahun,pasti Nina sangat bahagia punya calon suami dewasa seperti Pak Nata,dan juga pasti Nina akan bangga suaminya Manager dan kaya menurut dia.Aku jadi membayangkan bagaimana kalau dia tau,aku ini Direksi dikantor suaminya bekerja?Bukan cuma direksi tapi pemilik baru perusahaan ini.

Ah,sudahlah,untuk apa memikirkan calon istri orang.

Sekarang aku sudah memiliki seseorang yang membuat aku bisa tertawa bersamanya,yang butuh aku untuk dilindungi,dekat dengan hatiku untuk kucintai.Prilly Chatarina Windarta.Walaupun status kami sekarang bukan berpacaran.

"Jadi,rencana kalian apa setelah berpacaran?" Prilly tersedak mendengar ucapan mama ketika kami sedang makan malam kemarin.

Aku dengan cepat mengambil air putih disamping Prilly untuk membantunya segera mendapatkan pertolongan pertama pada kecelakaan.Ya,anggap aja tersedak itu kecelakaan yang perlu pertolongan pertama dan aku akan segera memberikan pertolongan kedua.

"Siapa bilang kami berpacaran ma?"

Aku menjawab mama yang ada diseberangku,entah bagaimana wajah Prilly disampingku mendengarnya.Mama mengerutkan kening menatap aku dan Prilly bergantian,mungkin mama heran dan tak mengerti dengan ucapanku.Soalnya mamaku itu tau benar,aku tak pernah membawa-bawa seorang gadis kerumah,paling dulu gadis itu sendiri yang main kerumah,kalau kali ini diajak kerumah pikir mama pasti spesial.

"Iya,ali nganggapnya bukan berpacaran ma,tapi ta'aruf,mengenal lebih dekat,kalau udah yakin cocok dan ketemu waktu yang tepat mau segera menikah...."

Kali ini mama yang tersedak mendengar ucapanku dan giliran papa yang duduk disamping mama memberikan pertolongan pertama pada mama.

"Lalu?"

Papa dengan wajah penasaran bertanya sepertinya merasa belum jelas dengan pernyataanku.

"Dengan kata lain,ini calon Nyonya Ali,Pa"

Aku melirik Prilly,wajahnya bersemu merah.Aku berhasil membuatnya tidak bisa bernafas barangkali.Memang kurang ajar aku ini,tanpa ngomong apa-apa sama orangnya aku langsung membuatnya ketar ketir dihadapan orang tuaku.

"Segera saja kalau sudah yakin Li,Prilly setuju-kan?"

Mama bertanya to the point pada Prilly.Aku langsung tertawa tergelak melihat muka Prilly yang lucu mendapat serangan bertubi-tubi.

"Mama nanyanya jangan sekarang,kan ali udah bilang tadi tahap mengenal lebih dekat..."aku memberikan pertolongan yang ketiga pada calon nyonyaku.

"Maaf, Pak Ali.....?"

Lamunanku tentang Prilly terputus saat Pak Nata berkata itu sambil menatapku bingung.Eh,pasti aku sedang senyum-senyum didepannya tadi.

"Eh,iya pak?" Aku segera kembali fokus dengan surat pengajuan cutinya yang segera aku tanda tangani tanda aku setuju dengan pengajuan cutinya itu dan mengembalikan padanya.Aku coret tanggal yang semula dan memberikan note tanggal baru untuk waktu cutinya.

"Surat cuti nanti diserahkan  ke Hrd ya pak,dan juga tolong serahkan tugas-tugas Pak Nata pada Lia,nanti Lia akan berkoordinasi dengan team keuangan lainnya jika ada yang perlu diperjelas..." aku menyebutkan Lia asistennya.

"Baiklah, Pak...saya harapkan kehadiran bapak untuk memberikan doa restu pada kami minggu depan ya pak..." Pak Nata tersenyum sambil berdiri dan segera aku salami dia.

"Iya,In-sha Allah saya akan datang,Pak...

terima kasih mengundang saya dan keluarga"

###

PRILLY Pov

Tring...

Ada bunyi bbm masuk dihandphone-ku.Jelas terlihat nama pengirimnya Ali Zabir Keanu.Aku melirik jam dinding diatas pintu, jam setengah sembilan,Tau aja dia jam segini aku sudah didalam kamar dan sudah memegang handphone.

Ali Zabir Keanu
Yang,malam minggu ini siap-siap,ada undangan dari temanku ,resepsi pernikahan diBallroom Hotel Mercure...

Hmm...dia ini, katanya tidak berpacaran tapi membuat aku keretek-keretek terus dengan panggilan 'yang' nya itu.

Prilly Chatarina
Iya...li...

Ali Zabir Keanu
Li? :'(

Prilly Chatarina
Iya sayang... :p

Ali Zabir Keanu
Ya udah,kamu bobo yang...
Ntar besok telat sholat subuh...

Prilly Chatarina
Iya yang ini udah mau bobo...

Ali Zabir Keanu
Oke yang happines dream yaa...:*

Aku senyum-senyum sendiri membaca kembali chattku sama Ali pria pelindungku itu.

Katanya tidak berpacaran tapi isi chatt seperti dua hati yang punya ikatan.

Ya memang katanya kemarin Ta'aruf.Ta'arufkan kalau kita tidak kenal lalu dikenalkan,dijodohkan langsung menikah ketika pertama kali merasa cocok,ga ada pendekatan yang lama-lama.Tapi biarlah,Ali memang tidak suka dengan kata berpacaran itu barangkali.

Ali,ali...mimpi apa aku semalam bertemu dengannya dan menjadi dekat?Bahkan dia sekarang menjadi sumber kebahagiaanku disela hari-hariku dirumah yang selalu buruk.

Dirumah dicaci,tapi olehnya malah dipuji

Dirumah diomeli,tapi dengannya merasa hepi

Dirumah gelas melayang,tapi bersamanya hatiku yang melayang...

"Ini masih sakit? "
Ali menyisih poni miring yang menutupi kening memarku.Saat itu kami duduk dibangku samping kolam renang setelah makan malam berbincang sejenak dan kemudian papa dan mamanya pamit beristirahat.

"Udah engga..."
Aku menjawab datar mengalihkan pandangan dari mata kedahinya untuk  menghindari tatapan langsung kemanik matanya,karena aku gak kuat.

"Bohong..."
Ali menekan keningku sepertinya gemas dengan ucapanku dan itu membuat keningku tambah sakit.

"Aliii...sakitttttt..."aku merengek manja menjauhkan tangannya dari dahiku.

"Tu kan sakit..."

"Iya kamu tekan begitu kan sakitttt.." rengekku lagi.

"sini .... sini...aku tekan lagiiii..."Ali  melayangkan tangannya lagi ke dahiku.

"Ih enggak..." Aku menangkis tangannya,dia tertawa kesenangan berhasil menggodaku,dia memegang pergelangan tanganku melepasnya dan mengarahkan kembali kekeningku,aku kembali memegang tangannya sambil tertawa dan  berdiri  berbalik membelakanginya,Ali ikut berdiri dan langsung memelukku dari belakang sambil tak henti tertawa.Aku pegang lengannya yang melingkar didepan dadaku.

"Mau lari kemana....." Ali tertawa sambil berbisik,hembusan nafasnya menyapu daun telingaku.

"Tangan Ali nakal...bikin tambah sakit kening aku...." Aku merengek manja sambil tal berhenti tersenyum lebar.

Dia melepaskan pelukannya,dan membalik tubuhku menghadapnya,sekarang dia berhenti tertawa tapi tersenyum manis sambil menggigit bibir bawahnya.

"Maaf...sini aku kasih salep anti memar dulu..."

Dia menarik tanganku kembali duduk,menarik sesuatu dari kantong celananya,sebuah salep berbentuk gel,tersentuh keningku terasa dingin sekali.

"Ini kamu bawa pulang yang,ntar dirumah kalau habis bersihin wajah,kamu olesin lagi..."

Perhatian sekali dia padaku.Apa katanya tadi ?yang? Aku jadi melayang-layang.

"Aku pingin panggil kamu itu,kamu juga harus..."

"Tapiii...."

"Aku serius dengan ucapanku dimeja makan tadi ,beneran,aku bicara didepan rezeki yang kita makan loh,pada saatnya nanti Allah pasti memberi Jalan,berdoa ya,semoga kita berjodoh..."

###

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: