Part 12
'masa lalu hanya untuk kenangan'
'masa depan adalah tujuan'
'masa lalu hanya untuk menjadi pelajaran'
'masa depan adalah sebuah tantangan'
Author Pov
Ali menatap layar laptopnya,tersenyum melihat rekaman dirinya dan Prilly sedang berduet "Ada Cinta".
Ketika Sofia meminta menyanyikan lagu itu,sejenak pikiran Ali melayang ke 2tahun yang lalu.
"Nonton,yuk....!"
"Ayooo...nonton film apa?"
"Love is Cinta...aku suka film yang romantis,kamu?"
"Aku sih suka action,tapi kalau kamu mau nonton film itu ya udah aku temani..."
Ali Pov
Kulihat Nina serius sekali menatap layar lebar didepan kami yang sedang memutar love is cinta... kulihat sekilas Acha Septriasa,Andika Pratama,Irwansyah dan Raffi Ahmad.
Aku gak ngerti gimana ceritanya ketika distudio yang remang remang, kuliat airmata Nina menetes apalagi ketika melihat Acha menyanyikan lagu yg aku ketahui belakangan dari Nina judulnya Ada Cinta.
"Cengeng ihh...."
Aku hapus airmatanya dengan tangan kananku dan tangan kiriku berada dibahu kirinya.
Dia cemberut,mungkin merasa terganggu dengan kehikmatannya menghayati film.
Aku benar benar hanya menemani tidak menonton karena perhatianku hanya pada Nina.Dari samping dia cantik sekali.Kusentuh tangannya,dia reflek melihat kearah tanganku sambil tersenyum mengalihkan pandangan kearah wajahku.
Dia menoyor pipiku pelan sambil menunjuk layar,maksutnya mungkin jangan ganggu dia,hehe tetap aja aku gangguin,aku main-mainkan rambutnya yang sebatas bahu,aku tak peduli dia memelototkan matanya yang bercahaya distudio yang hanya diterangi oleh cahaya layar lebar.
"Aliiiii...." ucapan Nina yang setengah berbisik ditelingaku membuat aku tertawa.Nina menutup mulutku barangkali takut suara tawaku mengganggu orang yang sedang asik menonton.
Akhirnya sampai selesai film Nina membiarkan aku menggenggam tangannya,dan Setelahnya setiap mendengar Ada Cinta membuat aku selalu teringat pada Nina.
Itulah sebabnya ketika Sofia meminta lagu itu untuk kunyanyikan bersama Prilly aku sedikit terkenang dengan kedekatanku pada sosok Nina yang membuatku sedikit lemas menjawab "Oke..." dan untungnya Sofia tidak begitu peduli.
###
"Bro.....!"
Aku menangkis serangan bantal berbentuk bola bermotif barca dan menoleh untuk melihat siapa pelakunya.
"Pa'an sih bro,ngagetin aja,bilang Assalamualaikum,ketok pintu dulu kek masuk kamar orang...."
Aku mengubah posisi tengkurap menjadi duduk bersandar dikepala ranjang.
"Emang ente kalau masuk kamar ane assalamualaikum? "kata Ariel sambil mengambil tempat disebelahku.
"Rekaman malam kemaren ya?"
Ariel melongokkan kepala ke laptop yg sekarang posisinya ada dipangkuanku dengan posisi kaki bersila.
"Ente liatin itu sambil bengong napa ente?"
"Gebetan baru ente ya,siapa namanya,Prilly?"
"Emang sudah bisa lupain Nina?"
Cerewet sekali Ariel.Habis makan apa dia?Apa katanya tadi gebetan baru?Sudah bisa lupain Nina?
"Jangan bawa-bawa masalalu...liat masa depan ane aja tuuu...!"
Aku menunjuk laptop dengan daguku,disitu terlihat foto Prilly dan aku yang sedang berpandangan diatas panggung aku jadikan wallpaper layar laptopku.
Aku heran juga dengan kata-kataku yang keluar secara spontan ini.Apakah serius aku mengatakannya atau hanya sekedar untuk mematahkan ucapan Ariel yang membawa-bawa,masalaluku?
Masa lalu bagiku hanya kenangan saja,cukup dijadikan pelajaran untuk dimasa depan.Lagipula perasaanku pada Nina sudah berlalu.Aku sudah mencoba Move on,dan meyakini bukan dia yang terbaik buatku.
"Syukur deh klau ente sudah bisa move on dari Nina,ane bawa kabar nih..." Ariel berucap sambil mengeluarkan sesuatu didalam tasnya.
"Kabar? "Aku pandang Ariel dengan kening berkerut.
###
Banjarmasin, Maret 2015
Bismillaahirrahmaanirahiim
Teriring Asma Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Perkenankan kami menyatukan langkah mendorong putra putri kami :
SURYANATA ABIZAR,SE,MM
Bin H.AHMAD RIDHO
Dengan
NINA INDRIYANI,SH
Binti MUHAMMAD AMIN
"Dua minggu lagi,bro...."
Suara Ariel menghentikan Ali untuk membaca lebih lanjut undangan berbentuk kalender meja itu.
"Ane ketemu dia kemaren di kantor Weeding Organizernya Harim ane..."
Ali tetep aja bisa tersenyum mendengar Ariel menyebut pacarnya 'harim' gaya orang arab aja si Ariel padahal idung mancung kedalam.
"Memang masih dua minggu tapi katanya mumpung ketemu jadi nitip buat ente..."
"Dia nanyain ente,gimana kabar ente, sekarang kerja dimana,sudah merit belum?" Ariel melanjutkan lagi.
"Ane gak cerita apa-apa bro soal ente,ane cuman bilang ente baik dan sehat,sedang memulai usaha keluarga dan ane bilang ente sudah punya pacar...."
Ali menoyor kepala Ariel.Ariel ngakak.
"Ya kan ane mau ngangkat harga diri ente, biar ga disangka belum move on,asal aja ane...daripada dia kegeeran...klau tau ente belum bisa move on..."
"Apa kata ente aja dah...."Ali pasrah.Ariel itu sahabatnya susah dan senang selama kuliah diJakarta,tentu Ariel tau apa yang harusnya dikatakan.
Ali membolak balik undangan dimana terlihat foto foto praweeding Nina dan calon suaminya.
Ali agak membelalakkan mata ketika melihat foto itu dan membalik lagi kelembaran nama mempelai.
"Suryanata Abizar?"
Ali menggumam menyebut nama itu.
Ali menepuk jidatnya pelan,kenapa dia baru ingat ,Pak Nata Kepala Bagian Keuangan atau Manager Keuangan dikantornya tadi pagi mengajukan cuti tapi suratnya belum sempat dia buka dan belum sempat bicara apa-apa karena tadi dia sedang sibuk diluar bersama Bang Fahmi menyelesaikan kasus hukum percobaan pencurian batu bara anak buah papanya.
"Kenapa bro?Ente kenal?"
Ariel bertanya dengan wajah penasaran melihat ekspresi wajah Ali ketika menyebut Suryanata Abizar.
###
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top