Part 10
'terkadang hidup memberikan banyak kesulitan...tetapi kesulitanlah yang membuat adanya kekuatan dalam hidup'
SOfIA Pov
"Ali...." Ali menyalamiku.
"Sofia.." aku tersenyum.Aku menoleh kesampingku dimana harusnya ada Prilly ...heii...kemana anak itu...aku mengikuti arah tatapan Ali,aku liat Prilly mundur menjauh,ada apa dengannya?
Apakah dia sungkan karena ada ibunya?
Aku berpikir begitu karena tadi pada saat ibunya datang Prilly juga seperti tidak nyaman berdiri ikut bergabung bersama mereka.Walaupun akhirnya bisa bertahan karena aku yang menahannya dengan tanganku secara halus.
Aku liat Ali sepertinya ingin menyusul Prilly tapi tertahan oleh Mita dan Ayu yang mengajaknya ngobrol.Tentu Ali menghargai tamunya.
"Kamu berarti sekarang sudah pegang Abadi Jaya,Li? "
Kudengar Ayu bertanya dengan akrab.
"Iya...." Ali menjawab sambil diiringi senyum pepsodennya.
"Hebat masih muda sudah mampu mengurus perusahaan sebesar itu Nak Ali," Bu Cory menepuk pundaknya.
"Ali baru belajar,tante..."
Ali tersenyum lagi seperti stok senyum manisnya tak habis habis.
"Sebaiknya makan dulu,silahkan..."
Ibu Zahira mamanya Ali mempersilahkan untuk menikmati hidangan yang disajikan prasmanan disudut ruangan.
Mereka orang tuaku dan keluarga Prilly mengikutinya.
"Eh,maaf km mau kemana?
Aku baru tiga langkah melangkahkan kaki ingin mencari Prilly ,Ali sudah mensejajarkan langkahnya denganku.
"Aku mau mencari temanku.."
Aku balas senyumnya sambil menghentikan langkah.
"Yang tadi pergi?pake baju merah,kecil?
Ali bertanya penuh selidik.
"Iya,mmg knpa kak?
"Jangan panggil aku kakak,aku baru 23..."
"Aku baru 20 kak..."
"Ga papa panggil Ali saja,kenapa temanmu pergi?
"Aku juga tidak tau...makanya aku mencari..."
"Nanti kalau ketemu,aku ingin bicara padanya.."
'Ada apa orang ini ingin bicara dengan Prilly?Apakah dia tertarik?'
"Sepertinya Aku sdh pernah bertemu dengan dia beberapa kali,aku cuma ingin memastikan."
Ali berkata seakan tau apa yang aku pikirkan.
Prilly menghindar dari dia kalau aku pikir karena sungkan dengan ibunya.Apa dia akan mau terlihat sedang bicara dengan Ali sedangkan disekitar sini ada ibunya?Pasti dia akan menolak,tapi aku akan mencari cara supaya dia mau.
"Kenapa?
Ali mengeryitkan alisnya bingung melihatku terdiam.
"Dia itu pribadi yang tertutup sekarang Li,aku tak tau pasti kenapa malam ini seperti ada sesuatu dengannya,kalau dia langsung aku ajak bicara denganmu,aku takut dia akan menghindar lagi."
"Selamat malam tamu undangan sekalian,untuk memeriahkan acara ini bagaimana kalau saya mengajak tuan rumah untuk berjoget bersama saya..."
Penyanyi dari live music diatas panggung turun dari panggung dan menarik Ayah Ali.
Ali terlihat tersenyum lebar melihat papanya berjoget mngikuti irama si biduanita lokal.
"Ayooo goyang dumang biar hati senang,pikiranpun tenang,galau jadi hilanggg..."
Sipenyanyi menghentak panggung dengan goyang dumangnya cita-citata.
Berisik tapi asik,semua mengikuti irama dengan gembira.
"Lalu gimana?
Ali berteriak ditelingaku ditengah hingar bingarnya musik.
Tiba-tiba terlintas diotakku,ketika melihat penyanyi dipanggung itu.
"Aku ingin dia memberiku kado sebuah lagu dihari ulang tahunku,suaranya bagus,kalau kau bisa berduet dengannya diatas panggung kamu tentu akan lebih mudah bicara dengannya setelah itu."
Aku tidak punya cara lain untuk memaksa Prilly bisa berbicara padanya,hanya itu yang terlintas diotakku.Aku tadi mendengar dia dikamar mandi bersenandung lagu Ada cinta.
"Acha sm irwan,ada cinta,lagu favoritku...hee..." aku mengerling kearah prilly yang keluar dari kamar mandi."ciee...ada cinta buat siapa nih? Aku menggodanya."apaan sih sofi,aku cuma nyanyi juga..."Dia protes tp wajahnya bersemu merah.Aku tak sempat mengorek isi hatinya lagi karena kami sibuk berdandan setelahnya.
"Lagunya? Ali memutuskan lamunanku.
"Ada cinta,bisa?
"Hmm..acha-irwan?
"Yap?
"Oke.
Kenapa okenya jadi lemes sih si Ali? Tapi aku sedikit tidak peduli karena ingin segera mencari Prilly.
###
Hmmm....
Menghindar lagi itu anak.
"Kemana lagi Prilly?pasti dia mojok sendiri lagi didekat kolam,hobi bener tu anak menghilang,udah 2x dia menghilang hari ini..."
Aku menggelengkan kepala,aku tambah yakin sahabatku ini ada yang disembunyikan.Aku harus bisa menjadi pendengarnya malam ini tapi tidak disini,dirumah saja,kalau disini takkan bisa konsentrasi.Aku akan mencarinya dan mengajaknya pulang.
Aku berjalan keluar rumah dimana disampingnya ada kolam renang.Teringat saat aku berhasil menyeret Prilly keatas panggung.Aku tau Prilly mempunyai suara yang bagus dari dulu.Memang hanya denganku anak itu terbuka,sekolah di SMA yang sama dan satu kelas selama tiga tahun membuatku cukup mengenal karakternya.
Prilly dulu anak yang periang dan manja sekali sama Ayahnya.Sejak Ayahku bekerja sama dengan ayahnya saat kami masih SD kami sudah saling kenal tapi tidak akrab.baru setelah masuk di SMA yg sama kami akrab.
Sepertinya kebahagiaan Prilly terenggut sejak Ayahnya meninggal,saat itu kami sudah hampir ujian dikelas 3, kami sudah janjian untuk kuliah sama-sama diMalang dan akan ambil jurusan komunikasi,karena kami ingin menjadi publik relation,jadi harus pandai dalam komunikasi.
Langkahku terhenti ketika melihat Prilly tidak sendiri.Ali sudah lebih dulu menemukannya. Aku liat mereka tidak bicara tapi tatapan mereka sudah terlihat banyak berbicara.Prilly keliatan tak punya ruang gerak lagi,mungkin tadi dia akan melarikan diri terus Ali mengunci gerakannya sampai terdesak ke tembok.Aku menyimpulkan sendiri,tapi kira-kira benar.
Aku mengeryitkan kening,ketika tiba-tiba Ali menarik Prilly kepelukannya.
'ada apa ini?tanpa bicara mereka sudah berpelukan?aku ketinggalan banyak rupanya.
Bahaya ini anak dua,mojok-mojok memisahkan diri,bagaimana kalau ada yang melihat?
"Prilly......"
Terpaksa aku hampiri mereka.Aku ingin segera mengajak Prilly pulang.Aku sudah penasaran.Sekaligus membantu Prilly juga karena dia kelihatan tertekan,biar aku tau ceritanya dulu,siapa taubisa membantu.Setidaknya membantu untuk mendengarkan supaya bebannya berkurang.
Mereka melepaskan pelukan.Prilly keliatan malu padaku,terlihat dia menunduk dalam sekali.
"Heiii...sudahlah tidak usah malu-malu begitu"
Aku mengangkat dagu Prilly dan menoel pipinya gemas sambil terkikik.
Prilly semakin salah tingkah dan langsung memeluk dan menenggelamkan wajahnya dibahu kiriku.
"aku sudah bilang sejak tadi siang ya kamu hutang cerita sama aku...."
Aku menepuk punggungnya pelan ketika dia masih tak mau melepaskan pelukannya.
"Apa sih...aaa sofiiii..."
Prilly manja sekali padaku,sudah lama dia tidak kelihatan begitu manja.Terakhir aku lihat sebelum Ayahnya meninggal,saat Prilly merayu ayahnya untuk mengijinkan kuliah di Malang bersamaku.
"Udah ihhh....ada Ali,ntar kita dikira apaan,makanya cari pacar biar bisa manja-manja,nti kalau aku balik malang,kamu manja sama siapa?"
Ali tersenyum memandang kami.Kemudian mengeluarkan handphonenya dan menyerahkan padaku.
Aku menerimanya,dan mengetik nomerku di handphone Ali dan menekan tanda telpon,tak lama handphoneku bergetar didalam handbagku.Aku menyerahkan hape Ali ketangannya.
"Kami pulang dulu ya Li,kamu tenang saja,Insha Allah selamat kalau denganku..."
###
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top