02
Rosa pikir ia sudah mati. Tentu saja,
bagaimana tidak? Tenggelam di danau dengan kedalaman sekitar tiga puluh meter, siapapun akan mati tenggelam jika tidak bisa berenang. Tapi Rosa salah, buktinya ia masih merasakan sakit sewaktu ia mencubit lengannya.
Bukan hanya kejadian itu saja yang aneh, yang lebih aneh lagi adalah kini ia berada di kamar dengan arsitektur khas kerajaan Jawa. Ruangan ini contohnya, terdapat relief-relief flora yang menghiasi dinding. Terdapat ventilasi berbentuk sulur, menjadikan pencahayaannya sedang.
Tempat tidur di mana Rosa tengah duduk sekarang berselimut merah dari bahan yang berkualitas. Tiang-tiang tempat tidur dipoles sedemikian rupa hingga tidak terlihat bahwa bahan dasarnya adalah kayu. Terdapat juga tirai transparan berwarna putih.
Rosa bingung melihat sekitar. Rumah mana yang masih menggunakan arsitektur sedemikian rupa. Temboknya masih kasar, mengingatkan Rosa pada candi-candi yang pernah ia kunjungi. Saat tirai pintu kamar tersingkap, seorang wanita berbaju tradisional dengan baju yang hanya menutupi dada sampai perut dan bawahan yang berupa kain batik berwarna cokelat. Kulitnya kecokelatan akibat sering terpapar matahari, rambut hitam panjangnya dicepol ke atas.
Awalnya ia agak terkejut saat melihat Rosa terbangun, tapi ia segera berlari sambil berteriak, "Dia sudah bangun!"
Beberapa menit lengang, dua prajurit berpakaian merah yang membawa tombak serta tameng itu berjalan mendekati Rosa.
Salah satunya berujar, "Raja memanggilmu ke ruangannya. Harap bersiap dalam waktu tiga puluh menit."
Setelah mengatakan hal tersebut, mereka berlalu begitu saja.
Seorang wanita kembali masuk, ia membawa sebuah pakaian. "Pakailah ini," ujarnya seraya tersenyum.
Rosa menerimanya dengan berat hati. Pakaian itu adalah kebaya, lengkap dengan bawahannya. Segera ia melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya dan memakai kain panjang yang ia lilitkan mulai dari dada hingga perut lalu lanjut mengenakan kebaya berwarna emas itu. setelah itu, ia menggunakan kain batik yang dengan susah payah ia gunakan sebagai bawahan.
Rosa berjalan dengan lambat karena rok itu menghambat jalannya. Mungkin karena ia tidak terbiasa menggunakannya, jalanya terasa lambat sekali. Para prajurit sudah jauh di depan, tapi ia masih tertinggal, hanya karena kesulitan berjalan. Langkah kaki Rosa terhenti. Ia menengok ke kanan dan ke kiri.
Di mana para penjaga itu?
Rosa terus berjalan tanpa arah sampai menabrak seseorang.
"Hei, hati-hati kalau berjalan."
Rosa membungkuk dan segera meminta maaf karena menabraknya. Laki-laki itu bertanya kenapa Rosa berjalan seperti orang kebingungan.
"Tadi, ada dua penjaga yang menyuruhku untuk menemui raja. Tapi mereka berjalan cepat sekali."
Rosa mendengus. "Padahal, aku memakai setelan kebaya," gumam Rosa.
Laki-laki itu tertawa, lalu menawarkan diri untuk membantunya pergi ke ruangan raja. Mereka akhirnya berjalan beriringan. Sampai akhirnya menemukan pintu berukiran flora unik pada bagian pinggirnya. Terdapat dua gambar singa di tengah-tengah pintu. Selain menemukan pintu itu, Rosa juga menemukan dua penjaga dengan wajah tanpa dosa berdiri menjaga pintu tersebut.
Dasar penjaga tidak bertanggung jawab!
"Aku hanya bisa mengantarmu sampai di sini. Selebihnya, semoga berhasil."
Rosa tersenyum, lalu memasuki ruangan dengan sinar remang-remang. Di atas kursi besar dengan ukiran rumit serta meja yang tidak kalah besarnya itu yang lengkap dengan tumpukan kertas-kertas di atasnya, seorang laki-laki bertubuh tegap dan tegas tengah duduk sambil membaca kertas-kertas di sampingnya. Ia mendongak, melihat Rosa lalu menyipitkan mata.
Tiba-tiba saja ia berkata, "Selamat datang di kerajaanku wahai kau yang agung. Sungguh kehormatan untukmu yang memenuhi panggilanku."
Rosa membungkuk di hadapan baginda raja sebagai rasa hormat, setelah itu ia kembali ke sikap semula dan menatap sang raja.
"Jadi, bagaimana kau bisa selamat dari danau itu? Konon, orang-orang yang tenggelam di danau itu tidak pernah kembali. Tapi kau, mengambang di sana! Semua anggota kerajaan mengira pangeran Rakai telah membawa mayat ke istana, tapi ternyata dugaan itu salah. Ternyata, ia membawamu ke sini, dan kau adalah satu satunya orang yang hidup setelah berada dalam danau itu."
Rosa bingung harus menceritakan apa. Sebenarnya, di saat-saat seperti ini ia juga tidak tahu, mengapa dirinya ada di sebuah kerajaan. Padahal, ia juga seharusnya teebangun di kamar tidurnya, bukan kamar tidur kerajaan.
"Saya, tidak tahu," ujar Rosa pada akhirnya.
"Sayang sekali... tapi terima kasih. Sebisa mungkin, tolong ingat kejadian tersebut agar kami bisa mengetahui asal usulmu."
"Dan lagi, kau mirip seseorang. Siapa namamu?"
"Rosa."
Selang tiga puluh menit mengobrol dengan Sang Raja, beliau akhirnya memutuskan untuk menjadikan Rosa sebagai seorang pelayan. Beliau berkata itu hanya sementara sampai raja menerima informasi lebih lanjut kejadian danau tersebut dan perihal Rosa yang mirip dengan seseorang yang memiliki hubungan dengan kejadian di danau tersebut.
Saat Rosa menapakkan kaki di luar ruangan raja, ia menghela napas lega. Sesi yang mirip seperti sesi wawancara telah usai. Namun, setelah merasakan kelegaan, dirinya kembali dilanda kebingungan.
Apa yang harus ia lakukan sekarang?
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top