2. Yeayy, Akhirnya Lolos
Ayna masih sibuk dengan pikirannya sendiri ketika tiba-tiba Falsa berdiri meninggalkannya
"Bentar ya, Ay." ucap Falsa.
"Eh, Fal," belum sempat Ayna mencegah Falsa sudah melangkahkan kakinya meninggalkan Ayna bersama teman-temannya.
Ditinggal sendiri Ayna yang tidak tahu mau berbicara apa hanya diam menunduk sembari meremas-remas tangannya.
"Kerja dimana, Ay?" Tari yang sedari tadi sibuk dengan Samuel tiba-tiba bertanya memecah keheningan yang terjadi.
"Belum kerja, Kak." Jawab Ayna mengangkat kepala menatap Tari, satu-satunya wanita selain dirinya di meja tersebut.
"Udah pernah kerja sebelumnya?" Sam yang tengah memeluk Tari ikut bertanya.
"Aku part time di butik teman." terang Ayna.
"Sayang banget ditempat gue lagi nggak ada lowongan, kali aja di tempat lo ada, Mbang?" Sam melempar pertanyaan kepada Imbang yang sedari tadi hanya diam.
"Nggak tau gue, mungkin ada?" Jawab Imbang acuh.
"Coba kamu masukkin lamaran ke PT. Kyoto Company nanti tulis nama Jagara Imbang di atas map kamu itu." Hendrik angkat suara.
Imbang berdecak mendengar usulan Hendrik. Bukannya tidak mau membantu. Tapi, ia paling malas kalau harus terlibat dalam urusan yang bukan tugasnya di kantor.
"Kyoto Company?" tanya Ayna tidak percaya. "Tadi aku ada masukin lamaran ke sana kok." Ayna memberitahuku. "Trus buat apa pake nulis nama Mas Imbang ?" tanya Ayna polos.
"Ya, biar lamaran mu bisa langsung lolos seleksi." Samuel berkata.
"Tapi aku kan udah masukin lamarannya."
"Oh, iya," seru Tari dan Reni kompak.
"Nama lengkap mu siapa, biar Imbang yang urus." ucap Samuel.
"Ukrayna."
"Hanya Ukrayna? Samuel mengulangi.
"Iya, hanya Ukrayna."
Imbang hanya diam mendengarkan percakapan teman-temannya. Merasa tidak peduli.
"Nah, Mbang, lo telpon aja bagian personalia biar bisa meloloskan si Ayna. Masuk PT lo kan susah. Kalau nggak ada orang dalam di sana, meskipun pintar nggak ada guna." Ferdi menimpali.
"Sialan, nggak usah lo dikte juga." Maki Imbang.
"Emang Mas Imbang kerja di Kyoto?" Ayna bertanya karena sedari tadi orang-orang di sana sibuk menyarankan Imbang untuk menerima Ayna bekerja di Kyoto.
"Dia Head Manager-nya Kyoto Company. Jadi gampang buat dia nerima orang." Reni menjelaskan.
Ayna manggut-manggut tanda mengerti. "Trus Mas sama Mbak semua kerja di Kyoto juga?" Ayna bertanya.
"Cuma Imbang yang kerja di Kyoto. Hendrik, Ferdi dan Reni di Karimun. Tari, Falsa dan gue di showroom mobil." jelas Samuel.
"Nih Ay," tiba-tiba Falsa mengasongkan sebotol soft drink di depan Ayna.
"Fal, ternyata mas Imbang kerja di Kyoto, ya?
"Iya, emang kenapa? Kamu ada masukkin lamaran ke Kyoto?" Falsa kembali duduk disamping Ayna.
"Iya ada. Tadi aku masukkin lamaran ke sana, di CC ada buka. Kamu tahu kan Fal, aku pengen banget kerja di sana." jelas Ayna.
"Nah, kebetulan sekali!" Falsa berseru. "Mbang, lo tolongin deh adek gue, sekali-kali nepotisme nggak bikin dosa kok."
"Iya, iya. Sialan kalian semua." Umpat Imbang. "Tapi nilai kamu bagus kan? Saya nggak mau merekomendasikan orang bodoh!"
Ayna hanya menunduk mendengar ucapan Imbang yang sangat menyinggung perasaannya.
Begitulah kalau meminta bantuan dengan orang. Belum apa-apa kita sudah di rendahkan.
"Sialan lo, nggak usah kayak gitu ngomongnya." maki Falsa. Ia tidak terima Imbang meremahkan Ayna.
"Emang ada yang salah dengan omongan gue? Nggak, kan? Realistis ajalah hidup itu. Gue nggak mau reputasi gue dipertaruhkan. Baru rekomen orang eh, ternyata bodoh, kan lucu." sarkas Imbang.
"Udahlah kita di sini buat senang-senang." Samuel menengahi. "Oh ya Ayna, jangan diambil hati ucapan si Imbang ya, dia emang jutek jadi cowok. Maklum PMS nya tiap hari. Jadi juteknya juga tiap hari." ucap Samuel diiringi kekehan mengejeknya.
Ayna hanya mengangguk, mengiyakan ucapan Samuel.
Sementara Imbang menatap Ayna datar. Sebenarnya tak ada maksudnya meremehkan gadis itu. Tapi jiwa pemimpinnya membuat ia harus seperti itu. Tega terhadap orang lain.
Makin malam diskotik yang mereka datangi semakin ramai oleh pengunjung. Ayna yang sedari tadi tak betah dengan suasana sekitar hanya diam menunduk disudut sofa. Falsa sudah turun ke lantai dansa sejak setengah jam yang lalu bersama Hendrik, Ferdi dan juga Reni. Samuel entah kemana dengan Tari. Tinggal lah Ayna dan Imbang yang duduk di sisi sofa satunya lagi.
Tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian seksi yang hampir memperlihatkan sebagian tubuhnya menghampiri Imbang dan duduk bergelayut manja disebelahnya.
Wanita tersebut membelai wajah Imbang dengan tubuh yang menempel rapat pada pria itu.
Terlihat wanita tersebut membisikkan sesuatu. Namun Ayna tak bisa mendengarnya karena suara dentuman musik dari DJ membuat pendengarannya terbatas. Dan sepertinya Imbang enggan dengan apa yang diinginkan wanita itu. Terlihat dari raut wajah kecewa yang membuat wanita itu meninggalkan Imbang yang masih memasang wajah datarnya.
Ayna tidak sadar ia telah menatap Imbang, sampai pada akhirnya suara pria itu memecah lamunanya.
"Apa yang bisa kamu berikan kalau saya mau membantu kamu?" ucap Imbang.
"Hah!" hanya itu yang keluar dari mulut Ayna karena ucapan Imbang yang tiba-tiba.
"Iya. Kamu bisa ngasih apa buat saya. Didunia ini nggak ada yang gratis, Ayna. Saya memberimu pekerjaan dan kamu memberi saya kepuasan. Bagaimana menurut kamu?"
"Mungkin, kalau saya berpikiran sempit sejak dari dua bulan yang lalu saya menerima tawaran seperti itu. Memberikan kepuasan, yang banyak pria inginkan. Tapi, bagi saya, masih banyak cara untuk mendapatkan pekerjaan tanpa saya harus mengorbankan kehormatan yang menjadi satu-satunya harta yang saya punya." Dengan menatap Imbang Ayna mengucapkan kata-kata yang entah datang dari mana.
Tak perlu emosi untuk menghadapi pertanyaan seperti Imbang. Karena ini bukan kali pertama seseorang berkata seperti itu. Entah sudah berapa pria yang dengan gamblangnya mengatakan hal tak senonoh pada Ayna. Terang-terangan mengajaknya bercinta.
Ayna sadar hal tersebut sangat wajar dilakukan di sini. Bahkan semasa sekolah dulu, ada beberapa orang temannya yang menjadi simpanan Om-Om. Tapi itu tidak berlaku untuk Ayna saat ini. Selagi ia bisa, ia akan bekerja karena kemampuannya.
Semasa sekolah dulu, Ayna juga pernah bertemu dengan pria hidung belang. Salahkan temannya yang menjadikan Ayna umpan.
"Lo mau kan Ay, bantuin gue?" Rasta teman Ayna memohon.
"Bantu apa?" tanya Ayna polos.
"Gue lagi malas ketemu temen gue. Jadi lo bantu gue ketemu ama dia. Ntar kalo dia nanya lo bilang aja kalo gue ada urusan bentar. Makanya gue minta tolong ama lo."
"Trus gue ketemu dia dimana?" lagi, dengan lugunya Ayna bertanya.
"Ntar kita ketemuan di Mall, trus bilang ke dia, gue butuhnya 2 juta.
"Emang dia tau sama gue?"
"Nanti gue yang kasih tau. Kalo lo yang ambil tuh duit."
Dan akhirnya Ayna bertemu dengan cowok yang dimaksud Rasta. Gendut. Berkaca mata. Dan dokter. Setelah berbincang sebentar, Emil nama pria tersebut memberikan jumlah yang diminta Rasta sebelumnya. Dan berkata kepada Ayna, lain waktu kalau Ayna mau dia ingin mengajak Ayna jalan.
Dan usut punya usut ternyata Emil adalah langganan Rasta. Dan menurut pengakuan Rasta selama ini mereka hanya jalan dan tidak melakukan hal apapun. Entahlah, Ayna tidak peduli. Yang pasti waktu itu, setelah mendapatkan uang dari Emil, Rasta mengajak Ayna makan dan memberikan Ayna uang 200 ribu rupiah.
**
"Falsaaaa, lamaranku lolos seleksiii." Ayna berteriak girang ketika memasuki kamarnya.
"Apaan sih, Ay." ucap Falsa yang sedang luluran di depan TV.
"Lamaranku lolos seleksi, dan dua hari lagi aku tes di Kyoto." ucap Ayna dengan wajah berseri-seri.
"Syukur akhirnya kamu lolos seleksi dan semoga bisa kerja disana." doa Falsa tulus.
"Amiin," Ayna berucap. " Tapi aku deg-degan Fal. Maklum baru pertama kali tes. Susah nggak sih?" Banyak orang yang gagal di tes awal dan oleh karena itu Ayna butuh gambaran agar ia lulus tes.
"Nggak kok. Tes nya standar aja. Matematika, Bahasa Inggris trus tes IQ. Yang penting kamu jangan gugup pas tes nanti." ucap Falsa menenangkan.
"Selesai tes itu, langsung wawancara?"
"Tergantung perusahaannya. Ada yang langsung wawancara hari itu juga. Ada yang nunggu beberapa hari."
"Trus pas wawancara ditanyain apa?" Ayna butuh referensi agar dia tidak kaget nanti pas tes.
"Nama dan asal itu sudah pasti. Pernah kerja dimana sebelumnya. Tujuan kamu kerja. Yaa, tergantung yang mewawancara aja. Kadang interview itu cuma formalitas kok."
"Nanti Mas Imbang itu ada, nggak?"
Malam itu setelah mengatakan penolakannya pada Imbang, tak ada lagi yang mereka bicarakan sampai akhirnya Falsa mengajak Ayna pulang.
Dan keesokan harinya Ayna mengatakan kepada Falsa tentang kata-kata Imbang padanya. Dan menurut Falsa, tak mungkin Imbang melakukan itu. Karena pria itu bukan pelaku seks bebas. Tidak seperti Ferdi, Hendrik atau Samuel. Mungkin dia hanya sekedar melakukan tes pada Ayna.
"Aku rasa dia nggak ada di sana. Lagian itu kan cuma penerimaan operator aja. Ada bagian personalia yang mengurusi itu."
"Ah Iya, kamu benar." ucap Ayna lesu.
Apa sih yang ada di otak Ayna sehingga berharap bisa bertemu Imbang di sana nanti. Harusnya Ayna ingat kalau Imbang itu orang penting di Kyoto Company. Tapi yang pasti Ayn bersyukur dibalik sikap cueknya waktu itu Imbang masih peduli adanya dengan memberinya kesempatan untuk mengikuti tes di Kyoto. Dan Ayna harus membuktikan kalau ia bukan orang bodoh.
Sorry untuk typo dan penulisan yang tak sesuai dengan EYD.
Happy reading.
Happy weekend.
With love,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top