Chapter 4: Peran Utama
Yuhuuuu! Update lagi😍😍😍
Yok, vote dulu baru komen sebanyak-banyaknya😘😘🤗❤️
Gempar be like: "Hei, kamu yang sudah mencuri hatiku."
#Playlist: OST HSM - Right Here Right Now
🌠
🌠
🌠
Jam istirahat sekolah Mint duduk di gimnasium seperti biasa. Dia berkumpul dengan kedua teman cheers, Fuchsia dan Lilac. Dia mengamati cowok-cowok bermain bola basket.
"Yang main basket nggak ada yang ganteng," komentar Mint.
"Ganteng versi lo kayak apa sih, Mint?" tanya Fuchsia.
"Bright Vachirawit, Cha Eunwoo, ya seganteng mereka."
"Bukannya yang nyembur lo ganteng?"
"Hm... bolehlah." Mint teringat kejadian kemarin waktu Gempar memberikan botol dingin padanya. "Ah, nggak ganteng. Biasa aja," ralatnya kemudian.
Fuchsia menatap jahil. "Jawaban pertama yang paling bener, Mint."
"Gue baru inget sesuatu." Mint mengambil flashdisk dari dalam saku bajunya, lalu menyodorkan pada Fuchsia. "Nih yang lo minta kemarin. Susah juga nyarinya karena dia nggak main sosmed."
"Ini info yang masih aman-aman aja, kan? Nggak bakal bikin masalah ke lo?"
"Aman. Tenang aja," Mint mengangkat bahunya.
"Thank you, Mint." Fuchsia mengambil flashdisk yang diberikan dan menyimpannya di saku baju.
"Lilac cantik! Godain Abang dong!" teriak seorang cowok dari lapangan sambil bersiul-siul.
"Norak lo! Nggak usah teriak-teriak, Kampungan!" balas Mint setengah berteriak. Suaranya terdengar galak.
Cowok itu mengabaikan Mint, tetap menggoda Lilac sambil mengedipkan mata genit. "Lilac, cantik deh."
"Heh! Berhenti catcalling. Nggak sopan lo. Sampah banget jadi cowok. Kelakuan lo bikin muak tau!" teriak Mint kencang sampai beberapa orang di lapangan menoleh ke arahnya. Dia menatap tajam cowok itu.
"Ya elah, bercanda doang, Mint. Galak bener."
"Bercanda lo nggak tau aturan. Kalo gue catcalling lo kayak tadi, risih nggak? Jangan mengatasnamakan bercanda mulu. Nggak ada yang lucu. Mending lo main basket daripada godain orang," omel Mint.
Cowok menunduk malu. "Maaf, Lilac. Gue bercanda doang ya." Lalu, cowok itu kembali bergabung dengan teman-temannya bermain basket.
Mint melirik Lilac dan menyenggol bahunya. "Plis deh, Lilac. Jangan diem aja kalo ada yang catcalling. Sambit aja pakai sepatu kalo lo risih."
"Iya, Mint," balas Lilac.
"Duh, lo mah kebiasaan cuma iya-iya aja." Mint merangkul pundak Lilac. Dia mencubit-cubit pelan pipi Lilac. "Denger ya, Lilac. Kalo ada yang catcalling lo pukul aja. Lo pasti risih. Jangan bikin mereka senang karena lo diem aja. Kadang harus stand up untuk diri sendiri. Oke?"
Lilac mengangguk pelan. Mint selalu sinis dan galak sama orang-orang di sekitar. Ditakuti dan dihindari karena takut bermasalah dengannya. Namun, Mint selalu baik dengan Fuchsia dan Lilac. Dari sekian banyak teman yang sering berkumpul dengannya, Mint merasa Lilac adalah sosok yang penurut dan baik. Terkadang saking nurutnya Lilac bikin Mint gemas.
"Iya, Mint," kata Lilac.
Mint memutar bola matanya. "Aduh, gue gemes sama lo. Kalo lo nggak berani, ngadu aja sama gue nanti tinggal gue labrak tuh cowok-cowok genit kayak begitu."
"Makasih, Mint." Lilac tersenyum manis, membuat Mint tak kuat melihatnya dan memeluk Lilac dari samping.
Pada saat yang sama, ada Axel Palmer muncul bersama teman-temannya. Cowok itu merupakan teman yang Mint kenal. Mint menarik diri dan berteriak kencang.
"Axelllll!"
Axel menoleh. "Apa, Mint?"
"Sini dong ikut nimbrung. Jangan sombong. Ada Fuchsia juga nih," goda Mint sambil menaikkan tangannya ke udara, memanggil-manggil Axel agar datang mendekat.
Axel tidak banyak bicara, pamit dengan teman-temannya, lalu menghampiri Mint dengan memasang wajah malas.
"Mau ngapain?" tanya Axel.
"Ngobrol lah. Masa ngepel lantai." Mint menunjuk kursi kosong di samping Fuchsia. "Duduk di samping Baby Fuchsia."
Axel geleng-geleng kepala. Meladeni Mint sebenarnya termasuk salah satu hal yang harus dihindari karena nanti diledekin, tapi ujung-ujungnya dia duduk juga.
"Gitu dong." Mint tersenyum manis. "Betewe, ada gosip apa nih? Lo nggak punya gosip apa-apa, Axe?"
"Ini namanya gosip bukan ngobrol, Mint," jawab Axel.
"Ngobrol sambil menyelam gosip ria." Mint kedip-kedip. Dia hanya bersikap seperti ini di depan Axel. Selain karena Axel orangnya dingin-dingin gitu, dia juga dekat meskipun hanya sebatas berkumpul begini.
🌠🌠🌠
Setelah jam pulang sekolah, Mint memasuki ruang seni. Selain menjadi kapten tim ekskul cheerleader, dia mengikuti ekskul lain. Drama Musikal menjadi ekskul lain yang Mint ikuti.
"Akhirnya tuan putri datang juga," sapa Tia, salah satu teman ekskulnya.
"Ada apa?"
"Kabar gembira! Kita mau mulai pentas nih."
"Tumben nih ekskul ada kegiatan bermanfaat."
"Parah lo, Mint. Mentang-mentang ekskul cheers paling eksis. Jadinya berpikir ekskul ini nggak jalan sama sekali."
"Apa gue salah? Ekskul ini kayak kuburan. Mati."
"Ya makanya sekarang mau ada acara, Mint. Jangan kejam-kejam amat kenapa."
"Whatever." Mint mengambil posisi, duduk di samping Tia di bangku barisan depan ruang seni. "Yang lain mana? Kenapa kita berdua doang?"
"Katanya--eh, itu mereka." Tia menunjuk teman-teman yang lain. Begitu sudah pada masuk, dia melanjutkan, "Itu ada member baru, Mint. Lo udah kenal belum? Namanya Gempar."
Awalnya Mint sedang membalas pesan dari teman-temannya. Mendengar nama Gempar disebutkan, dia mengalihkan pandangan. "Kenapa ada member baru? Bukannya kita stop rekrut?"
"Ketua minta tambahan member." Tia memberitahu. "Soalnya kita kan mau pentas dan member makin berkurang, Mint. Ketua bilang suaranya Gempar bagus banget. Cocok deh sama suara merdu lo."
"Mint! Pas banget nih lo dateng. Gue mau pasangin lo sama member baru," kata Feri, ketua ekskul Drama Musikal.
"Lo bilang apa? Lo udah denger dia nyanyi? Gue nggak mau," tolak Mint.
"Belum kenalan udah nolak. Kenalan dulu, Mint. Suaranya bagus kok." Feri menepuk pundak Gempar. "Coba lo nyanyiin lagu yang gue minta," pintanya pada Gempar.
Mint berdiri, bersiap-siap pergi. Dia tidak sempat melangkah karena mendengar Gempar bernyanyi. Laki-laki itu menyanyikan lagu Right Here Right Now yang dinyanyikan Zac Efron bersama Vanessa Hudgens untuk film High School Musical.
🎵Can you imagine what would happen if we could have any dream?
I'd wish this moment was ours to own it and that it would never leave...
Sejenak Mint terpaku memandangi Gempar bernyanyi. Suara merdu, tatap mata dalam yang tertuju padanya, membuat Mint tak berkutik.
"Suaranya bagus, kan?" Feri tersenyum. Melihat Mint hanya diam saja, dia melanjutkan, "Gue mau pasangin lo sama Gempar. Kita mau pentasin High School Musical. Lo jadi Gabriella Montez dan Gempar jadi Troy Bolton."
Mint melotot tajam. "Lo bercanda, kan?"
"Gue serius." Feri tersenyum lebar. "Siapa yang setuju Mint jadi Gabriella Montez?"
Semua orang di dalam ruangan mengangkat tangan mereka. "Siapa yang setuju Gempar jadi Troy?" Lagi, semua orang mengangkat tangan.
"Oke, ini udah ditentuin. Mint jadi Gabriella. Gempar jadi Troy. Kalo lo nolak, lo tetap kalah Mint," kata Feri.
"Lo mulai gila ya? Di mana-mana dibicarain dulu. Nggak ada angin, nggak ada hujan, lo bawa anak baru gabung terus kasih dia peran utama. Suara yang lebih bagus banyak kali. Ada Rian dan Tio." Mint tidak suka. Kenapa pula harus dirinya dengan Gempar.
"Gue nggak ada ada diskriminasi antara member baru dan member lama, Mint. Lagian Gempar cocok meranin Troy. Suaranya pas," balas Feri kekeuh.
"Oke, silahkan dia jadi Troy. Tapi gue nggak mau jadi Gabriella. Nggak cocok karena pembawaannya terlalu soft. Gue mau jadi Sharpay Evans. Itu lebih pas," protes Mint.
"Sharpay akan diperanin sama Tia," kata Feri.
Mint mengangkat sebelah alisnya. "Lo beneran bercanda ya? Tia mana cocok jadi Sharpay. Mukanya aja kalem banget nggak ada juteknya. Aneh lo."
Feri berjalan mendekat. "Suara lo lebih lembut dari Tia. Kalo digabung sama suaranya Gempar ya cocok. Suaranya Tia agak cempreng. Nggak match. Lagian kita semua udah setuju. Jangan kacauin pentas pertama kita, Mint. Lo nggak mau bikin yang lain kecewa, kan?" ucapnya pelan.
Mint menatap Gempar tidak suka. Kemudian, menatap teman-teman lainnya yang memasang wajah penuh harap. Mint ingin menolak, tapi dia tidak mau menjatuhkan harapan besar member Drama Musikal. Selama ini mereka berpikir ekskul ini paling tidak punya kegiatan. Dan akhirnya ada kegiatan. Raut-raut wajah itu menunjukkan ketidaksabaran akan pentas pertama mereka.
"Kita mau pentas di mana sih?" tanya Mint.
"Di sekolah. Gue ajuin ini sama kepsek. Gue mau bikin pentas untuk acara amal. Murid-murid di sini bayar drama musikal kita dan uangnya disumbangin. Apa lo tega merusak semuanya? Gue yakin lo sama Gempar akan menjadi pasangan yang tepat untuk proyek ini," jawab Feri.
Mint terpaksa menjawab, "Fine. Gue setuju."
Di sisi lain, Gempar tidak tahu apa yang dibicarakan Feri dan Mint karena suara mereka pelan. Dia pikir saat Feri mengajaknya bergabung karena tidak sengaja mendengar suaranya bernyanyi di kamar mandi akan menjadi awal yang menyenangkan, tapi dia salah. Dia malah dipasangkan dengan Mint. Parahnya lagi, mereka jadi pemeran utama. Padahal perseteruan di antara mereka saja belum hilang.
"Mint setuju, Guys! Kita bisa mulai latihan dari besok," ucap Feri dengan lantang hingga suaranya menggema di seisi ruangan.
Semua orang bersorak-sorai senang. Mereka tidak sabar menyajikan drama musikal yang apik di depan semua orang.
Berbeda dengan orang-orang yang begitu semangat, maka Mint dan Gempar saling melempar pandang tajam. Seperti ada listrik yang muncul dari tatapan mereka saat beradu. Mereka tidak tahu bagaimana drama musikal ini berakhir.
🌠🌠🌠
Yukkk tinggalkan vote dan komen kalian😘😘😘🤗❤️
Follow IG & Twitter: anothermissjo
Dari dulu aku kepingin bikin cerita Teenfict ada ala-ala nyanyinya😂😂🤭 jadi mohon maap teenfictnya ada adegan macem nyanyi🤣🤣
Btw, ini film High School Musical. Kalau kalian nonton film ini dijamin gumush😍😍 HSM ini ada 3 film. HSM 1, HSM 2, HSM 3. Seru deh❤️ ini tontonanku dulu banget🤣
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top