BAGIAN 6-MINAMI'S LIFE

Quest Type S

Quest 7 : Buatlah makhluk di atas muncul dari gudang sekolah. Tokoh utama dan temannya pun mengalahkan makhluk ini di halaman depan. Setelah makhluk ini hancur, tiba-tiba muncul sebuah kertas dengan bertuliskan huruf aneh. Tak seorang pun bisa membacanya. Khusus bab ini maksimal kata naik menjadi 1.500 kata. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.

Tetapi Minami melupakan satu hal, satu gambar lagi yang terbentuk dari potongan puzzle itu.

Sama seperti tangga, gambar itu juga akan datang.

Monster ungu berbulu. Pfurmon.

Kebahagiaan yang dirasakan Minami menghilang ketika melihat sebuah monster ungu berbulu yang tiba-tiba muncul di hadapannya, sama seperti Minami yang kebingungan, pfurmon itu juga terlihat bingung karena wajahnya ngebug.

Hampir saja Minami menganggap pfurmon itu sebagai boneka raksasa, tetapi ketika jari pfurmon itu terangkat maka cewek itu langsung menepis jauh pikirannya itu.

Pfurmon itu menggeram membuat Minami terkejut, belum selesai dia meyakinkan diri dengan apa yang dilihatnya ini, pfurmon itu sudah membuat ulah. Minami langsung berlari ke luar dari gudang, sungguh dia takut makhluk itu akan memakannya.

Tanah yang dipijak Minami bergetar karena pfurmon itu mengikutinya, cewek itu berlari semakin cepat hingga tiba di halaman depan sekolah, tetapi pfurmon itu tetap mengikutinya membuat Minami hampir menangis karena takut.

Kenapa pfurmon itu harus mengikutinya?

Teman-temannya yang masih berada di sekolah menatap pfurmon itu dengan raut wajah tak percaya, bahkan mereka berpikir bahwa itu hanyalah ilusi semata.

"Kabur! Lari! Lari!" Seruan itu muncul dari teman-temannya yang langsung berhamburan berlari menjauhi pfurmon itu, tetapi pfurmon itu hanya melihat manusia-manusia di hadapannya berlari tanpa berniat mengejar. Dasar pfurmon pilih kasih!

"Minami! Lari! Lo mau dimakan, hah?!"

Minami mau saja berlari, tetapi takut pfurmon itu akan mengejarnya lagi. Pfurmon itu mengaum ke arah teman-teman Minami yang berlari di hadapannya membuat suasana semakin riuh, suara teriakan minta tolong semakin banyak terdengar.

"Lo nggak lari?" tanya seseorang dari belakang Minami.

"Kalau gue lari, monster itu bakal ngejar gue," jawab Minami dengan suara bergetar, siapa yang tidak takut jika dikejar-kejar pfurmon seperti ini?

"Lo yang bawa monster itu sampai ke halaman depan gini?" Itu bukan pertanyaan, tetapi pernyataan. Dasar Eijaz! Sudah tau tetapi masih saja bertanya yang tidak penting.

"Kalau gitu lo harus ngehancurin makhluk ini, pihak sekolah udah nelfon polisi, mereka pasti akan segera datang. Cepat selesaikan sebelum masalahnya makin besar."

"Gue nggak tau caranya, Eijaz. Gue takut."

"Astaga!" pekik Eijaz frustasi, apa yang harus mereka lakukan pada pfurmon ini?

"Perhatikan monster itu baik-baik, cari tau yang mengganjal dari tubuhnya."

Minami menatap pfurmon itu dengan seksama, tidak ada yang tidak aneh! Semua yang ada pada pfurmon itu aneh. Wajahnya ngebug, kepalanya kecil dan matanya mengeluarkan sinar putih. Namun dia tidak memiliki hidung!

"Dia nggak punya hidung!" pekik Minami.

"Cari hal yang lebih penting Minami, apa pentingnya dia punya hidung atau tidak?"

"Kalau nggak ada hidung, bagaimana dia bernafas?"

"Dari mulut," jawab Eijaz tak peduli.

Minami berdesis kesal, pfurmon itu melihat ke arah mereka dan menaikkan tangannya, jari-jari besarnya menunjuk ke arah kanan, ada apa di sana?

Arah ... gudang?

Tadi Minami menyusun puzzle sehingga terbentuk gambar tangga dan juga monster ini, tangga itu sudah dimanfaatkan, berarti pfurmon ini juga harus dimanfaatkan? Begitu, kah?

"Lo bener! Dia nggak punya hidung! Berarti dia punya sesuatu di tubuhnya untuk menghirup oksigen, ayo cari itu!" ujar Eijaz bersemangat.

Eijaz sudah berlari mengelilingi pfurmon itu untuk menemukan sesuatu yang aneh, sedangkan Minami tanpa bergerak dia sudah melihat sebuah tombol di dada pfurmon itu, tombol itu cukup besar, mungkin itu tombol on/off?

Minami menggeleng, memangnya pfurmon itu robot?

"Eijaz!" panggil Minami.

"Apa?"

"Tombol di dadanya," ucap Minami membuat Eijaz menatap ke arah yang sama.

"Ya, tapi dia tinggi, gimana kita bisa nekan tombol itu?"

"Lo panjat aja," saran Minami.

"Are you crazy?! Lo mau ngorbanin nyawa gue, hah?!"

Eijaz tak terima dengan saran yang diajukan Minami, enak saja menyuruhnya memanjat tubuh pfurmon seperti itu.

"Kalau gue yang manjat, dia pasti akan sadar."

Eijaz melengos, itu benar, tetapi apa dia memang harus memanjat tubuh pfurmon itu? Baiklah, sepertinya itu bukan masalah besar.

Eijaz berjalan ke arah belakang pfurmon itu, dan mulai menaiki tubuh monster itu dengan mencengkeram bulu-bulu ungunya, Eijaz memanjat dengan penuh kehati-hatian dan Minami yang melihatnya dengan penuh kekhawatiran, untung saja pfurmon itu masih ngebug dan menatapnya dengan seksama, setidaknya Eijaz aman untuk beberapa saat.

Pfurmon itu tiba-tiba menggeram sehingga Eijaz yang sedang memanjat menjadi terkejut dan langsung jatuh ke tanah, mendengar suara hantaman dari arah belakang membuat pfurmon itu menoleh dan Minami langsung berlari lalu menolong Eijaz.

"Monsternya nggak ngebug lagi, dia udah serem," ucap Minami pelan.

"Jangan takut, kita pasti bisa ngelawan dia. Ayo."

"Ternyata dia punya ekor, ayo kita tarik ekornya sampai dia jatuh," bisik Eijaz.

"Kalau dia ngejar gue?"

"Diam disini! Dengar isyarat gue nanti."

Eijaz berlari memutari pfurmon itu dan menarik ekornya dengan kuat sehingga pfurmon itu menoleh ke belakang.

"Minami bantu! Dia berat!"

Minami ikut menarik ekor pfurmon itu dengan kuat, seluruh tenaga sudah mereka kerahkan tetapi pfurmon itu masih bisa bertahan di posisinya. Minami yang geram langsung melepaskan ekor pfurmon itu dan menabrak kaki pfurmon itu dengan tubuhnya, pfurmon itu sedikit oleng lalu kembali menegakkan tubuhnya dan berusaha membalikkan tubuh.

Melihat ada pergeseran posisi setelah ditubruk, Eijaz ikut melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Minami, mereka berdua menabrakkan tubuh ke pfurmon itu sehingga berkali-kali pfurmon tersebut menjadi oleng.

Mungkin karena kesal, pfurmon itu meninju-ninju dadanya sendiri lalu menggeram dengan keras, makhluk besar itu menghentak-hentakkan kakinya ke tanah sehingga membuat tanah menjadi bergetar.

"Monsternya ngamuk!"

Minami dan Eijaz berlari ke arah yang berlawanan, tetapi karena targetnya adalah Minami, maka pfurmon itu lebih memilih untuk mengikuti Minami.

Minami mengambil tong sampah lalu menggelindingkannya ke arah pfurmon itu, tetapi pfurmon itu bisa melaluinya dengan mudah. Melihat Minami yang menjadi target serangan, Eijaz langsung komat-kamit dan tiba-tiba muncul sebuah tali tambang di tangannya, cewek itu langsung mengikat tali itu di tiang bangunan dan satu lagi di pohon besar.

"Minami! Bawa ke sini!" pekik Eijaz mengarahkan.

Minami mengubah arah larinya dan mendekati Eijaz, pfurmon itu juga melakukan hal yang sama dan dia akhirnya jatuh ke dalam perangakap. Ketika pfurmon itu melewati tali, dia langsung jatuh ke tanah sehingga pohon besar itu ikut tercabut dan tiang bangunan menjadi roboh.

Minami dan Eijaz juga ikut terjatuh karena tidak bisa menahan tubuhnya dari getaran itu, pfurmon itu semakin marah dan menabrak parkiran motor yang tiangnya sudah roboh itu agar bisa menjangkau Minami.

"Eijaz! Lakukan sesuatu," rengek Minami.

Sementara Eijaz berpikir, pfurmon itu semakin merusak tempat parkir.

"Lari!" Minami menarik tangan Eijaz agar menjauhi pfurmon yang sudah hampir menjangkau mereka setelah atap tempat parkir menjadi rusak total.

Eijaz melepaskan tangannya dari Minami. "Kita ikat dia."

Eijaz mengeluarkan tali lainnya dari dalam tasnya dan memberi satu ujungnya pada Minami, pfurmon itu kesusahan keluar dan akhirnya bisa terikat.

Eijaz dan Minami menarik pfurmon itu hingga tepat berada di bagian pinggir halaman depan dan mengikatnya ke tiang ruang guru yang letaknya tidak jauh dari halaman, pfurmon itu mengamuk sehingga tiang itu roboh dan atap ruang guru jebol dan menimpa pfurmon itu.

"Bawa dia ke tiang yang lain!"

Kali ini tali yang mengikat pfurmon itu dihubungkan dengan tiang ruang kepala sekolah dan staf TU, entah seberapa panjang tali yang dimiliki Eijaz, tetapi tidak habis terus.

"Lempar talinya! Gue ikat ke tiang ruang kurikulum."

Minami melempar ujung talinya ke arah Eijaz dan temannya itu langsung mengikat di tiang ruang kurikulum.

Mungkin pfurmon itu memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga ketika dia berusaha melepaskan ikatannya, tiang-tiang itu menjadi retak.

Minami menaiki tubuh pfurmon itu dengan cepat lalu menekan tombol di dada pfurmon itu dan seketika pfurmon itu menjadi kaku, Eijaz menarik Minami agar segera menjauh. Tidak lama kemudian pfurmon itu jatuh ke arah depan dengan tertimpa reruntuhan membuat kedua cewek itu meringis.

Pfurmon itu sudah hancur menyisakan selembar kertas yang melayang-layang.

Eijaz mengambil kertas itu dan memberikannya kepada Minami.

"Apa bacaannya? Kenapa gue tidak mengerti?"

"Hurufnya pun aneh, gue tidak pernah melihat ini sebelumnya."

Huft, masalah apalagi ini?

1273 kata

wga_academy
seirin11_04

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top