31. Relik Masa Lalu
Bastian sedang mengamati cincinnya.
Dia sudah berencana untuk memoles cincin itu, tapi dia tak sanggup melepasnya. Cincin itu adalah warisan satu-satunya dari kedua orangtuanya, melepasnya serasa berpisah dengan jiwanya.
Bastian menengok ke langit. Malam itu langit cukup cerah. Bintang-bintang yang berkelap-kelip terserak di angkasa, seperti butir-butir berlian. Bastian tidak punya ketertarikan khusus pada langit, astronomi dan sejenisnya, tapi kedatangan alien-alien itu mengubah pemikirannya. Ada apa di semesta yang luas di luar sana?
Tiba-tiba ponselnya berdering. Dari Galih, anak buahnya.
"Halo?"
"Pak..." Galih kedengaran terburu-buru. "Gogon menyala."
Bastian melirik jam tangannya. Pukul tujuh malam. "Di mana koordinatnya?"
"Perumahan DepeNolPersen Jatinegara, Jakarta Timur."
"Apa yang ini..." Belakangan rupanya Gogon menangkap sinyal yang berbeda. "Milka?"
"Sepertinya begitu," jawab Galih. "Gogon tidak menyala seterang waktu mendeteksi Energi Alpha Superwoman."
Kata Profesor Piktor, Milka tidak berbahaya...
"Pak, apa yang harus kita lakukan?"
Bastian menimbang-nimbang. Sejak kejadian di parkiran kampus itu, Superwoman lebih sulit dideteksi. Sepertinya wanita itu sadar kalau Gogon bisa mendeteksi Energi Alpa miliknya juga. Bastian menghirup napas dalam-dalam dan melompat dari tempat tidur.
"Kita bergerak ke sana."
Karena Milka adalah satu-satunya cara memancing Superwoman keluar.
...
Dua puluh kilometer jauhnya dari kantor BIN tempat Gogon menyala, Donna melenggang memasuki kompleks perumahan DepeNolPersen di daerah Jatinegara.
Untung aku mencuri pakaian ini dari mahasiswi itu.
Donna mengamati dirinya sendiri. Hijab berwarna merah marun itu menutupi rambut kuningnya dengan sempurna. Seharusnya Donna mencuri pakaian seperti ini dari dulu, tapi dia tidak ingin memunculkan korban yang tak perlu. Bicara soal korban tak perlu, Donna terpaksa memukul petugas keamanan yang menanyainya macam-macam di gerbang kompleks.
Aku hanya ingin menyelesaikan tugasku.
Donna berhenti di tengah-tengah jalan perumahan yang lebar. Suasana di kompleks itu sunyi, mirip seperti daerah tempat kakak-beradik gendut itu tinggal. Wanita itu mengecek komputer. Alat itu tidak bisa memberikan koordinat yang spesifik, karena radiasi Jigu yang terdeteksi tadi terlalu kecil jumlahnya.
Dan terus menurun. Daya Jigu M1LK berkurang terus-menerus sejak dia mendarat di planet ini. Kalau Daya Jigu-nya habis, aku tak akan bisa lagi mendeteksinya.
Donna berhenti di depan sebuah rumah warna putih dengan pagar abu-abu. Tanpa panduan jelas dari komputer, wanita itu hanya mengandalkan perasaannya. Dan layaknya insting para perempuan Bumi, naluri wanita Kentalmanis pun sama akuratnya.
Rumah yang ini.
Rumah itu gelap, seperti tidak berpenghuni. Donna mendekati pagarnya. Di garasi, dia tidak menemukan kendaraan yang terparkir seperti di rumah-rumah lainnya. Donna melirik ke kiri dan kanan, memastikan keadaan aman. Setelah mencuri dengar percakapan di kampus tadi siang, Donna jadi tahu kalau si prajurit bersenjata itu punya alat bernama Gogon yang mampu mendeteksi Daya Jigu. Sejak saat itu, Donna memutuskan untuk mematikan T2 miliknya.
Aku tak akan mengambil resiko misiku dikacaukan lagi oleh prajurit-prajurit Bumi itu.
Dengan satu lompatan, Donna berhasil melewati pagar rumah dan mendarat di halaman.
Hati-hati tanpa menimbulkan bunyi, dia mendekati pintu depan. Melalui jendela di samping pintu, dia mengintip ke dalam. Rumah itu kelihatan kosong. Dia mendorong pintu itu sedikit, mencoba membukanya. Terkunci.
Baiklah kalau begitu.
Wanita itu tak habis pikir bagaimana alat seperti ini bisa diandalkan manusia Bumi untuk mengamankan rumahnya. Kunci-kunci pengaman ini terlalu sederhana. Dia memutar gagang pintu itu dan KRAK! Benda itu tercabut sepenuhnya dari tempatnya.
Donna meremas gagang pintu dan engsel kunci yang tercabut itu menjadi gumpalan logam dan melemparkannya ke halaman. Wanita itu masuk ke dalam.
Seperti tebakannya, tidak ada siapa-siapa di dalam rumah. Donna meneliti ruang tamu, mencoba mencari-cari petunjuk tentang para penghuni rumah. Di atas meja ruang tamu, Donna menemukan selembar kartu tebal, di bagian depannya tertulis "Undangan". Sepertinya itu adalah undangan pernikahan yang bertanggal hari ini.
Pasti penghuni rumah ini sedang menghadiri undangan ini...
Donna semakin yakin, bahwa ini adalah rumah yang tepat. Wanita itu bisa merasakan sisa-sisa pancaran Daya Jigu.
Di ruang keluarga, Donna terhenti. Sisa-sisa Jigu itu menguat, menggantung di udara seperti aroma pengharum ruangan.
M1LK tadi ada di sini!
Nalurinya benar, wanita itu bahkan nyaris bisa menyentuh Milk, seakan-akan cowok berambut putih itu memang ada di sana. Donna mencari-cari petunjuk lagi. Di ruang makan dekat bak cuci piring, wanita bisa membaui sisa-sisa darah Milk.
Di mana dia?
Darah M1LK pernah mengalir di ruangan ini. Apa dia terluka waktu pertempuran tadi siang?
Donna menghirup udara dalam-dalam, mencoba membaui bekas darah. Hidungnya yang tajam dan terlatih melacak dapat mengendus darah M1LK di arah yang lain, di atas. Aromanya tercium lebih kuat di sana.
Aku harus ke lantai atas!
Sebelum menaiki tangga, tatapan wanita itu jatuh pada sesuatu.
Di dekat televisi, ada sebuah akuarium yang diterangi lampu putih. Seekor ikan gendut jelek berwarna kuning menatap Donna dengan matanya yang menonjol, seperti menantangnya.
Hewan ini bisa memberitahuku di mana M1LK.
Sebuah kata terbentuk di kepala Donna. Kabur dan tak jelas, lama-kelamaan kata itu menjadi lebih jernih. Tidak. Ikan ini tidak mau memberitahuku di mana keberadaan Milk. Donna mengernyit bingung. Dia tahu aku menerobos masuk ke rumah ini dan dia tidak senang.
Donna menyipitkan mata, meneliti akuarium itu. Dia melihat sebuah mainan pesawat luar angkasa berwarna perak, tertambat miring di dasar akuarium.
Tiba-tiba dia tertegun.
Donna mengucak matanya untuk memastikan dia tidak salah lihat.
Aku tahu pesawat ini...
Wanita itu mulai gemetaran. Ini tidak mungkin! Dia menjulurkan tangan untuk mengambil mainan pesawat ruang angkasa itu. Bentuknya yang khas telah menjadi teror bagi siapapun yang pernah melihatnya.
S0D4 dan C0L4... Ada di sini?
Ketika jari-jari Donna menyentuh air, si ikan kuning menggelembung seperti mau meledak dan muncul duri-duri pendek dari kulitnya. Ikan itu kini nyaris sebesar kepala dan melesat mengancam ke arah tangan Donna, bersiap menyakitinya seandainya wanita itu nekat memasukkan tangannya ke dalam air.
Dia tidak mengizinkanku untuk menyentuhnya. Donna cepat-cepat menarik keluar tangannya. Ikan ini mengancamku! Tubuhnya beracun? Oh, baiklah.
Donna mengintip mainan itu lagi. Donna yakin sekali itu adalah pesawat luat angkasa milik S0D4 dan C0L4. Dan ikan itu melindungi pesawat ini! Jika ini hanya mainan biasa, mana mungkin si ikan bersikap begitu protektif?
Jadi betul? Donna menegakkan diri. Kesimpulan pemikirannya terasa absurd, tapi juga sulit terbantahkan. Ini pesawat luar angkasa milik S0D4 dan C0L4?
Donna kembali ke ruang depan dan mengambil kartu undangan pernikahan itu. Dia membaca lagi sampul depannya. Sebaris kalimat tertulis di situ, dalam huruf cetak yang melingkar-lingkar memusingkan.
'Untuk Bapak Leo Mensa dan Ibu Ara Aquila Mensa, beserta anak, Tito dan Teana.'
Donna menjatuhkan undangan itu dan bergidik ngeri.
Apa ini artinya... Leo dan Ara Mensa...
Apa yang baru saja dibacanya menjawab semua kebingungan Donna, menyatukan potongan-potongan informasi ini. Apalagi miniatur pesawat ruang angkasa itu membuktikan kesahihannya.
Tidak salah lagi!
Sebelum M1LK dibekukan...
Mustahil Donna melupakan S0D4 dan C0L4, dua pembunuh mantan pejuang yang sedari dulu menghalang-halanginya untuk menuntaskan misinya. Donna tahu persis bahwa S0D4 dan C0L4 terobsesi menemukan kekuatan terbesar. Tak ada yang selamat dari serangan mereka berdua. Setelah pertempuran besar yang memakan banyak korban, S0D4 dan C0L4 berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Namun sebelum dibuang ke lubang hitam, tiba-tiba pasangan ini melarikan diri dan menghilang dari K3NT4LM4N13S.
Dan sampai hari ini, tak seorangpun yang tahu ke mana S0D4 dan C0L4 kabur.
Semuanya itu terjadi delapan belas tahun yang lalu. Satu-satunya informasi terakhir dari pasangan ini adalah, mereka membawa serta pesawat luar angkasa mereka yang didesain khusus untuk membumihanguskan desa-desa. Pesawat yang bentuknya sama persis dengan mainan di dasar akuarium itu. Orang-orang yakin S0D4 dan C0L4 kabur demi mengejar sumber Jigu maha dahsyat yang konon terletak di suatu tempat di luar Galaksi Nomnom.
Donna melirik akuarium dan mainan pesawat luar angkasa itu. Dia sangat yakin sekarang. Berapa banyak orang yang menaruh mainan pesawat luar angkasa di akuarium?
Itu adalah pesawat luar angkasa milik S0D4 dan C0L4 yang telah diciutkan!
Rupanya mereka datang ke Bumi lalu menyamar menjadi manusia: Leo dan Ara Mensa. Dan mereka memutuskan untuk menyembunyikan pesawat mereka di akuarium ini.
Licik sekali!
Donna sadar dia bukan tandingan S0D4 dan C0L4. Apalagi jika mereka sudah berhasil menemukan sumber Jigu terkuat itu. Aku tidak akan bisa menang melawan mereka.
Ada bunyi langkah-langkah kaki di halaman depan.
Siang tadi, M1LK kabur bersama seorang gadis. Donna ingat sahabat gadis itu yang gemuk seperti babi memanggilnya dengan sebutan 'Tea'. Tak salah lagi, pasti itu singkatan dari Teana. Dan seperti yang tertulis dalam undangan ini, Teana adalah anak dari Leo dan Ara Mensa, alias S0D4 dan C0L4...
Donna meremas undangan itu sampai lumat. Sial! Aku terlambat!
"Pak, pintu depan terbuka. Sepertinya ada orang di dalam!"
Ucapan itu adalah bisikan, tapi telinga terlatih Donna mampu menangkapnya. Ada orang di luar. Donna memasang pelindung wajahnya dan menyalakan komputer.
"Pak, Gogon menyala dan berputar lebih cepat!"
"Siaga. Kita masuk ke dalam!"
Donna mengumpat dalam hati. Dia kenal suara yang kedua itu. Prajurit Bumi sialan itu. Jadi alat bernama Gogon itu betul-betul bisa melacakku!
Donna melangkah keluar, menuju halaman depan. Di balik pagar, dia bisa melihat bayangan beberapa orang yang sedang berdiri di jalan depan. Wanita itu mengaktifkan roket di kakinya dan mencondongkan tubuhnya ke arah pagar.
DHUAAAAR!
Dengan bunyi letusan keras, Donna terbang menabrak pagar hingga terpental copot. Orang-orang yang berdiri di balik pagar juga terlempar jatuh akibat terjangan roketnya, seperti pion-pion yang tersambar bola bowling. Mereka berteriak kesakitan dan mengangkat pistol-pistol, tapi tak cukup cepat untuk membidik dan menembak Donna. Wanita itu sudah melesat tinggi ke udara.
Jika M1LK betul-betul bersama dengan Teana, ini gawat! Donna menendang ke belakang dan terbang semakin tinggi menembus awan, meninggalkan si prajurit Bumi dan para anak buahnya yang terkapar di bawah.
Gadis itu akan membunuhnya lebih dulu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top