💓Mine

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Baru saja Todoroki sampai di kelas dan duduk seperti biasa di tempat duduknya yang berada di pojokan kelas di sebelah Mina, Mina [cewek alien] dengan kulit berwarna pinky gitu. Oh ya, perlu di ketahui kalau Mina ini dia bukanlah fujoshi. Melainkan golongan yang lebih parah. Bisa di tebak, kalau Mina ini dia yaps lesbian maybe. Dan pasangannya adalah gadis tak terlihat itu. Toru hagakure, Toru itu adalah pacar sah Mina. Dan Mina ini adalah penggemar Yuri berat!.

"...". Todoroki tanpa mengatakan apapun seperti biasa. Dia duduk di samping Mina yang sedang asyik berbicara dengan murid perempuan lainnya. Dia sekilas memang tampak normal dan ekstrovet. Namun, ketahuilah. Kalau sebenarnya di kamar Mina terdapat banyak dj Yuri yang terlarang dan Mina itu dia lebih mesum dari para lelaki yang biasanya jadi pelaku yang di sebut sebagai 'hentai' itu.

"Ah Toru~. Mnh...ayo kita lakukan malam ini lagi" seru Mina pada Toru yang entah sejak kapan sudah tidak memakai jurus menghilangnya lagi. Btw, penampilannya disensor dulu. Dia cantik kok. Seperti gadis loli yang sangat kawaii dan pengen dimakan setiap saat.

"Mina??. Ngh jangan lagi dong!. Kita kan baru saja melakukan nya ta-tadi pagi" bisik gadis yang sangat imut itu seraya goyang sana sini dengan gemas.

"Ululu~. imut sekali sih. Atau kau mau kita masturbasi bersama?" Bisik Mina yang jadi maskulin seraya menyeringai menggoda.

"...///!. Gak!" Teriak Toru. Ia langsung mengunakan quirk menghilangnya dan pergi dari hadapan Mina segera. Dan Mina mendengus pasrah. Cih, padahal kan ia pengen lagi~.

.
.
.
.
.

Dan baru saja setelah kejadian ritual biasa pagi itu. Si bakugo, preman yang jarang sekali ingin melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas. Kini malah datang lebih awal dan memasuki kelas dengan ogah-ogahan. Dia melihat ke arah sekitar kelas dan ia langsung mendekati todoroki disana yang sedang duduk.

"..." Dan mereka kini saling tatap-tatapan diam. Todoroki menatap dengan wajah datarnya yang polos. Dan bakugo yang kini menatapnya tajam. Kedua tangannya diletakkan didepan meja todoroki dan ia langsung mencondongkan wajahnya ke arah todoroki dengan jarak yang sangat dekat. Todoroki tetap tenang melihat langsung kearah wajah bakugo yang dekat.

"Lagi!" Tanpa basa-basi. Bakugo tiba tiba berteriak akan hal itu pada todoroki didepannya.

"....?"

"Aku mau mencium-mu lagi!" Tegas bakugo. Cup! . Bakugo langsung mencium bibir manis milik todoroki didepannya. Todoroki terdiam saat bakugo tiba tiba menciuminya. Bakugo mulai memasukkan lidahnya dengan cepat. Todoroki mulai tampak kesusahan saat bakugo dengan cepat mendominasi.

"....mnh..." Desah pelan todoroki. Todoroki dengan gemetar mulai mengerakkan tangannya karena bakugo terlalu kasar baginya. Tapi bakugo sepertinya tau, dan dia dengan cepat pula menekan kembali kedua tangan todoroki diatas meja sehingga todoroki untuk kedua kalinya tidak bisa bergerak bebas. Todoroki yang semula tampak datar. Kini ia mulai gemetar. Kedua lututnya tampak mulai menutup saat ia merasakan benda di tengahnya mulai naik karena ciuman ini.

Bakugo perlahan semakin mendekati todoroki didepannya. Memajukan badannya untuk memperdalam ciumannya. Ia bisa merasakan setiap bagian todoroki yang terasa begitu manis dan ia menginginkannya lagi dan lagi. Bakugo tidak bisa melupakan bagaimana ciuman kemarin dengan todoroki. Justru bakugo menginginkan hal lebih, bakugo memegang kedua pipi todoroki menangkup-nya dengan gerakan kasar sehingga todoroki semakin kepayahan mengikuti gerakan bakugo yang semakin brutal dan sama sekali tidak membiarkan bergerak.

"Cih, sudah hampir ya" bisik bakugo saat ia merasakan kalau lidah todoroki mulai melemah. Ia melepaskan tautannya sejenak dengan tidak rela. Melihat wajah mungil todoroki yang kini menatap dengan tatapan sayu hampir kehabisan nafas. Dan jalinan saliva hasil ciuman panas mereka pada jarak yang
masih sangat dekat. Bakugo menatap dengan tatapan intens. Wajah itu benar benar.., bakugo tanpa mengatakan apapun.

Srek!

Langsung menarik sosok todoroki yang masih berusaha menetralkan nafasnya. Dengan kepayahan Todoroki terpaksa mengikuti langkah kaki bakugo yang langsung menyeretnya tanpa membiarkannya bergerak sedikitpun. Ia benar benar, tidak bisa melawan bakugo saat ini.

"...h...kita mau kemana?" Tanya todoroki dengan nafas masih tersengal-sengal.

"Diam!" Ketus bakugo. Dan ia tetap menyeret todoroki dengan paksa kearah tujuannya.

Ia melihat sosok bakugo dari belakang dengan wajah yang sudah berangsur menjadi datar kembali seperti biasa saat todoroki bisa mengendalikan dirinya lagi. Ia melihat dengan kedua manik matanya menatap sedikit khawatir pada sosok di depannya itu. Todoroki sama sekali tidak bisa melepaskan diri karena bakugo memegang erat tangannya itu. Dan bakugo yang sekarang menatap tajam kearah depan seolah ia sama sekali tidak bisa dihentikan.

Ugh...kok dirinya takut ya.

.
.
.
.
.

Brak!

Todoroki merintih pelan, dengan otomatis ia menutup kedua matanya saat dirasakan bakugo begitu saja menghempaskan tubuh mungilnya ke arah benda keras itu. Todoroki membuka kedua matanya perlahan dan ia bisa melihat bakugo yang kini berada tepat di depannya. Dan ia yang sedang dikurung dengan kedua tangan bakugo di kedua sisi badan mungilnya itu. Tapi, todoroki. Ia tidak takut. Ia masih tetap tenang, melihat datar ke arah sosok arogan di depannya.

"Kau mau apa bakugo?" Seru todoroki menatap dengan manik datar tepat kearahnya. Ia aneh, karena ini tidak seperti biasanya bakugo memaksanya. Apalagi sampai dia dibawa ke luar dari kelas. Padahal jam pelajaran sudah dimulai sedari tadi.

"Kau adalah milikku" tekan bakugo dengan tegas menatap langsung dengan tatapan tajam ke arah todoroki didepannya itu. Melihat dengan posisi sangat dekat. Todoroki melihat dengan sikap tenang, ia tidak mengerti apa yang dikatakannya.

"Apa maksud-"

"JUST MINE!" Teriak bakugo lagi menekankan perkataannya itu. Menatap tajam seolah todoroki adalah miliknya seorang.

"Berhenti bermimpi ,bakugo" seru todoroki datar. Bakugo, ia semakin mendekat setelah itu. Dan ia mengarahkan wajahnya perlahan kearah todoroki. Todoroki perlahan menghindar kearah samping saat bakugo dirasakan semakin mendekat dan nafasnya bisa terdengar menerpa hangat pipi todoroki. Todoroki melirik datar kearah samping melihat bagaimana pepohonan perlahan bergoyang dan meninggalkan beberapa lembar daun kering diatas tanah yang ada dibawahnya.

"Lihat aku todoroki" bisik pelan bakugo tepat di telinganya. Dan ia perlahan menjilati telinga itu dan ia melirik kearah todoroki yang hanya diam disana. Sama sekali tidak bergeming saat ia melakukan hal seperti itu.

"...". Tanpa mengatakan apapun. Todoroki tidak melakukannya. Ia tetap melihat kesamping.

"Lihat aku!" Seru bakugo lagi. Dan lagi lagi todoroki sama sekali tidak bergeming. Ia seolah seperti sebuah batu es yang begitu beku dan dingin. Tidak dapat berubah dan tersentuh oleh apapun. Dan itu membuat bakugo kesal, ketika ia melihat bagaimana ekspresi wajah todoroki yang sama sekali tidak berubah. Wajah yang begitu datar dengan kedua manik mata menawan berwarna beda itu. Melihat dengan begitu dingin, sekaligus begitu mempesona untuk waktu yang bersamaan. Todoroki seperti sebuah permata yang susah dicari oleh siapapun. Sudah di dapatkan dan ketika kau melihatnya maka kau akan langsung menginginkannya.

Sama seperti bakugo sekarang. Setelah ia melihat bagaimana ekspresi itu berubah. Ia begitu terpesona, dan ia langsung ingin menjadikan todoroki sebagai miliknya. Ia ingin agar todoroki menjadi miliknya seorang dan ia begitu menginginkan dirinya. Menginginkan todoroki, dan ia tidak peduli dengan apapun. Meksipun ia harus memaksa dan melakukan hal lainnya. Apapun hal itu asalkan ia bisa memiliki todoroki dengan seutuhnya.

"Kau adalah milikku..." Tekan bakugo. Ia tidak akan menyerah. Ia melihat dengan kedua manik mata tajam nan intens.

"... jangan bermimpi" seru todoroki datar. Ia melirik kearah bakugo di depannya itu.

.
.
.
.
.

Cup!

Tanpa di duga. Bakugo kini ia dengan kasar langsung memaksa mencium bibir todoroki. Kali ini dengan lebih panas dan lebih agresif dari sebelumnya. Bakugo melirik dari ujung matanya yang berwarna merah. Apapun akan dia lakukan. Ia akan memaksa keinginannya itu. Bakugo akan menjadikan todoroki sebagai miliknya dan akan ia pastikan todoroki tidak akan mengelak.

Todoroki tidak mau, ia langsung memberontak. Ia mendorong tubuh bakugo dengan enggan. Bahkan ia tidak membalas sama sekali ciuman yang dilakukan bakugo. Tapi bakugo, ia tetap memaksa. Kali ini ia langsung mengarahkan tangan kanannya masuk ke dalam kaos miliknya. Membuat todoroki tersekat, ia melirik kearah sana dengan kedua matanya yang sedikit menyipit menahan godaan yang diberikan bakugo. Todoroki perlahan dengan gemetar mengarahkan tangan kirinya kearah tangan bakugo. Sedikit lagi...,

Srek!

Langsung saja Todoroki bisa merasakan kalau tangannya begitu saja di hempas-kan ke dinding belakangnya. Dan satu tangan bakugo dengan bebas masuk kedalam kaos. Bakugo menyeringai. Ia melepaskan tautannya sejenak dan tersenyum tipis melihat raut wajah datar todoroki yang tampak kesusahan mengikuti pergerakannya yang kasar.

"Kenapa?, Kau mau mencoba menghentikan-ku?" Goda bakugo. Lalu ia berbisik pelan ke arah telinga todoroki. "Tidak akan bisa, karena aku akan menjadikanmu milikku!"

"Ka..ka-mnh!". Perkataan todoroki terpotong oleh ciuman panas Bakugo. Ia langsung memainkan lidah todoroki dan satu tangannya meraba raba tubuh todoroki ganas membuat seragamnya perlahan menjadi berantakan. Todoroki berusaha menggerakkan kedua tangannya yang mulai gemetar, tapi tidak bisa karena ditahan kuat oleh bakugo. Wajah datar todoroki mulai sayu tatkala ia merasakan rangsangan hebat di tubuhnya. Ia menutup kedua matanya paksa, tubuhnya mulai terasa gemetar. Dan bakugo semakin memperdalam ciumannya.

Ia melepaskan tautannya saat dirasakan lidah todoroki mulai melemah. Bakugo menatap dengan tajam dan jalinan tipis yang menghubungkan antar mereka. Bakugo melepaskan ciuman panasnya dari todoroki yang kini sudah tampak kacau dengan seragam berantakan dan wajah datarnya yang sedikit sayu dengan memerah di kedua pipi mungilnya itu. Ia menatap dengan tatapan sendu ke arah bakugo. Tatapan yang ingin dilihat oleh bakugo dengan tubuh mungilnya yang kini gemetaran dan kedua tangannya yang masih ditahan oleh bakugo di dinding sekolah itu.

'Membuat todoroki tampak begitu tidak berdaya didepannya' Smile*.

Bakugo tersenyum tipis, ia perlahan mendekati todoroki yang masih gemetaran. Dan berbisik pelan di telinga todoroki lengkap dengan seringai di wajahnya itu. Kedua matanya yang berwarna merah menatap dengan tajam dan intens ke arah todoroki yang kini hanya bisa pasrah di kurungan bakugo yang tidak terlepas. Ia terengah-engah ketika bakugo menempelkan badannya pada tubuhnya. Kedua matanya melirik dengan sedikit menyipit sayu, lemas.

"You're mine" tekan bakugo lagi dan ia mencium lagi todoroki sebelum ia melepaskan tangan kirinya itu. Ia menarik todoroki kearah rangkulannya dan ia membawa todoroki untuk pergi ke kelas dengan keadaan yang sudah lemas dan gemetaran.

.
.
.
.
.

"Wah, kau tidak apa apa todoroki?" Tanya tsuyu kaget ketika melihat todoroki baru kembali setelah jam pelajaran satu dan dua berakhir dan dalam keadaan yang cukup aneh. Dimana todoroki kini dibantu oleh rangkulan Bakugo di pundaknya. Dan kondisi todoroki yang kini sudah berantakan dan lemas. Kedua matanya menatap datar dengan sedikit sayu kearah depan. Ia masih lelah dan berusaha untuk kembali seperti semula setelah diserang secara agresif oleh bakugo tadi yang membuatnya benar benar kewalahan.

"A..aku gak apa...apa.." seru todoroki terbata-bata, ia masih sangat lelah karena tadi.

Tsuyu menatap lagi kearah bakugo. Dan sosok pemarah itu kini ia mengarahkan salah satu telunjuknya kearah mulutnya dan ia memamerkan senyuman berupa seringaian licik yang tampak sangat tampan dan membuat dirinya menjadi begitu ikemen saat ini dengan todoroki yang lemas di sebelahnya.

"Diam saja" serunya seksi. Dan membuat semua orang disana meneguk ludah perlahan.

.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top