💓Hubungan Yang Manis
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sepulang sekolah tepat sehari sebelum liburan dimulai. Tidak cukup hanya mengatakan kalau kau milikku. Bakugo, ia ingin agar menjadikan-mu seutuhnya dan ia ingin agar semua orang mengetahui kalau todoroki adalah miliknya seorang dan tidak ada seorangpun yang boleh memiliki dirinya. Dan ia benar benar menginginkan todoroki untuk seutuhnya. Seutuhnya karena todoroki adalah miliknya yang paling dia cintai.
"Todoroki!" Teriak sebuah suara yang sangat dikenalinya. Ia memanggil namanya, todoroki menghentikan langkahnya yang tinggal baru beberapa langkah sebelum keluar dari sekolah.
Todoroki berbalik. Melihat sosok bakugo yang berdiri sedikit jauh di depannya. Todoroki menatap datar dirinya itu. Kedua matanya menatap tajam kearahnya. Tidak biasanya bakugo sampai seperti ini. Ia sangat serius kali ini dan semua orang menatap mereka. Ia melihat tatapan tajam bakugo yang sangat menginginkannya.
"Kau adalah milikku!, Tapi belum sepenuhnya. Maukah kau berpacaran denganku?" Seru bakugo tepat di depan sekolah dan semua murid , langsung.
Todoroki terdiam. Hanya melihat sosok bakugo yang tengah serius disana. Menunggu jawabannya. Selang beberapa waktu. Todoroki berjalan dengan tenang ke arahnya tanpa berkata apapun. Ia mendekat hingga berada di depan bakugo dan satu tangannya menarik kerah depan bakugo hingga ia ikut sedikit menunduk ke arah todoroki yang semakin dekat. Bakugo tampak sedikit terkejut ketika todoroki melakukan itu.
Bakugo bisa melihat tatapan dingin yang begitu mempesona dan surai pendek yang perlahan bergoyang perlahan. Todoroki juga, ia bisa melihat dari dekat bagaimana wajah bakugo yang menatapnya intens. Tanpa berkata apapun. Kedua manik matanya yang selalu menatap tajam ke arah dirinya itu.
Semakin dekat hingga hidung mereka saling bergesekan dan nafas dingin yang perlahan menyapu wajah keduanya yang sangat dekat. Bibir keduanya yang tampak saling bersentuhan dan perlahan menyatu. Tidak ada lagi jarak diantara mereka dan itu adalah ciuman pertama yang dilakukan oleh 'todoroki'.
Hingga sebuah kecupan singkat terjadi. Lalu todoroki perlahan melepaskannya sejenak. Melihat sosok bakugo yang tertegun melihat kearah dirinya tanpa bereaksi. Wajah tanpa senyuman yang terlihat begitu ikemen dan memikat. Dan kadang kala bisa membuat Todoroki merasa kewalahan dengan bakugo setiap kali berhadapan dengan dirinya yang tempramen itu.
"Aku mau" seru todoroki dan ia memeluk bakugo di depannya itu dengan tenang dan perlahan. Merasakan kenyamanan tubuh bakugo yang terasa begitu hangat. Ia melingkarkan kedua tangannya pada pinggang bakugo yang berukuran lebih besar darinya itu. Dan dengan tenang menyandarkan tubuhnya pada sosok bakugo itu.
Suara riuh dan teriakan-teriakan langsung menyahut dari segala arah. Dengan pernyataan manis yang dilakukan oleh kedua orang populer disekolah.
Bakugo langsung membuat senyuman lebar setelah untuk beberapa saat hanya terdiam. Ia langsung mengubah posisinya todoroki ala bridal style dan gantian membuat sosok datar itu yang terkejut dengan dirinya.
"Kau sepenuhnya adalah milikku sekarang kan?" Seru bakugo menatap sosok todoroki yang ada dalam gendongannya yang hanya menatapnya datar. Lalu ia perlahan membentuk sebuah senyuman tipis pertanda -ya-.
Todoroki seperti biasanya, ia melihat perlahan wajah bakugo yang mendekat dan untuk kedua kalinya mereka mulai berciuman manis pertanda hubungan resmi mereka akan dimulai saat ini.
.
.
.
.
.
Bakugo melihat sosok todoroki yang duduk di sebelahnya itu. Sejak pernyataan cinta itu, bakugo yang biasanya suka bolos dan malas sekolah kini ia berada di kelas lagi. Tentu saja, dengan alasan ingin menjaga todoroki miliknya yang manis. Ia bahkan mengawasi semua orang dengan tatapannya yang tajam kalau mereka mendekati todoroki. Dan todoroki dengan tenang dan biasa saja menangapi hal itu.
Bakugo galak pada semua orang kecuali dengan pujaan hatinya itu. Ia biasanya hanya diam saja. Todoroki sama sekali tidak bisa memprediksi tindakannya yang kadang kadang membuat dia kewalahan dan kadang kesal melihat tingkah super posesif dari sang pacar. Bakugo juga ia hanya mau bersama dengan todoroki dan selalu berada di samping todoroki. Ia tidak mau sedikitpun membiarkan todoroki bersama dengan orang lain selain dirinya. Bakugo juga tidak jarang membuat pergerakan aneh yang membuat todoroki langsung memerah dibuatnya.
Seperti saat ini. Hari ini adalah ulang tahun bakugo. Tapi sedari tadi todoroki hanya diam saja dan seperti biasanya. Tidak ada yang aneh dan berubah. Wajah todoroki yang selalu datar dan minim ekspresi itu membuatnya susah untuk mengartikan perbuatan todoroki yang selalu tampak tenang. Namun, kalau sudah berubah. Ia jadi imut sekali dan membuat bakugo kadang tidak tahan untuk segera menyantap todoroki saat itu.
Bakugo hanya diam saja. Sedari tadi ia hanya menatap tajam kearah sebelahnya itu. Todoroki yang menyadari tatapan tajam bakugo dan menoleh kearahnya. Sudah sedari tadi ia merasa kalau Bakugo terus menerus menatap dirinya tidak seperti biasanya tanpa mengatakan apapun. Biasanya bakugo hanya akan melihat dengan sangat cuek kearah jendela dengan gaya preman-nya biasanya. Ia hanya disini untuk todoroki bukan untuk alasan bodoh lainnya.
"Ada apa?" Tanya singkatnya.
"Gak ada!" Ketus bakugo dan langsung mengalihkan wajahnya ke arah samping.
Todoroki menatap datar dan lanjut mengerjakan tugas yang diberikan guru. Bakugo tampak kesal saat todoroki sama seperti biasanya dan cenderung tidak peduli dengannya. Ia tampak sangat kesal dan memangku tangannya melihat jendela yang perlahan menampilkan warna langit yang membiru itu. Kedua manik matanya menyipit tajam ke arah samping kanannya.
"Ck!" Suara mendecih keluar dari mulut bakugo yang kesal. Dan todoroki sama sekali tidak peduli dan lanjut belajar.
.
.
.
.
.
Pulang sekolah. Todoroki telat pulang karena membantu Lida, ketua kelas untuk menyelesaikan tugasnya yang banyak. Todoroki adalah satu-satunya orang yang pandai dan bisa diandalkan antara murid-murid lainnya. Namun, todoroki tidak mau ikut ambil dalam organisasi. Dia gak bisa bersosialisasi dan pastinya akan membuat banyak masalah nantinya. Kelas sepi, anak anak lain sudah pulang. Biasanya todoroki hanya akan tersisa sendiri disini dan akan pulang seorang diri seperti biasanya.
Tapi..untuk beberapa hari dan bahkan hari ini berbeda.
Ia melihat kearah bakugo yang masih setia duduk di sebelahnya. Bakugo melihat dengan tidak acuh ke arah jendela itu tanpa berkata apapun dengan sikap seenaknya seperti biasanya. Ia sama sekali tidak bergeming sedari tadi. Sebelum todoroki akhirnya berdiri dari kursi kanan di sebelahnya. Ia berdiri dan bakugo yang duduk di sebelah kanannya ikutan berdiri tanpa berkata apapun.
"...."
Todoroki meremas tali tas hitam yang ia kenakan. Rasanya aneh saat ada seseorang yang selalu saja menunggumu. Dan orang itu selalu ada di sebelah. Dengan tidak peduli dan tanpa berkata apapun. Dia selalu ada di sisi todoroki menunggu dirinya. Bakugo melemaskan tangannya dan tatapannya terhenti ketika melihat ada sebuah kertas yang ada di meja todoroki.
"He?, Kau membuatnya?" Seru bakugo membuat todoroki berbalik menatap kearahnya. Dia langsung mengambil kertas itu dengan sedikit panik. Namun bakugo dengan mudahnya menaikkan kertas itu dan membukanya dengan cepat dari atas. Meninggalkan todoroki yang kini tampak was-was disana. Ia menunduk. Bakugo sudah melihatnya.
"Happy Birthday Bakugo. Ini untukmu katanya bunga mawar berwarna merah adalah pertanda jatuh cinta. Dan i love you"
Bakugo membesarkan kedua matanya tertegun saat melihat tulisan disana. Dan sebuah bunga yang diletakkan disana perlahan jatuh ke atas bakugo. Ia mengambil bunga yang terjatuh diatas dadanya. Bunga mawar merah yang cantik. Ia menarik tatapannya kearah todoroki yang kini tampak memerah tipis dan mengarahkan wajahnya kearah depan tidak mau melihat kearah bakugo. Dengan tangan mungilnya memegang tali tas panjang itu dengan gemetar.
Bakugo mengukir senyuman lebar ketika tau kalau todoroki sebenernya mengingat ulang tahunnya itu. Rasa senang berdesir memenuhi dadanya. Ia langsung memeluk todoroki dari belakang membuat sosok itu semakin memerah tipis dan mengarahkan wajahnya kearah samping dengan cepat.
***
ini sungguh memalukan ///. Kau kenapa sih todoroki mou?. Seharusnya kau seperti biasanya saja. Tetap tenang seharusnya ini hal yang biasa saja bagimu.
***
"Sudah ayo pulang" serunya dengan cuek. Ia tidak mau kalau bakugo melihat dirinya yang tidak biasanya ini. Bakugo terkekeh, dia senang sekali hari ini. Dia perlahan mengarahkan jari jemarinya memegang surai milik todoroki dan perlahan ia berbisik tepat di samping telinga todoroki ,menutup kedua matanya dengan perasaan cinta yang hanya untuk dirimu.
"Aku juga.." seru bakugo dan ia bisa melihat dari sudut matanya bagaimana wajah todoroki yang semakin memerah tidak bisa ia kendalikan dengan manisnya.
.
.
.
.
.
Mereka berjalan bersama, beberapa langkah lagi hingga sampai ke rumah todoroki.
Todoroki melirik ke arah bakugo dalam diam, ini adalah hari ulang tahunnya. Bagaimanapun bakugo adalah pacarnya. Hal yang harus dia lakukan sebagai pacarnya. Todoroki memerah, dia mengeleng lagi berusaha untuk memikirkan hal lainnya.
"Bakugo..." Panggil todoroki, bakugo menoleh dan langsung mendapati sebuah kecupan tepat di pipi kanannya. Todoroki disana langsung menunduk, tidak mau menunjukkan wajahnya. Perlahan bibir kecilnya mulai bergerak dan membuat beberapa kalimat singkat yang begitu manis.
"Se-selamat ulang tahun.., Pa-pacarku...." seru pelan todoroki hampir tidak terdengar dan dia langsung pergi dari sana. Tapi sebelum itu bakugo sudah menarik todoroki dalam sebuah pelukannya. Dia mencium bibir manis todoroki, memiringkan wajahnya dengan tatapan tajam dan rona merah di wajahnya.
"Aku mendapatkan kejutan manis dari mu ya?, Dasar curang! Bagaimana kalau kau ucapkan lagi, hm pacarku?" Goda bakugo menyeringai yang membuat todoroki memerah disana, ia menunduk berusaha menyembunyikan wajahnya tapi bakugo mengangkat dagunya hingga dia bisa melihat wajah todoroki yang memerah disana, dengan kedua mata menatap ragu ke arah bawah, bibirnya yang tampak gemetaran yang terlihat begitu manis. Tentu saja ini adalah hal langkah, Todoroki tidak pernah menyangka akan mengatakan kata kata itu dan apalagi sebutan pacar, menjadi sangat memalukan untuknya.
"Ka-kau salah dengar, lepaskan aku. Pulanglah" seru todoroki berusaha mengalihkan situasi ini. Tapi bakugo tentu saja tau, lagipula ini adalah hari ulang tahunnya. Dia bebas untuk melakukan apapun bukan?, Bakugo mengeleng. Mengusap lagi bibir Todoroki perlahan.
"Ini adalah hari ulang tahunku, sebagai pacar. Kau punya kewajiban untuk memuaskan ku bukan?" Tutur bakugo dengan nada yang tegas, todoroki segera merinding mendengar itu.
"Kewajiban apa?, Jangan aneh bakugo. Pulanglah, lagipula hari sudah mulai malam" usir todoroki dengan tenang, namun di dalam dirinya masih saja terus berdegup sangat kencang. Todoroki memang pandai dalam mengatur ekspresinya itu.
Bakugo mendecih disana, ia memiringkan wajahnya dan berbisik di telinga todoroki.
"Apa harus ku lakukan satu satu, supaya kau tau, sayang?"
Blush!
"Bakugo. Jangan kurang ajar, lepaskan aku!" Seru todoroki saat bakugo dengan seenaknya sudah menariknya ke arah rumahnya. Bakugo diam diam memasang senyuman tipis disana. Dengan todoroki yang sudah memerah dalam diam disana. Dia tidak akan bisa menentang bakugo ketika bakugo sudah membuat sebuah keputusan, apalagi dia malah digendong ala koala oleh bakugo yang membuatnya sangat malu.
Ini adalah hari ulang tahun yang menyenangkan, bagi bakugo dengan adanya todoroki sebagai pacar manisnya ini.
.
.
.
.
.
Sudah berjalan beberapa tahun sejak saat itu. Kini mereka berdua memasuki kuliah yang sama. Todoroki keluar dari kelas kuliah miliknya terlambat, ia harus membantu guru untuk hal lainnya lagi. Todoroki termasuk salah satu orang yang bisa diandalkan dan kesayangan para guru terutama parasnya yang menawan bak pangeran tampan. Seharusnya bakugo sudah pulang karena hari ini ia telat sekali. Todoroki melihat kearah kampus yang sudah sangat sepi dan keadaan gelap gulita.
Tanggal **. Hari ini adalah hari ulang tahun todoroki. Todoroki menghela nafas. Biasanya ia akan baik-baik saja dan sama sekali cenderung tidak peduli dengan hal ini. Namun, todoroki menunduk dengan kedua manik matanya kecewa kearah lantai. Kok, dia bisa merasa begini?. Ia ingin agar 'bakugo' setidaknya mengucapkan kata kata itu.
***
Sudah, todoroki. Kau tidak seharusnya bersikap seperti ini. Bersikaplah dengan tenang seperti biasanya. Lupakan saja. Pegangan todoroki mengerat pada tali tasnya. Tidak bisa. Semakin ia mencoba baik baik saja semakin perasaannya terasa campur aduk di dalamnya.
***
"Hei?, Ngapain murung disitu?. Sudah cepetan sini!". Suara itu. Todoroki mengangkat kepalanya menatap tertegun pada sosok yang dirasanya sudah pulang. Ia berdiri disana. Ketika melihat todoroki. Ia melepas posisi awal dimana ia memasukkan kedua tangannya disaku dan bersandar di gerbang kuliah. Melihat ke arah bulan dengan tenang tanpa berkata apapun. Kedua manik matanya menatap ke arahnya dan ia kini mendekati todoroki.
"Kau lama sekali" gerutu bakugo. Lalu ia menepuk puncak kepala todoroki yang lebih kecil darinya itu sedikit mengusak-nya kasar. Seraya mengumpat karena ia harus menunggunya sangat lama hingga todoroki pulang.
"Seharusnya kau tidak usah membantu guru bodoh itu!" Seru bakugo kesal seraya melihat pacarnya yang selalu saja pulang malam itu. Bakugo juga kembali lagi tadi hanya untuknya. Ia bahkan menunggui todoroki sejak tadi. Padahal hari sudah sangat malam sekarang.
"Kenapa?..." Tanya todoroki pelan dengan gemetar. Ia melihat dengan kedua manik berkaca-kaca ke arah sosok bakugo didepannya. Bakugo berhenti mengusak kepalanya dan melihat saja ke arahnya. Sebelum ia kembali meraih tubuh todoroki dan memeluk dirinya. Todoroki tertegun, merasakan tubuhnya dipeluk begitu saja oleh bakugo.
Srek
Bakugo perlahan mengelus punggungnya dan ia dengan cepat menekan wajah todoroki yang terasa basah di dadanya itu. Memeluk erat tubuh kecilnya yang rapuh. Todoroki terkejut dengan apa yang dilakukannya.
"Jangan nangis, mukamu jadi jelek gitu" seru bakugo cuek.
Todoroki terdiam sejenak. Bakugo tau kalau ia tidak ingin memperlihatkan dirinya yang seperti ini. Bakugo melihat ke arah lain membiarkan todoroki mengendalikan dirinya dalam pelukannya itu tanpa berkata apapun dan satu tangannya yang perlahan mulai naik mengelus lembut surai miliknya itu.
.
.
.
.
.
"Maaf" seru todoroki. Ia merasa kalau bakugo kerepotan dengan dirinya itu. Ia juga tidak tau apa yang dia lakukan tadi. Perasaan itu tiba-tiba saja datang. Bakugo hanya menatap cuek kearah todoroki dan ke arah samping dengan kedua tangannya berada pada saku bajunya.
"Tidak masalah, lagipula kau adalah pacarku. Aku tidak mau ada orang lain yang melihat mu seperti itu" seru bakugo lagi.
Deg
Todoroki bisa merasakan detak jantungnya semakin cepat. Kata kata yang begitu saja diucapkan bakugo. Padahal dia sama sekali tidak peduli dan bertingkah seperti biasanya. Todoroki tidak tau kenapa hanya bakugo yang bisa membuatnya merasa aneh begini. Ia melihat kearah bakugo yang diam disampingnya. Tidak berkata sepatah katapun seperti biasanya. Kedua matanya yang berwarna merah selalu tampak begitu serius dan tajam.
Deg
"Oh ya selamat ulang tahun" seru bakugo cuek. Todoroki melihat kearahnya tidak percaya. Bakugo hanya masih melihat kearah lain tanpa bergeming sedikitpun. Hanya dengan ucapan itu saja. Todoroki perlahan tersenyum tipis merasakan perasaan aneh berdesir dihatinya. Anehnya, hal itu hilang begitu saja saat tau kalau bakugo mengingat hari kelahirannya itu. Ia ingin agar bakugo mengatakan hal itu.
Dari belakang tampak todoroki yang dengan perlahan mulai mengerakkan tangan kirinya menyentuh jari jemari bakugo di samping kanannya dengan ragu ia beberapa kali ingin berhenti. Todoroki melihat kearah bawah dengan semburat merah tipis di kedua pipinya. Perlahan jarinya mulai menyentuh salah satu jari jemari bakugo yang diletakkan di dalam sakunya itu.
Srek
Ia berhasil meraih tangannya. Bakugo menoleh melihat kearah todoroki yang hanya menunduk disana. Dia hanya diam dan membiarkan todoroki meraih tangannya secara perlahan. Dengan perlahan bakugo mulai melambatkan kakinya, todoroki melihat kearah bakugo hanya diam menatap tidak peduli ke arah lainnya. Todoroki perlahan tersenyum tipis, ia tau. Kalau bakugo memperhatikan dirinya. Dan ia mulai berjalan beriringan dengan dirinya dengan bakugo yang akan selalu ada disini.
Disampingnya.
.
.
.
.
.
Todoroki terdiam saat melihat sebuah meja kecil dengan kue tart diatasnya, ada sebuah hadiah yang diletakkan disana. Hanya sebuah perayaan sederhana tapi bisa membuat Todoroki merasa hangat, bakugo tidak pernah berbuat seperti ini. Todoroki tentu saja tidak akan menyangka nya, dia melihat kue yang sangat cantik itu berwarna putih dan merah seperti warna rambutnya itu. Kedua mata todoroki berbinar-binar melihat hamparan lilin diatasnya.
"Kau membuat semua ini?" Tanya todoroki tidak percaya.
"Ck, iya! Lalu kenapa! Aneh?!" Ngegas bakugo. Todoroki hanya terdiam, bakugo mengaruk lagi rambut belakangnya. Pipinya tampak bersemu memerah tipis.
"Kalau kau gak suka boleh abaikan saja! Huh, aku mau pergi ke kamar saja!" Seru ketus bakugo pergi dari sana, tapi todoroki menahan tangannya dan saat bakugo memiringkan kepalanya melihat kearah sana. Dia bisa melihat senyuman manis dari todoroki disana, senyuman langka dari seorang todoroki yang biasanya datar.
"Terima kasih...atas semuanya" seru todoroki singkat. Senyuman manis yang lembut, bakugo diam saja dan memilih duduk di kursi di depannya. Seraya menarik todoroki untuk duduk disana.
"...?"
"Ini ulang tahun mu kan, kau mau diam saja?"
"..." Todoroki meniup lilin disana, membuka hadiah yang ada di depannya. Seketika mata todoroki menatap ke arah bakugo yang menatap ke arah lain dengan tatapan cueknya.
"Untukku?" Tanya todoroki meraih kedua sarung tangan berwarna putih disana.
".., kau kan suka kedinginan malam hari. Nanti kalau kau sakit, aku yang repot. Sudah! Pakai saja! Jangan banyak bicara dasar merepotkan!", Todoroki terdiam menatap wajah tajam bakugo yang tampak marah marah sendiri. Dia mengenggam sarung tangan itu di dadanya.
Bakugo tau dan peduli, ah senangnya...
"Makanya jangan pedulikan guru guru bodoh itu, masa kau harus pulang malam terus!" Cerewet bakugo, dia tampak kesal sekali. Masa, todoroki pacar dari seorang bakugo bisa sakit-sakitan! Tidak akan pernah dia biarkan! Bisa merepotkan jadinya kalau kenapa-napa! Makanya bakugo selalu menunggu todoroki sampai dia pulang, kadang-kadang sampai malam sekali. Tapi tidak apa, selama todoroki baik-baik saja.
Bakugo terdiam saat ia mendapati sebuah pelukan di tubuhnya. Todoroki menjauh dari sana, dan tersenyum lagi. Senyuman manis langka yang sangat manis, dia memakai kedua sarung tangan itu seraya terkekeh geli. Tidak menyangka kalau bakugo akan peduli.
"Seorang preman seperti mu, sampai seperti ini..., Tidak pernah di sangka.." seru todoroki mengejeknya singkat.
Bakugo mendecih, dia melihat ke arah lainnya. Dengan tatapan tajam dan wajah garangnya dan memangku wajahnya dengan satu tangannya dia atas meja.
"Ini kan ulang tahun pacarku, apa salahnya memperhatikan pacarku sendiri hah?!" Seru bakugo dengan posesifnya, todoroki terdiam disana, pipinya perlahan memerah tipis.
Bakugo menyeringai disana, "Kenapa kau malu hah?! Dasar pangeran yang diam diam imut!" Ejek bakugo disana. Todoroki kembali memasang ekspresi normalnya kembali yang sangat datar, dan melihat kearahnya, namun tanpa dia sadari kalau ada semburat merah tipis disana yang masih menghiasinya.
"Aku gak imut bakugo, berhenti mengatakan hal aneh begitu"
"Dasar imut" seru gemas bakugo mencubit pipi kanan todoroki hingga dia merintih kesakitan.
Todoroki segera menarik tangan bakugo melepaskan tangannya dari pipi kanannya itu.
"Sakit bakugo"
"Hahahaha, begitu kah?" Tawa bakugo membuat todoroki terdiam. Diam diam pipinya memerah lagi, saat melihat bakugo tertawa didepannya. Dia tampak sangat tampan, dan bakugo yang biasanya selalu berekspresi marah saat tertawa terlihat begitu berbeda. Dan itu adalah karenanya, senangnya.
"..." Diam diam, hari ulang tahun itu adalah hari ulang tahun paling spesial yang pernah di rasakan oleh todoroki.
.
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top