💓Deg-degan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Todoroki membuka perlahan kedua matanya khas bangun tidur. Ia melirik kearah samping, sosok bakugo yang tertidur di sebelahnya sambil memeluknya. Todoroki menatap datar, masih setengah sadar. Kedua manik matanya menatap kearah sosok disebelahnya dengan datar. Bakugo sangat dekat dengannya, ia bisa melihat dengan jelas wajah bakugo yang berhadapan dengan dirinya saat ia menoleh kearah samping. Dan tubuh mungilnya dipeluk erat oleh bakugo dengan nyaman.
"....". Todoroki perlahan teringat tentang kejadian tadi malam. Dan ia bergeser pelan dari sana tanpa mengubah raut wajahnya. Melepaskan perlahan kedua tangan bakugo yang memeluk dirinya erat dan mengambil duduk di pinggiran tempat tidur. Todoroki mengucek matanya yang remang-remang. Ia melirik datar kearah bakugo. Sebaiknya ia segera pulang sebelum dia benar-benar bangun.
"...mnh...sini!" Gumam bakugo dan ia langsung menarik tubuh todoroki saat dirasa akan pergi. Membuat todoroki kini terjatuh lagi dan menimpa sosok bakugo yang kini ada di bawahnya dan bakugo memeluk dirinya. Dan satu kakinya menekan antara kedua kaki todoroki. Todoroki bisa melihat wajah bakugo yang sangat dekat. Ia bisa merasakan nafas hangat perlahan menyapu dirinya , dan wajah bakugo yang tengah tertidur dengan pulas.
"...." Tanpa berkata apa-apa. Todoroki berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan bakugo. Tapi tidak bisa, pelukan bakugo sangat erat seolah tidak mengizinkannya pergi. Todoroki menatap sedikit kewalahan pada sosok bakugo yang tidak mau melepaskan dirinya. Tangan mungilnya berusaha agar tangan bakugo melepaskan dirinya. Ia tidak mau kalau sampai bakugo bangun dan mendapati dirinya dalam keadaan seperti ini.
.
.
.
.
.
Srek!
Todoroki terkejut saat hendak melepas diri. Dan dia tiba-tiba ditarik kearah depan dengan kedua tangan bakugo yang tadi hanya diam. Todoroki bisa melihat sosok bakugo yang kini membuka kedua matanya dan menatap tajam kearah todoroki dan ia sengaja memajukan todoroki hingga sangat dekat dan membuat posisi ambigu.
"Todoroki, hm?. Kau mau mengodaku pagi-pagi begini?" Goda bakugo. Dengan posisi yang sangat dekat. Hidung mereka saling bergesekan dan ia bisa melihat dengan sangat jelas tatapan datar todoroki dengan sedikit terkejut. Ia pasti kaget karena bakugo tadi tiba-tiba bangun dan menyeret dirinya dalam keadaan seperti ini. Wajah terkejutnya begitu manis terlebih ketika wajah itu kini sedang menatapnya polos.
"... lepaskan aku" seru singkat todoroki seraya mengalihkan tatapannya yang sedikit sayu ke arah lain. Bakugo terkekeh pelan, ia mendekati ceruk leher wajah todoroki didepannya.
"Tidak-" seru bakugo pelan dan ia menjilati pelan telinganya membuatnya mendesah pelan. Kedua manik matanya menatap perlahan kearah samping. "-kau harus menciumku". Ia dengan cepat memeluk todoroki hingga benar benar menempel dengan dirinya. Posisi wajah dengan wajah bakugo sangat dekat kali ini. Dan membuat todoroki merasa gugup. Ia gemetar dan meneguk ludah , tapi bakugo sama sekali tidak berniat untuk melepaskannya sebelum ia melakukan hal tersebut.
"Cium" tekan bakugo lagi. Ia menatap dengan seringai pada sosok todoroki. Wajah todoroki yang semula datar kini tampak sedikit sayu, dan tubuhnya kini mulai gemetaran seirama dengan denyut jantungnya yang seakan mau meledak. Ia melihat kearah pipi bakugo yang hanya beberapa inci darinya. Bakugo tidak sabaran , dia menjilat secara sensual telinga todoroki membuatnya merinding.
"Lakukan" paksa bakugo lagi. Todoroki menahan kuat kuat desahannya. Ia dengan perlahan dan wajah sayu serta kedua mata menutup mengecup pipi bakugo di depannya. Bakugo tersenyum puas saat todoroki melakukannya. Ia melepaskan todoroki dan todoroki langsung berdiri dari sana. Membelakangi sosok bakugo yang mengambil tempat duduk di pinggiran kasur melihat tajam dari belakang.
"Kenapa?, Kau kemarin begitu agresif?. Dan sekarang apa kau malu setelah memelukku?"
Todoroki tampak gemetar. Kedua pipinya tampak jelas memerah disana. Tapi ia dengan berusaha keras mengendalikan. Todoroki bisa mengingat dengan jelas kejadian kemarin. Tapi , kalau Bakugo yang mengatakan nya entah kenapa ia menjadi sangat malu akan hal itu.
"Lupakan yang semalam" seru todoroki dengan tenang. Bakugo tau. Ia perlahan maju di samping todoroki dan memiringkan kepalanya. Melihat secara langsung wajah todoroki yang kini memerah. Todoroki melihat kearah bawah. Dan ia tampak sedikit gemetaran. Wah reaksi yang begitu imut. Tangan bakugo meraih cepat lengan todoroki yang gemetaran. Todoroki sedikit kaget. Dan tanpa sempat bereaksi bakugo sudah terlebih dahulu mencium bibir todoroki sebelum ia menjauh.
Ia menepuk pelan puncak kepala todoroki. "Kau imut" serunya. Menatap intens ke arah todoroki sebelum ia berlalu pergi dari sana. Todoroki disana perlahan menatap sedikit merengut ke arah depan. Kedua pipinya tampak memerah padam karena perbuatan tiba-tiba bakugo.
"Aku gak imut..." Gumam pelan todoroki tidak terima.
.
.
.
.
.
Todoroki menatap datar sosok kuning yang tengah mendekati dirinya saat istirahat tiba. Ia mengaruk surai kuningnya itu dengan keadaan canggung. Aneh sekali, kaminari tidak pernah mau sedekat ini dengan dirinya.
"Ada apa?" Tanya datar todoroki. Memperhatikan gerak gerik aneh dari kaminari yang tampak seperti orang kebingungan.
"Ah ..itu...eh...a.. apakah kau mau ikut aku ke ...kelas" tanya gugup kaminari menatap memelas dengan kedua manik matanya ke arah todoroki di depannya.
"...., Emang kau ada tugas?"
Kaminari tampak kesusahan. Ia mengeleng dan saling dengan gemas menautkan jarinya.
"Bu...bukan itu. Pokoknya kau ikut saja!" Seru kaminari yang tampak sekali sudah berusaha keras menutupinya. Ia menatap penuh harap ke arah todoroki. Todoroki hanya menatap datar, lalu ia berdiri dari sana.
".... ngapain mu?, Sini" seru singkat todoroki. Kaminari yang masih terlihat gugup segera mendekati todoroki dan berjalan di sebelahnya. Sementara itu bakugo tampak memperhatikan dengan tajam sosok kaminari.
.
.
.
.
.
"..." Todoroki menatap datar ke arah kelas yang kaminari pinta agar todoroki masuk terlebih dahulu. Ia menutup pintu, dan todoroki seketika menoleh.
Cup!
Kaminari tiba-tiba mengecup pipi todoroki dengan gemetar. Dan todoroki menatap dengan tenang kejadian itu. Ia melirik dari ujung matanya. Ia dengan perlahan mengelus pipi kanan kaminari yang kini berhadapan dengan dirinya itu. Kaminari tampak memerah malu, ia tidak mau melihat kearah todoroki dan hanya menunduk saja.
"Kenapa kau menciumku?" Tanya todoroki membelai surai kuning manis kaminari.
"A..aku... maafkan aku todoroki" gumam pelan kaminari.
Brak!
Dan lagi lagi dia dikejutkan dengan suara pintu yang dibuka paksa. Todoroki menatap dengan tenang sesosok bersurai pirang disana yang membuka paksa pintu itu. Ia melihat dengan tatapan tajam pada sosok kuning yang ada di depannya. Kaminari langsung ketakutan. Ia seperti Pikachu manis yang gemetaran saat bakugo menatapnya.
"Hei kau ngapain hah?!" Tegas bakugo dengan nada menekan. Ia langsung mendekati kaminari yang diduga telah seenaknya menyentuh miliknya. Kaminari tampak sangat ketakutan. Ia memegang ujung seragam milik todoroki di sampingnya.
Todoroki melirik datar lalu ia mendorong bakugo agar tidak mendekati kaminari. "Berhenti bakugo, kau membuatnya takut" seru todoroki dengan tenang. Bakugo menatap tajam todoroki yang masih saja tenang.
Buk!
"Minggir!" Seru bakugo. Ia mengancam todoroki dengan mengepalkan tangannya kearah samping todoroki. Hampir sedikit lagi hingga terkena. Tapi todoroki sama sekali tidak bergeming. Membuat bakugo mendecih kesal dan menarik tangannya kembali dengan tidak rela. Todoroki sama sekali tidak bergeming bahkan saat ia benar benar akan memukulnya. Cih, apa dia tidak tau kalau ia akan terkena pukulannya juga?!.
"...", Tanpa banyak bicara dengan tenang todoroki berjalan ke arah samping bakugo menuju ke pintu keluar. Tapi sebelum itu bakugo dengan cepat memeluk todoroki dari samping sehingga tubuh mungil todoroki langsung terperangkap padanya. Todoroki menatap terkejut ketika bakugo tiba-tiba memeluknya. Bakugo menatap tajam ke arah kaminari seraya memeluk erat Todoroki.
"Todoroki adalah milikku!. Jika kau berani-berani menyentuh dirinya. Aku akan memukulmu!" Ancam bakugo dan memeluk todoroki lebih erat hingga ia bisa merasakan miliknya bergesekan langsung dengan milik bakugo.
"Ngh!, Lepaskan bakugo" desah todoroki otomatis. Saat bakugo semakin memeluknya dengan sangat protektif. Bakugo terus saja dengan paksaan memeluk dirinya membuat dia kewalahan. Apalagi saat bakugo yang kini malah bertatapan tajam dan mengintimidasi kepada kaminari yang hanya gugup ketika melihat adegan di depannya secata langsung. Bahkan todoroki yang biasanya tenang itu kini malah kewalahan dengan sikap bakugo.
Kaminari bergidik ngeri saat melihat tatapan tajam bakugo yang ingin membunuhnya. Dia bahkan tidak bisa bergerak karena takut. Bakugo melirik ke arah todoroki mungil yang kini tampak gemetaran disana. Ia menjauhkan sejenak todoroki membuatnya menghela nafas. Namun, todoroki sama sekali tidak bisa memprediksi bakugo yang agresif. Ia dengan mudah mengangkat tubuh todoroki di atas pundaknya. Dan memeluk pinggangnya. Todoroki secara otomatis mengalungkan kedua tangannya pada leher Bakugo.
"Awas saja kau kaminari" serunya penuh penekanan. Kedua manik merahnya sedikit menyipit tajam. Ia mengerakkan salah satu tangan kanannya yang bebas menunjuk ke arah kaminari dan membuat gerakan memotong lehernya. Dan tanpa memedulikan todoroki yang kebingungan , langsung pergi begitu saja dari sana. Todoroki melirik ke arah bakugo yang tampak kesal dan hanya diam saja. Dan lagi dia tidak bisa melakukan apa-apa, todoroki hanya pasrah dibawa olehnya.
"....hah..."
.
.
.
.
.
Sementara itu beberapa saat setelah bakugo membawa sosok todoroki. kini sosok bersurai kuning itu sedang dicium brutal oleh sosok merah yang sudah sedari tadi melihat. Di kelas sepi yang sangat tertutup dan gelap. Kaminari yang tengah terpojok di kelas dan dengan susah payah meremas paksa kedua lengan kekar kirishima yang terus saja memaksakan dirinya untuk berciuman panas sedari tadi.
"Hah..." Setelah beberapa saat kirishima melepaskan tautannya meninggalkan jalinan tipis dan wajah kaminari yang memerah padam dan tampak kacau. Ia menatap sayu ke arah kirishima yang menikmatinya. Kaminari mengenggam gemetar kedua bahu kirishima agar tidak begitu saja terjatuh. Dengan nafas yang terengah-engah. Kirishima mendekati lagi kaminari hendak membuatnya lebih kacau.
Srek!
Kaminari yang masih mempunyai sisa tenaga segera menyetrum kirishima. Tapi, kirishima mengunakan quirk miliknya untuk mengeras dan menyeringai menatap kaminari yang berwajah canggung.
"He~. Kenapa?, Kan ini adalah hukuman dari dare-mu?" Seru kirishima mendekati kaminari yang terpojok. Kaminari gugup dan sekali lagi ia terlibat dalam ciuman panas yang akan membuatnya jauh lebih kacau daripada sebelumnya.
.
.
.
.
.
Bruk!
Bakugo menjatuhkan todoroki begitu saja di lantai kelas setelah membawanya begitu saja ke dalam kelas, membuat todoroki sedikit meringis. Ia membuka kedua matanya dan terkejut saat melihat bakugo yang menunduk dan mendekati dirinya dengan kedua matanya menatap dirinya dengan intens. Todoroki tanpa sadar ,ia mundur perlahan. Namun, bakugo segera menahan salah satu tangannya dengan tangan kirinya. Perlahan ia mengerakkan tangan kanannya memegang pipi todoroki yang tampak memerah tipis itu.
"...." Todoroki diam saja. Perlahan kedua manik matanya menatap sedikit sayu ke arah bakugo. Bakugo bisa melihat bagaimana perubahan manis dari todoroki karena sentuhan dirinya itu. Todoroki tidak bisa bergerak. Bakugo mendekat hingga mereka kini saling bertatapan. Tatapan tajam bakugo dan tatapan sedikit sayu milik todoroki bertautan.
Pipi todoroki perlahan tanpa sadar mulai memerah tipis saat dirasakan nafas hangat menerpa pipinya. Dan wajah bakugo yang kini menatapnya intens. Tubuh nya yang biasanya tenang kini mulai gemetaran tidak terkira. Ia mulai merasakan bagaimana perbedaan reaksi tubuhnya saat bakugo berada di dekatnya. Tidak berkata apapun dan hanya semakin mendekat. Tatapan tajam dan intens bakugo yang seolah memperhatikan dirinya secara langsung. Dan kini ia berhenti. Menatap dengan jarak yang sangat dekat pada todoroki tanpa melakukan apapun.
Deg....Deg
Detak jantung yang mulai tidak beraturan. Bakugo melihat dirinya. Ia melihat semuanya. Entah kenapa todoroki bisa merasakan ada yang aneh. Biasanya ia tidak pernah seperti ini. Jantungnya tidak pernah berirama secepat ini. Todoroki perlahan menunduk. Tidak mampu menatap lama sosok bakugo didepannya yang membuat ketenangannya seolah terampas begitu saja. Beberapa kali todoroki berusaha agar ia kembali seperti biasa.
Namun , tidak bisa. Ia tidak bisa mengendalikan dirinya. Bakugo dengan paksa menarik pipi todoroki yang semula menunduk memaksanya untuk berhadapan langsung dengan dirinya. Detak jantung itu lagi. Bakugo perlahan mendekat, todoroki otomatis menutup kedua matanya saat merasakan bakugo semakin mendekat. Bakugo melirik sosok todoroki yang begitu gugup di depannya ini. Dan perlahan ia mengecup bibir Todoroki yang gemetaran dan terkatup rapat.
Deg...Deg..
Perlahan bakugo melepaskan ciuman singkat mereka. Dalam posisi masih sangat dekat. Ia bisa melihat reaksi todoroki yang jauh berbeda dari biasanya. Ia bisa melihat bagaimana wajah itu yang kini memerah tipis dan tampak ragu membuka matanya tatkala bakugo yang kini berada sangat dekat dengan dirinya.
Dia benar benar aneh. Ini aneh. Tanpa disadari bakugo yang kini tersenyum melihat reaksi manis todoroki atas perbuatannya. Dia yang kini memerah. Dan kedua matanya yang biasanya datar kini sedikit menyipit malu. Ia menatap ragu ke arah bakugo yang ada di depannya. Hanya diam dan menatap dirinya yang membuat jantung-nya terasa berdetak tidak terkendali.
.
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top