Prolog
Aku menjalani homeschooling seperti berbaring di atas jerami. Aku bukan anak artis terkenal atau sejenisnya, tetapi orangtuaku sangat protektif semenjak kejadian hari 'itu'. Mereka sudah berlebihan sejauh ini dalam memperlakukan aku sebagai orang sakit.
Lalu, entah kenapa seiring bertambahnya angka tahun, aku jadi ingin bersekolah lagi di tempat terbuka. Maksudku, di sekolah pada umumnya. Aku ingin bertemu banyak guru dan teman-teman.
"Sayang, kamu serius mau ke sekolah?" tanya Mama khawatir.
"Iya."
Aku paham bagaimana perasaan Mama. Dia pernah hampir kehilangan aku, anak semata wayang. Tidak heran kalau Mama menolak permintaan karena takut anaknya kenapa-kenapa.
"Tapi fobia kamu belum sembuh. Mama takut terjadi sesuatu di sekolah dan Mama sama Papa nggak ada di situ."
"Aku sudah besar, Ma," balasku.
Mama mengernyitkan dahi. Dia masih khawatir. Sedangkan Papa kemungkinan besar setuju.
"Hmm, ini sulit," ucapnya, membuat mataku terbelalak. Bukankah selama ini dia "iya, iya" saja?
Kalau diingat-ingat, aku jarang sekali membuat permintaan. Kali ini Papa tampak berpikir keras untuk mempertimbangkan aku yang jarang menginginkan sesuatu atau Mama yang terus menggelengkan kepala.
"Ma!" Aku meraih punggung tangan Mama. Dia sangat terkejut. "Lihat, aku bisa salaman sekarang."
Lalu aku mencium tangannya seperti seorang anak yang berbakti. Saat itulah muncul peristiwa-peristiwa di kepalaku tentang masa lalu Mama. Kejadian hari 'itu' ternyata masih menghantui dan menjadi penyesalan terbesar baginya.
"Mama pasti terharu," ujar Papa sambil mencegah tindakan Mama yang hendak mengulurkan tangan.
Aku hanya menunduk saat mereka berdua menahan diri untuk tidak menyentuhku. Para dokter telah mengklaim, bahwa aku mengidap haphephobia. Aku kerap menangis histeris ketika bersentuhan dengan orang lain. Namun untungnya, sekarang tangisanku tidak sekencang dulu.
Itu bukan fobia.
Melihat masa lalu Mama yang kelam membuat hatiku terkoyak setiap hari.
***
Nb :
Hai, hai, readers yang entah nyasar dari mana (kalau ada). Mau curhat dikit.
Sebenernya aku bikin cerita ini karena sayang ngebuang cover. Jadi kan, awalnya tuh gini.
Aku nulis cerita Aster di salah satu platform. Baru jalan belasan bab, tapi pas ngajuin kontrak malah pengajuanku ditolak + karyaku dihapus dengan alasan plagiasi.
Jujur, itu emang hasil plagiat. Tapi masuknya self-plagiarsm. Artinya, aku ngeplagiat karyaku sendiri dari platform lain yang udah tamat, terus upload di platform lain wkwkw.
Nah, tapi yang bikin sakit hati tuh aku kan nggak asal copypaste ya. Di belasan bab itu aku sungguh-sungguh adain revisi besar-besaran mulai dari judul sampai plot, eh, malah dihapus. Huft, tapi gapapa. Yang namanya plagiat apapun bentuknya memang nggak dibenarkan.
Terus aku keinget sama draft ceritaku ini dari tahun 2021🤣 alhamdulilah ada banyak kemiripan dari segi setting latar, tokoh, dll.
Yey, covernya nggak jadi dibuang.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top