25. Dependent VS Independent Variable
Tarik napas, embuskan. Tarik napas, embuskan. Sherin sudah seperti sedang praktik simulasi menjelang persalinan, olah napas terus sedari tadi. Manik cokelat terangnya tiada henti melirik ponsel. Tidak ada yang berbeda. Chatroom-nya masih sepi seperti biasa. Dua kali, tiga kali, berulang kali Sherin mengeceknya secara berkala ... et dah, gambar hiu di lockscreen gawainya yang tampak nyengir memamerkan gigi runcingnya itu seakan sedang menertawakan Sherin.
Ah, HP-nya ngibul, nih. Enggak bisa diajak kerja sama. Lagi eror, kali. Demi mencari kepuasan hati, Sherin membuka layar kunci dan menarik bilah notifikasi. OMG, kinclong sekali! Cuma ada satu debu SMS dari operator dan penyedia layanan jasa pinjam online yang suka pakai huruf alay dengan gabungan angka k4y4k b391n1. Hadeuh. Di masa penantian ini, masa Sherin harus buang-buang pulsa membalas pesan-pesan itu demi mengusir segala resah?
Sherin menjatuhkan diri di atas kasur. Kepalanya terbenam sempurna di antara boneka bintang laut. Ah, malas! Enggak usah ditunggu, mending. Tidur aja udah. Akan tetapi, di saat genting begini ... skill begadang Sherin mendadak aktif secara ugal-ugalan. Matanya serasa dialiri tegangan listrik berjuta voltase. Melek terus! Daripada guling-guling enggak jelas di atas kasur yang malah bikin kepalanya tambah mumet nan kliyengan, Sherin memilih bangkit duduk dan melirik layar ponselnya lagi.
Kenapa dia bisa sampai segininya, sih? Oh, pantesan. Ini sudah pukul 20.38 WIB alias Waktu Indonesia Ber-overthinking. Enggak heran lagi. Sherin kembali melemaskan badan dengan rebahan seperti dugong terdampar. Biasalah. Satu-satunya organ Sherin yang aktif hanyalah kedipan mata dan jari yang lincah sekali scroll-scroll video meme di reels Instagram. Anjay! Komentar terakhir Sherin dapat seribu like, udah kayak selebgram aja. Jumlah like-nya itu bisa dikonversi ke nilai mata pelajaran, enggak, ya? Atau minimalnya, ya ... dikonversi jadi like secara harfiah alias disukai banyak orang di kehidupan nyata, gitu?
Getaran singkat yang merambat di genggaman tangannya bikin kegiatan malas-malasan Sherin jadi terdistraksi untuk sejenak.
Hana OTW Jadi Temen Perdana added you.
Demi jidat lebar Pak Uzaz yang bersinar kinclong seperti matahari di bukit Teletubbies! Inikah pertanda bahwa saat-saat yang Sherin nantikan akhirnya akan segera tiba? Nama Sherin memang sudah fix masuk kelompok Hana ketika anak perempuan itu mengoordinasikan daftar kelompok pada Bu Rika tadi sore. Akan tetapi, Sherin tetap wajib overthinking karena ia tak kunjung dimasukkan ke dalam grup, sebelumnya. Ya ... siapa tahu Hana kelupaan, 'kan? Lagian Hana malah pakai kata keterangan waktu yang enggak jelas, sih! Katanya, 'nanti aku masukkin ke grup'. Nanti. Hm, nanti ini ukuran tepatnya se-nanti apa? Satuan waktu macam apa, itu? Enggak ada yang tahu, 'kan?
Syukurlah penantian Sherin tidak perlu diperpanjang seperti pembahasan RUU yang tak kelar-kelar. Ups! Coba biar wanderspace_ amati keadaan sekitar lewat jendela kamar asramanya. Mang penjual bakso itu bawa walkie-talkie kah? Kabar baiknya, kalau kamu masih bisa melihat Sherin yang menghela napas lega, berarti kameramennya (baca: author alias wanderspace_) masih selamat.
Tak perlu menunggu lima detik untuk aksi bengong dan mengunduh kesadaran, Sherin langsung mengeklik notifikasi hingga muncullah group chat baru di WhatsApp-nya.
Biologiwan #1 Jaya Jaya Jaya!
Sherin memandangi layar ponselnya tanpa kedip. Selain keterangan nama grup dan partisipan, belum ada informasi lain yang bisa Sherin dapatkan. Jadi, jobdesc Sherin apaan? Apa yang mesti Sherin lakukan untuk sekadar numpang di kelompok ini? Sherin berpikir keras. Ya Tuhan! Kenapa grupnya sepi begini? Emangnya harus banget, ya, Sherin yang inisiatif buat nanya duluan? Tapi, kan ... duh! Ini jelas menentang prinsip Sherin yang hobinya cuma menyimak obrolan chat!
Jari Sherin bolak-balik gantian antara memunculkan keyboard maupun mengeklik tombol back. Keyboard, back. Keyboard, back. Sampai akhirnya ponsel Sherin yang nge-lag sendiri, malas dipermainkan lebih lama lagi.
Interaksi! Bangun komunikasi!
Sumpil, emang kek upil! Suara nyebelin Algis jadi kedengaran lagi di telinga Sherin. Bikin mood kacau aja! Lobang hidung Sherin meraup oksigen dengan brutal. Kemudian, diambilnya keputusan yang dahsyat nan maha menggetarkan seisi bumi juga alam semesta: Sherin harus berani nanya duluan. Biar Sherin yang inisiatif minta jobdesc duluan. Walau cukup meresahkan nan membagongkan, Sherin tetap harus ....
Hana OTW Teman Perdana: Hai, Sherin, selamat datang! Selamat join Kelompok Biologiwan alias kelompok satu, ya!
Eh, wow! Hana tampil sebagai penyelamat biar Sherin enggak planga-plongo sendiri di dalam grup. Hana memang superhero sejati! Sherin jadi semangat mengetikkan sesuatu di atas keyboard. Ketik, hapus. Ketik, hapus. Ketik ketik ketik ... hapus hapus hapus. Bjir! Enggak jadi melulu. Padahal, kan, keterangan 'King Nolep is typing'-nya dalam kondisi aktif! Malu-maluin aja! Sherin bombastic side eyes. Oke. Kuncinya satu: jangan terlalu dipikirin. Balas senatural mungkin, seperti pepatah Lord Algis yang selalu menuntutnya untuk jadi pribadi responsif. Oke, baik. Biar Sherin amalkan sekarang juga.
Oh, iya. Halo, Hana! Makasih, ya, sebelumnya, karena udah ....
Drrrt, drrrt! Getaran notifikasi bikin gerakan jari maupun otak Sherin jadi terhenti untuk sesaat. Lah. Sherin belum jawab, Hana udah keburu balas duluan.
Hana OTW Teman Perdana: Jadi kita mau meneliti hubungan antara pupuk cangkang telur sama pertumbuhan batang tanaman melon, Sher. Nanti kita mau meneliti pengaruhnya gitu, diukur tinggi batangnya secara berkala buat jadi bahan perbandingan. Variabel bebasnya pupuk cangkang telur, sementara variabel terikatnya pertumbuhan batang tanaman melon, ya, Sher.
Hm, penjelasan sepanjang itu rasanya kurang lengkap kalau belum mendengar respons alamiah Sherin: "Hah?" Sherin menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Kenapa si cangkang telur ini bebas, dah? Kenapa malah si batang yang terikatnya? Oh! Apa karena batang diikat akar?"
Beuh! Sherin emang sudah sepantasnya dapat gelar S.ICK sejak dini, alias Sarjana Ilmu Cocoklogi dan Keabsurdan. Selanjutnya, apa? Nanya dan diskusi lebih lanjut terkait materi variabel bebas dan terikat ini? Oh, jelas tidak! Sherin memang bego, tapi ia anti kalau dikatain bego sama orang lain. Biarlah kelebihan otaknya ini disimpan rapat untuk menjadi rahasia dirinya dengan Tuhan. Sherin, kan, enggak suka sombong. Ciaelah.
Di saat anak perempuan itu masih dilema memikirkan jawaban apa yang semestinya dilayangkan agar terlihat menangkap maksud Hana seutuhnya, Sherin lagi-lagi keduluan sama bubble chat Hana. Buset! Anak itu pakai kecepatan turbo atau habis kena setrum BoBoiBoy Halilintar? Typing-nya gercep banget! Enggak ada typo sama sekali, pula!
Hana OTW Teman Perdana: Oh, iya. Kita emang udah agendain malam ini buat bagi-bagi tugas, sih, Sher. Terutama mengenai alat dan bahan yang mesti kita siapkan. Buat praktik besok, kita cuma butuh cangkang telur sebanyak-banyaknya, tiga polybag, tiga gelas plastik, tanah sekam, pupuk organik, biji melon, sama ember ... eh, kalau ember kayaknya kita pakai yang punya sekolah ajalah, ya. Biar aku list, deh. Wait.
Tak lama, Hana kembali muncul dengan list kebutuhan praktik dan tanda kurung yang mesti diisi nama penanggung jawab dari anggota kelompok. Weladalah! Ternyata grup ini enggak sesepi itu. Baru tiga menit sejak dikirimnya list Hana—Sherin aja masih menimbang-nimbang alat dan bahan apa yang bisa ia bawa untuk sumbangsih terhadap negara Biologiwan—sebagian besar anggota sudah mengisinya.
Sherin yang loading-nya lama ini bisa apa, coba? Ya ... cuma bisa nunggu orang-orang berhenti mengetik. Sherin mengerjapkan mata menganalisis list yang belum terisi. Perlahan tapi pasti, Sherin mengetik pesan balasan yang kini sungguhan ia klik tanda pesawatnya. Pesan terkirim.
King Nolep: Makasih buat kesempatan join Biologiwan, Hana dan temen-temen semua. Buat besok, aku bawa cangkang telur sama ulekan aja, ya. Kabarin aku kalau butuh apa-apa lagi!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top