Bab Empat

Mendengar suara Abu yang mengatakan bahwa ia menemukan koran itu, membuat mereka berempat bergerak mendekati tempat Abu berada.

Benar, koran yang mereka cari ada di tangan Abu. Lantas membuat Tito merampas koran itu lalu duduk dengan di kelilingi mereka berempat.

"Pembunuhan seorang siswi SMK Tanjung." Tito berhenti berkata. Ia mengangkat kepalanya, menatap satu per satu temannya.

"SMK Tanjung? SMK depan, dong, berarti." Abu mengangguk.

Mereka berempat terdiam sejenak. Berusaha mencerna perlahan apa yang baru saja mereka baca, meski hanya judul. Kemudian melanjutkan membaca hingga selesai.

Masing-masing dari mereka menampilkan raut heran. Kasus ini mengatakan jika siswi itu dibunuh, namun beberapa keterangan mengatakan bahwa siswi itu tewas bunuh diri. Benar-benar membingungkan. Namun entah mengapa kasus ini dinyatakan tiba-tiba ditutup. Tak ada penjelasan mengapa kasus itu ditutup.

"Ini beritanya aneh banget. Kek nggak masuk akal. Iya nggak sih?" Tito kembali bertanya. Ia menjadi sosok yang penuh keingintahuan sekarang.

Abu juga sebenarnya mempunyai opini yang sama dengan Tito. Kasus di koran ini memang sedikit mencurigakan sekaligus aneh. Bagaimana bisa polisi menyimpulkan bahwa gadis itu mati dibunuh sedangkan beberapa saksi mengatakan bahwa gadis itu mati bunuh diri. Juga diperkuat oleh bukti berupa sebuah tali. Namun anehnya kasus ini juga belum terpecahkan. Pelaku maupun jejaknya belum diketahui.

"Mungkin ada seseorang yang berusaha memutarbalikkan fakta. Nyogok polisi misalnya." Red berpendapat. Dan semuanya seperti menyetujui apa yang ia ucapkan.

"Gue heran banget dah, kenapa cuma karena ni koran, kita bisa kek gini. Mirip detektif tau engga." Andre berceletuk.

"Iya juga, ya. Ah, si Tito emang ada-ada aja."

Merasa disudutkan, Tito hanya bisa tersenyum masam. Membuat keempat temannya tertawa.

"Enggak pa-pa To. Lo penasaran kek gini, jadi semakin mengasah bakat lo di bidang detektif. Hahaha. Kali aja mimpi lo kesampaian," tukas Red diakhiri dengan kembali tertawa.

Tito terdiam. Ia sendiri tidak tahu mengapa ia bisa sepenasaran ini. Ia merasa kasus ini aneh. Namun ia juga merasa tak bisa membantu apa-apa. Ia hanyalah anak SMA yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar.

Tapi membaca nama SMK Tanjung, SMK yang merupakan satu yayasan sengan sekolahnya juga merupakan sekolah yang banyak tidak disukai oleh anak-anak SMA Tanjung. Tito dengar, anak cowok SMK Tanjung sering membuat rusuh di sekolah mereka.

Melihat Tito yang diam saja, entah sedang memikirkan apa membuat Red, Abu, Lutfi dan Andre merasa bersalah. Jujur saja mereka takut Tito tersinggung. Dan juga marah.

"Enggak pa-pa To. Kalau lo masih penasaran, kita mau bantu kok. Setidaknya sampai lo enggak penasaran lagi." Ucapan Lutfi membuat Tito tersentak. Kemudian tersenyum. Ia suka cara perhatian teman-temannya ini.

"Makasih banget udah bantu. Gue cuma sekedar penasaran aja. Kita enggak usah cari tau lebih lanjut. Enggak ada hak juga buat kita ngurus itu."

Mereka berempat mengangguk, mengerti. Abu juga entah kesekian kali berpendapat yang sama dengan Tito. Sepenasaran apa pun mereka dengan kasus itu, mereka tak bisa bantu apa-apa. Mereka masih bocah ingusan yang mengurus diri saja belum benar.

"Ngomong-ngomong, itu koran tahun berapa dah? Kok gue baru nanya, ya." Red bertanya dengan tangan menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal.

"2012."

"E buset, gue kira 2015." Lutfi tertawa melihat wajah terkejut Andre.

"Dilihat dari kertasnya aja udah kelihatan kali kalau koran ini koran lama." Abu menambahkan.

Tito mengangguk. Kemudian berusaha membolak-balik ikoran tersebut, mengabaikan teman-temannya yang kini asik bermain permainan lama. Tak ada yang menarik kecuali kasus tadi. Tito menghela napas sedikit lega. Ia memutuskan untuk tidak lagi peduli pada koran itu.

Lagi pula kejadiaannya sudah lama. Diungkit ataupun dicari tahu kembali sekarang pun, orang-orang pasti sudah lama melupakannya. Bahkan tidak mengingat kejadian ini.

Tito menghembuskan napasnya pelan. Melipat koran itu lalu bergabung bersama keempat temannya yang sedang bermain permainan kecil mereka dulu. A B C lima dasar.

Bersambung.

251218

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top