「⚘┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟑𝟖┆𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒄𝒉𝒐𝒊𝒄𝒆 」

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

"Hah.." suara helaan nafas sudah terdengar ribuan kali, keluar dari mulut seorang Fushiguro Toji. Setelah kedatangan tamu tak diundang pagi tadi, kini moodnya seketika hancur. Yang bisa dilakukan oleh [Name] sebagai seorang istri hanyalah mengusap punggungnya yang lebar. Berusaha membuat Toji lebih baik, walau hanya sedikit.

Kini Toji tengah berdiri berhadapan dengan sang istri, sembari menyalurkan kasih sayang satu sama lain melalui hangatnya sebuah pelukan.  Ia dilanda kebingungan, tak ingin pergi tetapi keluarga akan lebih kesulitan. Karena ia tak bisa meremehkan ancaman yang dilontarkan dari Time Vessel Association. Mengingat betapa mereka memuja tuannya yang sudah berumur tersebut. 

Jika ia memilih untuk pergi, ia takut kejadian di masa lalaunya akan terulang. Ia belum siap pergi meninggalkan keluarga kecilnya, apalagi kini [Name] tengah mengandung buah hati keduanya yang harusnya dalam hitungan minggu telah ekluar ke dunia ini.

rasa gundah tak karuan di tambah berbagai pertanyaan tentang kemungkinan terburuk terus menghantui pikirannya. 

'Bagaimana jika...'

'Bagaimana jika..'

'Bagaimana jika...'

"Toji" suara lembut yang masuk ke dalam indra pendengarannya berhasil membuyarkan lamunan panjangnya, membawanya kembali ke dalam realita yang ada. Suara yang tak lai  dan tak bukan berasal dari sang istri dalam dekapan, [Name].

"Aku tak tahu apa yang kau pikirkan di dalam kepala besarmu itu" ujar [name] entah sebuah pujian atau kebalikkannya. "Tetapi, satu hal yang pasti dan kau harus ingat. Apapun yang kau pilih, entah itu salah atau benar. Kau harus ingat bahwa aku akan selalu ada disini untuk menyambutmu pulang kerumah" ujar [name] yang berhasil mengusir rasa gundah di hati Toji. 

Toji mengeratkan pelukannya, sembari menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher [Name]. "Terimakasih, [Name]" ujarnya. Hadirnya [name] membuat Toji lebih banyak bersyukur. Ia tak percaya adanya tuhan apalagi sebuah hal konyol seperti 'takdir'. 

Tetapi, [Name] membuatnya selalu bersyukur di setiap hari bahkan detiknya. Entah pada dewa atau siapapun itu. Terimakasih sudah membiarkannya memperbaiki kesalahan di masalalunya. Dan kali ini, ia tak bisa menyia - nyiakan kesempatan kedua yang telah ia terima begitu saja.

Setelah beberapa menit hanyut dalam keheningan. Toji pun memantapkan pilihannya di hati. Setiap pilihan, memiliki resikonya masing masing. Dan ia harus siap dengan segala resiko yang akan ia dapatkan nantinya. Toji mengahmpiri sang istri yang tengah menikmati secangkir teh hangat yang bahkan masih mengeluarkan kepulan asap dari dalamnya. 

Sebuah tanga melingkari perut [Name] yang sudah buncit itu. Tangan besar nan kokoh yang tak lain dan tak bukan adalah milik suaminya sendiri. Toji menaruh dagu lancipnya di atas bahu milik sang istri, menikmati harum khas milik [Name] yang selalu menjadi candu baginya. "Aku akan pergi sebentar, kumohon tunggulah aku pulang kerumah" Ujarnya bebrbisik di daun telinga [name].

[Name] kemudian membalikkan tubuhnya membuat pelukkan Toji pun ikut terlepas. Ia menatap wajah pria dihadpannya, tangan mungilnya mendarat di pipi Toji dengan ibu jari [name] yang mengelus lembut kemudian berpindah kepada sisi bibirnya yang terdapat sebuah luka memanjang ke bawah. Ia menarik wajah Toji kemudian menyatukan bibir keduanya menyalurkan rasa hangat masing - masing.

Dapat Toji rasakan pahitnya ocha yang [Name] cicipi. Harum tehnya menyeruak ke dalam mulut Toji dari [Name] membuatnya betah berlama lama menyatukan bibir keduanya. Tetapi [name] memutuskan Kontak keduanya menggantikannya dengan sebuah tatapan mendalam dengan nafas yang memburu. Ia menyatukan kening keduanya tanpa meninggalkan kontak kedua matanya. 

"Aku Akan selalu menunggu mu pulang kerumah" Ujarnya lembut sembari tak henti memberikan sebuah usap hangat di pipi sang suami. Toji kemudian meraih tangan yang sibuk mengusap pipinya kemudian mendaratkan kecup hangat di telapak tangan mulus itu. Berkali - kali ia merasa bahagia berhasil membawa {name] ke sisi nya lagi. 

"Aku Akan pergi" Pamit Toji di balas senyum manis [name] dengan maksud agar Toji tak khawatir tentang dirinya, bahwa ia akan baik - baik saja ketika Toji pergi keluar rumah. Sampai akhirnya tubuh kekar milik Toji lenyap dari pandangan [Name], pergi di balik pintu besar yang kembali tertutup lagi, menyisakkan [Name] sendiri di rumah. 

Dua orang lelaki jangkung tengah berdiri di lantai salah satu gedung pencakar langit. Yang satu dengfan setelan Formal seperti orang kantoran sedangkan yang satunya berpenampilan santai dengan gaya casualnya yang terkesan nyeleneh tersebut. 

"Jadi ini permulaannya"

"Kita, Time Vessel Assosiacition tidak punya kekuatan bertarung, tetapi masalah uang kau tak perlu khawatir" Ujar lelaki berjas mengudang tawa remeh dari mulut Toji. Bahkan kini yang ia butuhkan bukan lagi uang, ia hanya ingin semua cepat berakhir dan kembali pulang ke rumahnya. 

"Bagaimana Ze'nin? 

"Namaku bukan Zen'in lagi. Aku sudah menikah dan mengambil marga istriku. Sekarang namaku adalah Fushiguro" Ujar Toji sembari menujukkan wajah meremehkannya. Ia kini sibuk menyusun strategi dalam otaknya. karena tahu endingnya akan seperti apa, kini ia harus lebih berhati - hati dan tidak gegabah dalam memilih tindakan.

Yang ia inginkan kini hanya pulang dengan selamat dan berkumpul dengan keluarga kecilnya. Di kehidupan kali ini, ia ingin melihat Megumi tumbuh dewasa dengan Tsumiki yang semakin anggung ketika semakin bertambah usia. Atau ia ingin melihat langkah pertama dari anak yang tengah [name] kandung yang dallam hitungan hari akan menampakkan dirinya di dunia ini.

"Sepertinya menarik. Kuterima tawaran mu" sebuah smirk mengerikan timbul di waja Toji. sebuah rencanan sudha ia pikirkan matang - matang dan ia yakin kali ini tidak akan gagal dan tidak akan ada yang ia korbankan, bahkan hidupnya sendiri.

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

【16 Februari 2022】

do you miss meeeh?!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top