「⚘┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟑𝟎┆ 𝒔𝒂𝒚𝒐𝒏𝒏𝒂𝒓𝒂」
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
"Mama?"
Tsumiki terbangun di pagi hari dan menghampiri sang ibu yang seperti tengah berkutat sibuk di dapurnya. "Hm?" [Name] hanya berguman tanpa mengalihkan perhatiannya dari bahan makanan yang ada di hadapannya.
"mama lihat kucingku?" tanyanya. [Name] menggelengkan kepalanya nya tanda ia tak tahu menahu. "Tidak sayang, sepertinya dari kemarin dia tidak terlihat di dalam rumah" ujarnya kepada sang anak.
Mendengar jawaban sang ibu, membuat Tsumiki melengkungkan bibirnya. "coba cari di depan rumah? tapi hati - hati ya" Ujar [Name] yang di balas anggukkan oleh Tsumiki. Tsumiki pun dengan segera keluar rumah guna mencari kucing peliharaan nya.
"Hamtaroo~" Panggil Tsumiki sembari matanya terus melirik ke kanan ke kiri mencari sosok kucing peliharaannya. kemudian matanya menangkap sesosok kucing yang ia yakini adalah Hamtaro, kucing peliharaannya.
"Hamta-. ?. MAMA!"
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
"huwaa!"
Suara isak tangis Tsumiki terus bergema di seluruh penjuru ruangan. Yang bisa di lakukan sang ibu kini hanya menepuk - nepuk bahu sang putri dengan perlahan dan penuh kasih sayang berusaha menenangkan tangis sang putri.
Sedangkan Megumi, ia hanya terduduk sembari memegang lengan [Name], melihat kakaknya yang tengah terisak dengan wajahnya yang terlihat menahan air matanya.
Sebuah insiden telah menimpa keluarga keci Fushiguro. Kucing peliharaan mereka yang telah menghilang sejak kemarin di temukan dalam kondisi tak bernyawa pagi hari ini. Orang pertama yang menemukannya adalah Tsumiki sendiri di halaman depan rumah mereka.
Kini tubuh kucing malang tersebut sudah di kebumikan dengan bantuan Toji dan di saksikan oleh [Name] dan kedua anaknya.
Suara isak tangis Tsumiki kini sudah mereda. Toji terlihat keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang masih basah, setelah membersihkan diri dari kotoran sehabis menguburkan kucing mereka.
Ia menghampiri [Name] dan kedua anaknya, dan menjatuhkan diri di samping Megumi. Matanya menatap sang putra bungsu yang tidak meneteskan air mata. Membuat nya sedikit dilanda keheranan.
"Megumi, Tumben tidak menangis?" tanya Toji merasa bangga ternyata putra nya sudah tumbuh besar dan lebih dewasa dari perkiraannya.
"Habisnya nanti kalo aku menangis, Hamtaro tidak tenang di sana -Huwa!" Ujarnya dengan mata yang berkaca - kaca dan pada akhirnya Megumi pun Meneteskan air matanya. Melihat sang adik yang terisak, membuat Tsumiki kembali ikut terisak.
Toji merasa bersalah karena telah bertanya seperti itu kepada sang anak pun membawa Megumi ke dalam dekapannya. Menepuk pundak sang putra dengan penuh kasih sayang. Tangan Megumi dengan segera melingkar di leher milik sang ayah.
[Name] dan Toji saling melemparkan pandangannya. Dan secara bersamaan sebuah helaan nafas terdengar dari mulut sepasang suami istri itu.
Sejujurnya, [Name] juga merasakan kehilangan yang sama dengan sang anak. Walau bagaimana pun, Kucing itu sudah mereka pelihara sejak Tsumiki masih kecil. Tetapi karena umurnya yang sudah rentan, pada akhirnya Tuhan lebih menyayangi Hamtaro, dan menyuruhnya untuk pulang lebih awal.
Yang bisa mereka lakukan, kini hanya lah berdoa.
Malam telah tiba, [Name] berhasil menidurkan kedua anaknya tentu saja dengan bantuan Toji sebagai ayah mereka. Kini keduanya tengah terduduk di pinggiran tempat tidur mereka.
"Apa kau sedih, [Name]?" Tanya Toji kepada sang istri. "Yah, mau bagaimana pun, dia kan sudah menemani kita sejak dahulu. Apalagi itu kan hadiah darimu untuk Ulang tahun Tsumiki. Pastinya aku merasakan kesedihan yang sama dengan mereka berdua." Ujarnya sembari menatap langit - langit kamar dan tersenyum manis.
Tangan Toji membawa kepala [Name] untuk menyender di bahu lebarnya. Kemudian ia melingkarkan tangannya di pinggang ramping milik sang istri.
"Mari kita doa kan saja, semoga ia dapat tempat yang lebih baik disana"
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
【 29 Juli 2021】
Sedikit cerita, kalau nama Hamtaro adalah nama kucing asli ku yang sudah berpulang karena sebuah insiden mengenaskan dua hari setelah hari ulang tahun aku. Sampai sekarang aslinya aku belum move on haha. Tapi yah mau gimana lagi, emang udah saatnya.
Aku sebenarnya lebih prefer dia meninggal karena udah tua atau sakit daripada harus jadi korban tabrak lari huhu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top