「⚘┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟐𝟕┆ 𝒉𝒊𝒔 𝒇𝒆𝒆𝒍𝒊𝒏𝒈」
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
"mama?"
Suara parau khas bangun tidur mengalun masuk ke dalam pendengaran [Name]. Ia mengalihkan perhatian dari masakannya dan mendapati Megumi yang sudah berdiri di sampingnya dengan rambut yang acak - acakan sembari mengusap matanya dengan tangan yang satunya memegangi baju sang ibu.
"Ohayou Megumi, bagaimana tidurmu?" [Name] menghentikan aktivitas masaknya dan berjongkok guna mensejajarkan tingginya dengan tinggi Megumi. Megumi berguman sembari memeluk leher sang ibu dan menyembunyikan kepalanya di perpotongan leher [Name]. Tangan [Name] pun terulur untuk mengusap pundak kecil milik putranya.
"Cuci muka dan sikat gigi dulu, nanti kita sarapan bersama ya" Megumi dengan segera mengangguk dan melepas pelukan hangat sang ibu. Kakinya melangkah menuju kamar mandi. [Name] pun melanjutkan kegiatan memasaknya yang sebelumnya sempat tertunda karena kehadiran si bungsu.
Kini ibu dan anak itu tengah menyantap sarapan yang sudah di siapkan oleh sang ibu sebelumnya. "mama?" di tengah tengah menyantap sarapan mereka, Megumi memanggil sang ibu. "hm? ada apa Megumi?" Balas [Name] sembari matanya menatap sang anak.
"Ayah, dan nee -chan kemana? Kok tidak ada" Ujarnya. "Oh? mereka sedang pergi, Mungkin akan pulang sore hari" ujar [Name]. "Jadi hari ini kita berdua dulu, tidak apa apa kan?" Lanjutnya. Megumi tersenyum lebar sembari mengangguk dengan semangat yang membara. Melihat antusias sang anak, membuat senyum [Name] tak luntur. Ia mengusap surai legam milik Megumi.
"Sa, mari habiskan sarapannya baru pergi ke ruang tengah"
Setelah keduanya selesai dengan sarapan, [Name] dan Megumi memilih untuk bermain dengan mainan Megumi di kamarnya. Keduanya sibuk menyusun puzzle berukuran sedang milik Megumi.
[Name] memandangi Megumi yang tengah sibuk berguman sembari berusaha menyelesaikan puzzle di hadapannya. "Megumi" mulutnya pun menyerukan nama sang anak. Megumi berdehem menjawab seruan sang ibu tanpa mengalihkan pandangannya. Keheningan melanda keduanya.
"Apa benar Megumi berantem dengan temanmu?" Ujar [Name] memecah keheningan. Tangan Megumi yang tengah mengambil potongan puzzle kemudian terhenti mendengar pertanyaan sang ibu. Bibirnya pun melengkung, menandakan ia berada dalam mood yang jelek. Tetapi walau begitu, ia pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan sang ibu.
"Kenapa? apa ada masalah? " Tanya [Name] lagi. "Habisnya temanku mengatakan sesuatu yang jahat" jawab Megumi membuat tanda tanya besar bagi [Name]. "Hm? sesuatu yang jahat? apa itu" Ujarnya berusaha tenang dan tak bersifat memaksa.
"Dia bilang, kalau mama itu bukan ibu Nya Megumi." Ujar Megumi berhasil membuat [Name] tertegun. Ia sempat terdiam sebentar. "Lalu?"
"Lalu, dia bilang kalau nanti Megumi punya adik, Mama ngga bakal sayang lagi sama Megumi" ujarnya. Mendengar kalimat yang terdengar dari Megumi, membuat [Name] ingin tertawa. Ia merasa lega, karena masalahnya ternyata tak separah itu.
[Name] pun tersenyum, tangannya terulur lagi lagi untuk mengusap surai hitam milik sang anak. "terus Megumi tidak mau punya adik?" Dengan segera, Megumi menggelengkan kepalanya kuat - kuat. Tangan [Name] menarik lengan mungil milik anaknya, ia menyuruh Megumi untuk duduk di atas pangkuannya.
"Megumi, dengar mama ya. Mama adalah mama nya Megumi. Tak peduli orang akan berbicara apa, mama tetaplah mama Megumi dan tak akan pernah meninggalkan Megumi sendirian." [Name] berujar sembari memeluk tubuh mungil milik Megumi, menyalurkan kasih sayang yang tak akan pernah habis di makan waktu.
"Lalu, kalau adik. Mungkin suatu saat Megumi akan punya satu. Tetapi, mama tidak akan berhenti untuk menyayangi Megumi, karena megumi adalah anak mama. Mengerti?" Lanjut [Name] yang di balas anggukan oleh Megumi.
"Bererti, tidak apa apa kalau Megumi punya adik?" Tanya Megumi dan mendapatkan anggukan dari [Name]. "Kalau begitu, Megumi mau adik perempuan yang cantik seperti mamah dan nee -chan. Ah! kalau bisa adik laki - laki untuk di ajak bermain" Mata Megumi berbinar ketika ia mengutarakan keinginannya.
Sedangkan [Name] sendiri hanya terdiam. Ia di buar terkejut oleh keinginan anaknya sendiri. "Bolehkan, mah?" Megumi memohon kepada sang ibu dengan matanya yang bersinar. "i- iya" Membuat [Name] tak bisa menolak dan akhirnya mengiyakan permintaan itu.
"Yeay!" Teriak Megumi kegirangan. [Name] pun hanya menangis dalam sanubari memikirkan nasib dirinya untuk kedepannya.
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
【 7 Juli 2021】
Hello there! how are you today?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top