「⚘┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟏𝟖 ┆ 𝒌𝒆𝒃𝒖𝒏 𝒃𝒊𝒏𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈.」
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
Pada hari sabtu, sekolah Tsumiki mengadakan pembelajaran di luar kelas. Tujuannya adalah agar para murid tidak merasa jenuh berada di kelas, dan dapat lebih mengenal dunia luar. Membuktikan teori yang mereka pelajari di buku pelajaran.
"Wah! Mama, itu jerapah?" Tangan Tsumiki menujung Jerapah yang menjulang tinggi dengan matanya yang begitu berbinar. Sebelah tangannya menggandeng tangan [Name]. Sang ibu dengan sabar, menjelaskan pengetahuannya Seputar binatang jerapah itu.
Yap, Selain para murid, guru juga mengajak keluarga murid agar ikut serta. Agar lebih mudah dalam mengawasi sang anak yang sedang aktif bertanya.
"Megumiii lihat ituu" Selanjutnya, mereka menemui tempat para gajah. Megumi mengikuti pandangan sang kakak. Matanya juga ikut berbinar menangkap pemandangan hewan besar itu yang mengacungkan belalainya. Ia yang berada di gendongan sang ayah melambaikan tangan kepada kumpulan gajah yang sedang meminum air.
Kemudian mereka terus berjalan menyusuri sepanjang jalan dan menemui beberapa hewan yang baru pertama kali di lihat oleh para murid. Dan sepanjang jalan itu Tsumiki terus melontarkan pertanyaan tentang apa yang ia lihat.
Bahkan Megumi juga banyak mengoceh hari ini. Wajahnya berseri seri menandakan hatinya dalam keadaan yang bagus. [Name] ikut tersenyum lega melihat anak - anaknya yang tersenyum.
"Ah, lihat lah keluarga Fushiguro seperti melihat keluarga idol saja."
"Betul sekali, mengapa visual mereka sangat bersinar"
"Apalagi Orang tuanya, Lihatlah suami dari [Name] -san. Tampan sekali bukan?"
Sedari tadi [Name] selalu mendengarkan beberapa bisikkan - bisikkan mengenai dirinya dan keluarga kecil. Apalagi banyak sekali pasang mata yang terus menatap genit ke arah sang suami. Membuatnya sedikit geram.
Walau ia percaya, suaminya tidak akan berpaling apalagi kepada sembarang orang. Tetapi tetap saja hatinya terasa panas.
Ketika ia melihat dua orang wanita melangkah mendekati suaminya yang tengah duduk di salah satu gazebo tempat peristirahatan. Sedangkan [Name] pergi ke food truck membeli beberapa camilan dan minuman untuk anak - anaknya dan dirinya serta Toji.
Membuat [Name] mengeluarkan aura mengerikan, seperti siap menerkam siapa saja yang menggangu nya. "Terimakasih telah menunggu -- Hih!" Sang pelayan yang menyodorkan makanan yang di pesan [Name] di buat terkejut melihat raut wajah pelanggannya.
[Name] dengan sigap menerima pesanannya dan kakinya melangkah menuju tempat suaminya yang di kerumuni beberapa wanita.
"Mohon maaf menggangu. Bisa kalian menyingkir dari suamiku"
[Name] datang melayangkan tatapan mengerikan. Membuat nyali wanita - wanita yang mendekati Toji seketika menciut. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk pergi menjauh daripada nyawa taruhannya.
"Nih!" [Name] menyodorkan sebuah botol air mineral ke hadapan Toji dengan rau wajahnya yang cemberut. Toji langsug menerimanya. Bibirnya menampilkan seringai jahil. Terlintas sebuah ide di dalam pikirannya.
"Apa kau cemburu?" Mendengar kalimat yang terlontar dari mulut sang suami membuat [Name] menatap tajam Toji. "Hah?! untuk apa aku cemburu?!" Ujarnya dengan nada sinis. Toji terkekeh mendengarnya.
Terlihat jelas bahwa istrinya kini di landa api cemburu. Kemudian ia bangkit dari duduknya. Tangannya dengan lancang di taruh di pinggang [Name] membawanya unuk lebih dekat dengannya.
"Toji?! apa yang kau lakkan?! ini di tempat umum!" [Name] menahan dada Toji dengan kedua tangannya. Sembari memalingkan wajahnya yang merona hebat. Lagi - lagi ia di buat speechless Oleh tindakan sang suami.
"Suruh siapa menggemaskan begitu. Membuatku ingin memakanmu" Ujarnya di sertai kecupan di kening sang istri. "Ta- tapi ini kan tempat umum, Toji!" [Name] masih berusaha mati matian mengantisipasi tindakan tak terduga suaminya.
"Kalau bukan tempat umum, mau kan" Kembali di buat ternganga. Ia tak percaya, benar benar tak habis pikir. Bagaimana ia bisa jatuh cinta dengan lelaki bernama Toji ini.
"Ah sudah Toji! lagian, dimana Megumi?!" [Name] berhasil meloloskan diri dari kurungan Toji. Matanya menilik mencari keberadaan anak sulung serta sang bungsu. "Tuh" Toji menunjukk arah dengan dagunya.
[Name] mengalihkan pandangannya mengikutu arah yang di tunjuk oleh Toji. Dan mendapati Tsumiki yang tengah berjalan menghampiri mereka dengan Megumi di sampingnya menggandeng tangan sang kakak.
"Mama! aku sama Megumi habis lihat koala! lucuuu sekali" [Name] menjongkokkan diri, mensejajarkan tingginya dengan sang putri. Telinganya di pakai mendengarkan ocehan Tsumiki yang terlihta begitu antusias menjelaskan binatang bernama Koala itu.
"mama mamaaa" Megumi berjalan menghampiri [Name] dan melingkarkan tangan mungilnya di leher [Name]. Megumi habis dari mana, hm?" Ujar [Name] menyapa sang bungsu yang hanya di balas tawa kecil yang menggemaskan.
Setelah seminggu semenjak Megumi bisa berjalan. [Name] dan Toji berhasil di buat kewalahan. Karena bagaimana tidak, sang bungsu ini aktif sekali menjajah penjuru tempat yang ia datangi. Bahkan beberapa kali datang ke dalam toko [Name].
Membuat kedua orang tuanya tak bisa lepas pengawasan. Karena lengah sedikit, megumi sudah menghilang dari pandangan.
Bahkan semenjak berada di kebun binatang Megumi terus berlarian kesana - kemari, dan menunjuk ini itu. Untungnya stamina sang ayah banyak sekali, kalau tidak [Name] dan Toji pasti sudah ambruk
Pasti ini ulah Toji :) Megumi pasti mewarisi stamina dewa dari sang ayah. Yah, tak heran.
Setelah dirasa cukup beristirahat, akhirnya rombongan taman kanak - kanak itu berjalan lagi. Kini tujuan mereka adalah kandang sang kucing besar, Singa.
Ketika hampir semua murid ketakukan oleh auman sang raja hutan, Keluarga Fushiguro malah menunjukkan ketertarikan terhadap spesies kucing besar ini. Bahkan si bungsu pun menatap Singa itu dengan tatapan berbinar.
"Lucu sekali, ya mama!" [Name] mengangguk menyetujui perkataan anak perempuannya. "Ayah, aku mau pelihara satu boleh?" Ujar Tsumiki sembari menarik ujung baju sang ayah. "Dame - dame, kasihan. Rumah kita kan kecil" Bukannya suara sang ayah, tetapi sang ibu lah yang mejawab.
Toji tersenyum melihat interaksi kedua perempuannya. Kemudian matanya beralih menatap sang raja hutan. Yang entah mengapa menjadi pertarungan sengit saling melempar tatapan tajam.
'huh? ngajak berantem?'
Tempat terakhir yang dikunjungi oleh para murid dan wali adalah Seaworld. "Wah, besar sekali" Ujar Tsumiki menatap kagum sepanjang lorong yang menampilkan para ikan yang berenang. Keluarga kecil itu berhenti sejenak untuk melihat lebih lama lagi pemandangan indah.
"Wah! tadi itu seru sekali ya mama! kapan - kapan ayo kesini lagi!"
Dunia luar memang menjadi daya tarik bagi anak seusia Tsumiki yang belum mengetahui kejamnya dunia ini. Senyummanis yang terpatri di wajahnya mengalirkan kebahagian untuk sang ibu. [Name] tersenyum menanggapi perkataan anak gadisnya.
"eum, kapan - kapan kita kesini lagi"
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
【 6 April 2021 】
siapa yang cita cita pingin melihara harimau? aku hehe:)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top