「⚘┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟏𝟓 ┆ 𝒉𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂.」

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

Kini Toji berdiri di hadapan kompor di dapur. Hal pertama yang akan ia lakukan hari ini adalah, membuat sarapan untuk nya dan sang putri kecil yang akan pergi ke taman kanak - kanak. Untuk bekal, Tsumiki sudah tidak perlu membawa bekal karena Taman Kanak kanaknya menyediakan makan siang untuk muridnya.

Setelah berpikir keras, dan melirik isi kulkas yang ternyata hampir kosong itu Toji memilih memasak hal paling mudah. Apalgi kalau bukan telur mata sapi. Ia baru tahu bahwa memilih menu sarapan akan sesulit ini.

Dengan talenta, Tangannya memecahkan telur di atas penggorengan panas yang sudah di beri minyak sebelumnya. Telurnya mendarat dengan sempurna, langkah selanjutnya yag ia lakukan adalah menaburkan sejumput garam ke atas telur mata sapinya.

Setelah dirasa matang, ia mengakatnya dan menaruh telur tersebut di atas nasi putih hangat yang masih mengeluarkan asap. "sempurna" Ujarnya setelah puas melihat hasil masakannya di atas meja makan.

Bukan masakannya yang penting, tetapi proses  pembuatannya yang tersirat penuh cinta dan kasih sayang begitu pikirnya.

Setelah itu kakinya melangkah menuju kamar di mana Tsumiki masih terlelap. "Tsumiki, bangun" Ujarnya dengan sedikit guncagan di tubuh Tsumiki. Tsumiki melenguh dalam tidurnya. Pemandangan pertama yang ia dapati ketika membuka mata adalah sang ayah yang sedang menatapnya.

"selamat pagi, ayah" ujarnya menyapa Toji dengan suaranya yang masih parau khas orang bangun tidur. "Pagi juga" Toji membalas sapaan sang anak. Tsumiki kemudian bangkit dan mendaratkan pelukannya di leher sang ayah tak lupa kecupan manis di pipi kanan Toji sebagai rasa kasih sayangnya.

Tangan Toji kemudian tergerak untuk mengusap surai milik anak gadisnya, membalas pelukn yang tak kalah hangat dan nyaman. "Sekarang pergi mandi dan segera bersiap. Sarapan sudah siap" ujar toji kemudian di beri anggukan Oleh Tsumiki.

Tanpa bertele - tele lagi, Tsumiki segera melesat menuju kamar mandi dan segera mempersiapkan dirinya untuk pergi ke Taman kanak - kanak. Toji memilih untuk menunggu anak gadisnya di meja makan. Ia tahu bahwa Tsumiki adalah gadis mandiri didikan istrinya.

Tak lama kemudian, Tsumiki keluar menuju ruang makan dengan pakaiannya yang rapih dan rambutnya yang masih terurai. Di punggungnya sudah ada sebuah ransel khusus untuk murid dan di tangannya ia membawa sebuah sisir berwarna pink dan ikat rambut.

"Ayah, dimana mamah?" tanya nya ketika ia mendapati hanya sang ayah yang berada di meja makan. "eum mama, sedang dikamar. Ia baru saja tidur karena menjaga megumi semalaman" Ujar Toji menjelaskan kondisi istrinya.

Untungnya Tsumiki mengerti, ia kemudian duduk di salah satu kursi dan sepiring nasi sudah tersuguhkan dihadapannya. "Ayah, Tapi aku harus mengikat rambut. Biasanya mamah yang melakukannya untuk ku" Ujar Tsumiki menunjukkan sisir dan ikat sambutnya. 

"Baiklah, aku yang akan melakukannya setelah sarapanmu habis" Ujar Toji. Tsumiki mengangguk paham. Ia kemudian menaruh sisir dan ikat rambutnya di meja samping piringnya dan mulai menyuapkan sesuap nasi kedalam mulutnya hingga tandas.

"Terimakasih atas makanannya" Uajrnya sembari menyatukan kedua tangannya dan sedikit menuduk kepada Toji sebagai rasa hormat. Toji tersenyum, memilih [Name] sebagai istrinya memang tidak pernah salah. Ia mendapatkan putri secantik dan baik hati seperti Tsumiki.

Sesuai ucapannya, ia akan mengucir rambut Tsumiki setelah sarapan mereka. Dengan berusaha keras, ia menggerakkan tangannya untuk menyisir rambut Tsumiki yang mulai panjang, dan mengikatnya ala pony style. Simpel, tapi bagi Toji butuh ketelitian dan keterampilan yang cukup. 

"Selesai. maaf aku tak pandai" ujarnya di balas gelengan kepala oleh Tsumiki tanda ia tak setuju dengan perkataan ayahnya. "Tidak, ini bagus kok. Terimakasih ayah" ujarnya. Kata 'terimakasih' sudah di ajarkan [Name] kepada Tsumiki agar selalu mengecupkannya ketika telah menerima bantuan dari siapapun termasuk keluargannya.

"baiklah, ayo berangkat"

Toji menggandengan tanga kecil milik Tsumiki. Mereka berdua menyusuri jalan menuju taman kanak - kanak Tsumiki berada. Dengan tatapan serta bisikan para tetangga yang terdengar mengiringi setiap langkah keduanya.

"Tampan sekali ayahnya.

"benar, istrinya sangat beruntung"

Kira kira seperti itu. Tapi tentu tidak di haraukan oleh Toji. Ia fokus kejalan menuju tempat di tuju dengan langkah ringan. Hingga tak terasa kini ia sudah berdiri di gerbang sekolah Tsumiki. "Masuk;ah, ayah akan menjemput lagi di sore hari" Ujar Toji, berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan anaknya.

Tsumiki mengangguk. Ia berbalik dan mulai melangkah masuk. "Dadah ayah!" ujarnya melambaikan tangan kepada Toji sebelum benar benar hilang dari pandangan Toji. Toji membalas lambaian tangan Tsumiki, hingga Tsumiki benar - benar masuk ke dalam TK.

Ia kemudian membalikkan badannya. Bersiap untuk pulang menuju rumahnya dengan segerombolan ibu - ibu yang menatapnya. 

"Baiklah, sekarang apa?"

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

【 27 Maret 2021】

Seperti biasa menemani malam minggu kalian walau kemaleman wkwk. TAPI, 12K YANG BACA AKU SENANG SKL. (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵) yuc bisa yuc jangan ada silent reader diantara kita (☞ ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)☞

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top