「⚘┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟎𝟗┆ 𝒎𝒂𝒓𝒂𝒉.」

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

Setelah kejadian pada hari kemarin, Toji kini menjadi lebih agresif dan posesif kepada sang istri. Setiap hari ia selalu stand by menemani [Name] menjaga toko roti miliknya. Matanya tak pernah lepas memandang setiap gerak gerik dari [Name].

[Name] menjadi sedikit risih dengan tatapan intens milik Toji. Kemanapun ia bergerak, Toji tak pernah melepas pandangannya. Pada Akhirnya saat toko mulai sepi, [Name] menghampiri Toji yang duduk di meja kasir.

"Toji?"

Suara lembut milik [Name] menyapa pendengarannya. Terlihat, [Name] yang berjalan menghampiri Toji dengan wajah seriusnya. "Ada apa?" jawab Toji dengan wajah datar menatap [Name].

Sebenarnya [Name] masih merasa marah kepada Toji tantang apa yang ia lakukan kemarin, Sehingga [Name] sempat mengacuhkan suaminya itu. "Sebaiknya kau menjaga anak anak saja di dalam" Uajr [Nanme].

Mendengar perkataan [Name] berhasil membuat Toji mengangkat sebelah alisnya, tanda ia kebingungan. "Apa maksudmu?" Jawab Toji dengan wajahnya yang masih terlihat datar.

"maksudku, kamu pergi saja ke dalam. Biar aku saja yang menjaga toko"

[Name] menatap wajah Toji dengan serius. Sedangkan Toji masih setia dengan wajah datarnya. Di balik wajah serius milk sang wanita, tersimpan rasa takut. Ia takut Toji akan tersinggung, tetapi mau bagaimana lagi, ia tidak mau pelanggan merasa terganggu.

"Mengapa?"

[Name] sedikit gugup mendengar kata yang keluar dari mulut sang suami. "err, tatapanmu sedikit mengganggu para pelanggan, Kupikir mereka akan merasa tergang-"

"Aku pikir kau merasa terganggu olehkehadiran ku disini"

Skak.

[Name] menunduk, ia wajah seriusnya tergantikan wajah merasa bersalah. Perkataan Toji memang tepat pada pointnya sampai [Name] tidak berani menjawab. Terjadi keheningan di antara keduanya. Toji masih memperhatikan gerak gerik wanita di hadapannya.

"Baiklah kalau itu menganggu mu, aku akan pergi"

Seketika [Name] langsung meneggakkan kepalanya mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Toji. Terlihat Toji yang sudah berdiri kemudian melepas apron yang melekat pada tubuh kekarnya.

Ia berjalan masuk kedalam rumah. Sebelum benar benar menghilang, Toji mengatakan sesuatu yang membuat [Name] kembali dilanda rasa bersalah.

"Asal kau tahu, aku hanya ingin melindungi mu, aku tak suka milikku di sentuh oleh orang lain. Maaf mengganggu"

Ujarnya sebelum benar benar masuk kedalam. Mungkin niat Toji memang baik, ia hanya ingin miliknya tak diusik oleh orang lain. Tetapi caranya yang salah. Ia tak perlu mengawasi [Name] sampai segitunya juga.

[Name] menghela nafas berat. Hari ini mungkin akan terasa sangat panjang. Sudah di pastikan bahwa Toji marah kepadanya. Setelah mengambil nafas beberapa menit, ia melanjutkan pekerjaan nya di toko roti.

Di dalam, Toji disambut oleh Tsumiki yang tengah bermain dengan Megumi yang terduduk di karpet yang berada di ruang keluarga mereka. Ia menghampiri anaknya, kemudian merebahkan dirinya.

Hatinya merasa sangat kesal sekali, entah mengapa. "Ayah?" Suara Tsumiki mengintrupsi kegiatan menatap langit - langit rumah.IA menolehkan kepala ke arah Tsumiki yang sedang kebingungan.

"Ayah pasti lelah sudah membantu mama! Aku akan membuatkan teh spesial"

Tsumiki pun kembali bergelut dengan mainan nya yang di dominasi oleh warna pink. Kemudian sebuah gelas mainan lengkap dengan piring kecil di sajikan oleh sang gadis kecil ke hadapan sang ayah.

Toji kemudian mengambil gelas tersebut dan berpura - pura meminumnnya. "enak sekali" ujarnya membuat Tsumiki tersenyum bahagia. Melihat senyum anak gadisnya membuat mood Toji sedikit membaik.

"dadada!"

Megumi merangkak mendekati sang ayah yang sedang rebahan. Megumi kemudian membaringkan tubuhnya disamping sang ayah dan menjadikan tangan Toji yang terlelntang sebagai bantal. Sepertinya Megumi sudah merasakan kantuk dan ingin tertidur di samping sang ayah.

Toji yang peka pun mulai mengusap - usap pelan punggung Megumi, agar ia segera terlelap. Tak lama, Megumi sudah menjelajahi alam mimpinya. Wajah nya terlihat menggemaskan ketika terlelap.

"Megumi sayang, selamat tidur. Hoam!"

Tsumiki mengusap dengan sayang rambut sang adik, kemudian ia ikut merebahkan diri di samping megumi dan Toji. Toji metapa kedua anaknya yang terlelap di samping nya.

Matanya pun terasa memberat. Ternyata menahan emosi juga membuatnya kelelahan. Pada akhirnya matanya ikut tertutup. Toji juga tertidur bersama kedua anaknya.

"Toji?"

Toji membuka matanya setelah mendengar suar [Name]. Wajah [Name] menjadi pemandangan pertama yang menyapa penglihatannya. Ia kemudian mendudukan diri dan mulai mengusap perlahan matanya. Kemudian mentapa sampingnya sudah kosong.

"Anak anak sudah ku pindahkan kekamar mereka"

Ujar [Name] Seolah bisa membaca apa yang Toji pikirkan. "sebiknya kau mandi dulu aku akan siapkan makan mala". Toji pun bangkit, tanpa memperdulikan ucapan sang istri ia berjalan menuju kamar mandi, dan segera membersihkan dirinya

Melihat tingkah Toji yang mengabaikannya membuat [Name] kembali mengehla nafas berat. Seperti dugaannya, Toji pasti marah.

Keduanya menyantap makan malam dengan keheningan yang menyelimuti. Dapat dilihat jelas, wajah Toji yang sedang badmood, dan [Name] yang sedang memikirkan bagaimana carnya agar Toji tidak badmood.

Hingga nasi dalam mangkuk keduanya tandas, tidak ada dari mereka yang memulai percakapan. Sampai keduanya sudah berbaring di atas Futon. "Toji?" panggil [Name] memastikan sang suami belum terlelap.

Toji berdehem untuk menyauti panggilan sang istri. Toji tertidur memunggungi [Name] sehingga [Name] hanya bisa menatap punggung tegap milik Toji. Tangan milik [Name] mulai terulur melingkari pinggang milik Toji.

Ia mengusap wajahnya ke punggung tegap milik suaminya. "Maafkan a, aku tidak bermaksud berkata seperti itu" ujarr [Name] tidak di hiraukan oleh Toji. Sejujurnya Toji sedikit terkejut, karena sang istri mulai menyentuhnya duluan.

"maafkan aku ya? Akan ku lakukan apa saja agar kau aku marah"

Setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut sang istri, Toji segera memebalikkan tubuhnya menghadap sang istri. [Name] sedikit terkejut oleh pergerakan Toji yang tiba - tiba.

Toji menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa [Name] artikan. Tetapi [Name] bisa merasakan bahwa ia berada dalam bahaya.

"apa kau yakin berkata seperti itu?"

Baik, sepertinya [Name] benar - benar dalam masalah sekarang.

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

【 3 maret 2021】

sayang sekali, chap ini tidak lemon teman - teman muehehe.

Apakah kalian ingin lemon? Pencet dulu tombol bintangnya yaa~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top