「⚘┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟎𝟏┆𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊 」
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
"Toji?"
Sebuah suara menyadarkan Toji. Matanya terbelak kaget. Ia kembali hidup? Apakah ini nyata? Ia merasakan sesuatu yang berat di tangannya. Dan tertangkap di matanya, ada seorang bayi laki - laki yang familiar di matanya tengah mengemut jarinya dan tertidur bersandar di dada bidang milik Toji.
"Apa kamu sakit?"
Suara tadi menyadarkannya lagi. Kini berdiri di hadapannya seorang wanita berparas cantik dengan apron yang melekat di tubuhnya. Entah mengapa, tiba - tiba mata Toji terasa panas. Air matanya meleleh dari matanya. Membuat dia dan [Name] terkejut.
"A- apa kau sakit? Ada luka? Atau sakitnya di bagian mana?"
Toji sesegera mungkin menghapus air matanya. Ia sedikit malu menangis dihadapan seorang wanita. "Aku baik- baik saja" Ujarnya berusaha untuk seperti biasanya saja. [Name] pun tersenyum manis, senyum yang membuat jantung Toji bergerumuh.
"Kalau kamu sakit bilang padaku! Akan ku obati sampai sembuh" Tangan Toji terulur untuk menyentuh helai rambut milik [Name]. Tangannya bergerak pelan, mengusap surai hitam [Name].
[Name] yang di perlakukan seperti itu pun merona. Tak biasanya Toji melakukan hal - hal romantis seperti ini. "a-ah, Toji aku sudah menyiapkan makan malammu. Silahkan di makan, aku yang akan menidurkan megumi" [Name] pun mengambil alih Megumi yang aa di tangan Ayahnya, kemudian membawanya ke kamar khusus untuk anak mereka.
'cuman gitu aja, demagenya bukan main!' -[Name].
Dengan perlahan, [name] menidurkan Megumi di boks bayi kemudian menyelimutinya agar tidak kedinginan. [Name] beralih kepada Futon yang ada di samping boks bayi Megumi. Terdapat seorang anak perempuan yang juga sedang terlelap.
Ia mengusap pelan surai yang persis seperti miliknya. Wajah tsumiki, anaknya ketika tertidur itu menggemaskan. Sama seperti sebelumnya, ia menarik selimut bermotif kelinci dan menutupi tubuh putrinya agar tidak kedinginan.
Kemudian kakinya melangkah kembali menuju ruang makan. Terlihat Toji yang sedang duduk di hadapan piring dengan berbagai jenis lauk dan semangkok nasi.
"eh? Kenapa belum dimakan? Apa tidak sesuai seleramu?" Ujar [Name] yang terkejut masakannya belum berkurang. "Apa kau sndiri sudah makan?" Fushiguro malah bertanya balik kepada sang wanita.
"be -belum, aku tidak sempat" balas [Name] dengan nada suara pelan. Saat ini Toji seperti sedang memarahinya, padahal Toji hanya bertanya [Name] sudah makan atau belum.
"Duduklah, mari makan bersama" Entah kenapa, ucapan Toji seperti menyihir tubuh [Name]. [Name] langsung mendudukan diri di kursi yang berhadapan langsung dengan Toji. Kedua tangan mereka menyatu di hadapan dada masing - masing, seperti memanjatkan doa.
"Ittadakimasu"
Ujar mereka bersamaan. Toji pun memasukan makanan ke dalam mulutnya, mengecap rasa. Sedangkan [Name] di hadapannya menatap Toji yang mencicipi masakannya. Tatapannya memancarkan sesuatu seperti 'bagaimana rasanya?'.
"Enak"
[Name] tersenyum puas. Masakannya bisa di terima oleh lelaki yang berstatus sebagai pasangan hudupnya ini. Yah, kemampuan memasak [Name] memang tak di ragukan lagi.
Keduanya makan dalam diam. Itu adalah hal yang wajar, sebuah tata krama yang bagus, Tidak makan sambil berbicara. Padahal, [Name] hanya bingung untuk membuka suara, ia tak memiliki topik yang menarik di bahas.
Hingga mangkuk nasi mereka berdua habis dan hampir semua lauk pauknya tandas pun tidak ada yang membuka suara. Toji sendiri tidak merasa canggung, karena pada dasarnya dia tidak peduli.
"Mau minum apa?" Ujar [Name] pada akhirnya menemukan topik, walau hanya bertanya tentang minuman. "ah, Ocha saja" Ujar Toji membalas pertanyaan [Name]. Dengan segera, [Name] membuatkan dua gelas ocha, yang satu untuk Toji dan yang satu untuknya.
Selain Ocha, [Name] juga menyajikan beberapa camilan seperti kue kering sebagai teman meminum ocha. Makan manis adalah makanan favoritnya. {name] menyesap teh yang masih berasap itu dangan mata tertutup. Menikmati waktu nya setelah seharian membuka toko dan menjaga anak.
[Name] membuka sebuah toko Roti kecil - kecilan di samping rumahnya. Dari dulu [Name] memang sangat menyukai makanan manis, apalagi roti. Saat membuka matanya, [name] dikejutkan dengan pemandangan Toji dengan mulutnya yang penuh oleh camilan manis yang tadi ia sajikan.
[Name] terkejut karena biasanya Toji akan menolak makanan manis. "ini enak, [name]" ujarnya dengan wajah datar dan mulutnya yang masih mengunyah. "a-ah begitu, mau kuambilkan lagi?" Ujarnya.
Toji menganggukan kepalanya sebagai jawaban. [Name] dengan segera membaw piring yang sudah kosong, dan mengambil beberapa camilan lagi. Kini ia taruh lebih banyak.
"Silahkan" ujarnya sembari menaruh piring yang sekarang sudah terisi ke hadapan Toji. Tangan Toji terulur untuk mengambil dua potong kue kering lalu memasukkan nya kedalam mulutnya.
[Name] menopang dagunya dan menatap Toji, ia menyukai wajah datar Toji yang sedang mengunyah kue kering buatannya.
'menggemaskan' - [name].
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
【 13 Januari, 2021 】
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top