「⚘┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝑶𝑽𝑨┆ 𝑴𝒂𝒌𝒆 𝒂 𝒃𝒂𝒃𝒚」

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

"[Name]"

Suara baritone milik Toji menyerukan nama [Name] yang tengah sibuk menonton tayangan acara di television. "Hm?" Balas [Name] singkat tanpa mengalihkan pandangannya.

Melihat reaksi sang istri yang terlalu fokus dengan benda persegi itu membuat Toji sedikit jengkel. Ia kemudian melingkarkan tangannya di pinggang ramping sang istri, kemudian menaruh dagunya di pundak [Name].

"Perhatikan aku juga dong, [Name]" Ujar Toji dengan nada yang menggeaskan di telinga [Name]. Sang istri terkekeh gemas melihat tingkah Toji yang kekanak kanakan. Tangan [Name] kemudian tersampir untuk mengusap surai hitam legam milik sang suami.

"ada apa bayi besarku?" Tanya [Name]. Pada akhirnya fokusnya buyar karena kelakuan sang suami. "ayo beri anak anak kejutan" Ujar Toji tiba tiba bersemangat. Melihat niat dan semangat membara milik Toji mengundang tanda tanya dari [Name].

"Hm? Kejutan apa?" Ujar [Name] dengan dahinya yang menyirit mendakan ia dilanda tanda tanya besar. Tetapi, detik berikutnya ia merasa menyesal bertanya. Karena bukannya menjawab, Toji malah menunjukan smirk andalan miliknya. Hal itu, berhasil membuat [Name] meneguk ludah.

"Ayo beri mereka adik baru"

Toji pun dengan segera memaksa [Name] untuk berbaring di sofa yang mereka duduki. Bibirnya ia satukan dengan bibir chery milik [Name]. Menyalurkan kasih sayangnya, melalui ciuman hangat miliknya.

Membiarkan televisi itu tetap melaya, menjadi saksi bisu dari adegan mereka yang kian memanas.

Beberapa menit berlangsung, tautan mereka masih berlangsung tanpa tanda tanda akan berakhir. Namun sayangnya, kini [Name] hampir kehabisan nafas. Ia memberi sinyal kepada suaminya dengan meremas bahu tegap milik Toji.

Mengerti sinyal sang istri. Dengan terpaksa, Toji melepas pangutannya dan membiarkan sang istri menraup oksigen dengan rakusnya.

"Hah...hah...hah.."

Hanya sebuah ciuman intens, tetapi berhasil membuat [Name] merona. Jantungnya kini berdegup kencang. Setelah sekian lama, baru kali ini mereka melakukannya lagi. Mata Toji terustertuju kepada istrinya yang menurutnya begitu menggairahkan . Dengan nafas tersenggal dan pipinya merona, berhasil membuat Toji semakin bernafsu.

Ia kemudian menyentuh pipi lembut milik [Name] menggunakan jemarinya. Toji mendekatkan mulutnya ke daun telinga kanan milik sang istri. Kemudiam membisikkan sesuatu.

"Ah, [Name]. Bagaimana ini, aku tidak bisa menahannya"

"Kalau begitu, jangan di tahan"

Balas [Name] sembari mengalungkan tangannya di leher jenjang milik suaminya itu. Merasa di tantang, membuat seringai Toji kembali merekah. Ia kemudian mendaratkan tangan besarnya di atas dada sebelah kanan [Name]. Kemudian ia meremasnya dengan gemas.

Perbuatannya berhasil mengundang lenguhan dari bibir mungil milik [Name] yang dengan beraninya menantangnya.

"Ahh"

"berani sekali wanitaku menantangku. Aku harap, kamu tidak menyesali perbuatan mu".

Toji kemudian mengigit cuping milik [Name]. Dengan tangannya yang tak berhenti meremas, kini ciumannya turun menuju leher jenjang milik sang istri.

Tanpa sadar, [Name] mengadahkan kepalanya. Memberikan akses lebih untuk Toji jelajahi. Yang tentu nya tak akan pernah di lewatkan oleh Toji, barang se inci pun. Dengan mulutnya yang sibuk menggigit dan menghisap, memberikan tanda mereah di area leher dan selangka [Name], Tangan kanannya yang bebas, menyusup kebelakang leher [Name].

Menahan tengkuk milik [Name] agar ia tidak bergerak bebas. Kemudian tangan kirinya yang semula sibuk meremas gundukan milik [Name] perlahan turun dan masuk kedalam baju piyama milik sang istri dan mulai mengusap - usap lembut perut rata milik [Name]. Memberikan sensi tersendiri untuk [Name] yang membuatnya menyeritkan dahinya.

" Ugh, Toji?"

"Hm?"

Deheman menjadi jawaban Toji dari racauan [Name]. Mata Toji kini menangkap pemandangan [Name] yang tengah merona dengan mata terpejam dan binir bawahnya yang ia gigit guna menahan suara erotis yang bisa keluar dari mulut kecilnya.

"Jangan di tahan, sayang" Ujar Toji sembari tangan yang semula menyusup tengkuk [Name] kinj mengusap bibir kecilnya. Kemudian ia kembali menyatukan bibirnya dengan bibir [Name].

Satu persatu, baju milik [Name] di tanggalkan oleh tangan nakal milik Toji. Toji pun semakin gencar memberikan tanda 'kepemilikan' di tubuh [Name]. Sampai akhirnya dirinya sudah tidak kuat menahan dirinya.

Ia mulai menyentuh lubang duniawi milik [Name]. Memasukan dua jari dengan cepat. Mengundang pekikan dari sang hawa. "Akh!" Yang tentu tidak di hiraukan oleh Toji. Ia mulai menggerakan jarinya secara cepat. Membuat [Name] melengkungkan punggungnya karena merasakan sensai nikmat.

Mendengarkan racauan sang istri semakin membuat Toji tak karuhan. Dengan tergesa - gesa ia segera melepaskan semua helai benang yang melekat di tubuh kekarnya. Mata [Name] sempat terpesona untuk seperkian detik karena tubuh sang suami yang masih saja gagah walau umurnya tak lagi muda.

"Desahkan namaku, sayangku"

Bisiknya. Detik berikutnya, Toji berhasil memasukkan miliknya ke dalam lubang milik [Name]. "akh!" Untuk kesekian kalinya, [Name] melengkungkan punggungnya karena merasakan sensi yang telah lama tak ia rasakan.

"To -tolong lembutlah, Toji" Rintih [Name] sembari mengalungkan tangan nya di leher milik Toji. "akan kulakukan, kalau aku bisa".

Pinggul Toji mulai bergerak tak beraturan. Terus menyentuh titik terdalam [Name] yang membuat [Name] terus menjerit kenikmatan. Bulir bulir air keringat yang mengalir di sekujur tubuh mereka tak menjadi penghalang dari aksi panas yang tengah berlangsung.

Seisi ruang keluarga menjadi saksi bisu dari penyaluran kasih sayang kedua insan yang tengah di mabuk asmara layaknya seorang remaja yang baru pacaran kemarin hari. [Name] terus mengeluarkan suara erotisnya dengan kencang, tanpa memperdulikan tentangganya yang mungkin saja bisa mendengar.

" Ahh"

Pelepasan pertama di rasa oleh Toji. Seluruh cairannya berhasil masuk ke dalam rahim milik [Name]. Suara [Name] terdengsr terengah engah. Tenggorokkanya sedikit sakit sekarang berkat permainan Toji yang jauh dari kata lembut. Walau tak munafik, ia tidak membenci itu.

"Aku butuh berkali kali agar jadi lebih cepat. Sekarang pindah ke kamar".

Dengan perlahan Toji mengangkat tubub [Name] yang sudah penuh dengan keringat bercampur cairan keduanya.

Dan adegan terus berlangsung hingga author tidak kuase lagi mengetik ini. Seseorang tolong aku.

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

【 18 Juni 2021】

realize almost one month i never touched this book 😭 terus balik bawa begini? Bedosa bngd akuuuuu. 😭👍

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top