「⚘┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟒𝟎┆𝑭𝒖𝒔𝒉𝒊𝒈𝒖𝒓𝒐 𝑻𝒐𝒋𝒊」
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
Pertarungan sengit terus berlangsung antara Toji dengan sekelompok siswa SMK yang menjadi utusan untuk melindungi target yang di incar. Toji beberapa kali di paksa mundur dan kehabisan nafasnya. Satu siswa dengan rambut platinum telah ia tumbangkan walau sebenarnya ia tahu bahwa orang itu akan bangkit lagi untuk mengakhiri hidupnya.
Mundur beberapa langkah dengan sebuah pistol di tangan kanannya. Toji tampak menghela nafas dan mengangkat kepalanya. Matanya menyapu sekeliling. 'Ah, rasanya sangat nolstagia' ujarnya dalam benak. Dadanya sedikit nyeri mengingat bagaimana sebuah kekuatan berhasil melubangi hampir separuh tubuhnya. Seolah ia kembali di buat merasakan rasa sakit tersebut.
"Bagi manusia tanpa energi kutukan seperti ku, mungkin kalian tak akan memedulikan aku dan menganggapku tidak ada. Tetapi lain halnya jika aku sudah memegang sebuah senjata, kurasa saat itu aku akan terlihat oleh kalian" Sebuah pistol di todongkan dan beberapa tembakan terdengar nyaring di layangkan ke arah sebuah makhluk mengerikan yang di sebut kutukan.
Musuh di hadapannya tampak sedikit terkejut dan penuh waspada. Getou berhasil menghalangi beberapa tembakan Toji menggunakan kekuatan manipulasi kutukannya. Kemudian ia dengan gegabah langsung memerintahkan kutukannya untuk menyerang Toji.
"Woah, santailah" Membuat Toji terpaksa berpindah posisinya. Walau ia mengerti apa yang selanjutnya akan terjadi, tetapi air mukanya masih tampak tenang dan tidak gegabah. Kali ini ia harus pergi dengan selamat bagaimana pun caranya, karena ia kini memiliki rumpun kecil yang di sebut keluarga tengah menunggu kepulangannya. Terlebih buah hatinya kana segera hadir di dunia ini, bagaimana bisa ia melewatkan hal sepenting itu?
Toji terus mengoceh tentang bagaimana ia bisa menyimpan senjata kutukan. Kemudian ia membuka mulutnya dengan lebar. Detik berikutnya, sebuah bola seukuran lebih besar dari pinci keluar dari mulutnya. Perlahan bola itu membesar dan mulai melingkari tubuh kekar milik Toji. Tak lain dan tak bukan itu adalah sebuah kutukan yang menjadi tempat penyimpanan senjata milik Toji.
"Pria tak terlihat, mempunyai perut tak terlihat juga kan?" Kembali mengoceh seolah seolah tengah menyulut emosi lawan.
"Diamlah!" Getou berteriak frustrasi. Wajahnya menampilkan keputusasaan setelah mendengar ocehan Toji, ia cukup terkejut ketika Toji baik - baik saja setelah di serang oleh kutukan miliknya.
Pertarungan kembali berlangsung. 'Sedikit lagi, ayo bermain sedikit lagi sehingga aku menemukan waktu yang tepat' Batin Toji sekali lagi berkecamuk. Toji dahulu sangat menyukai Judi, sehingga setiap penghasilan yang ia peroleh selalu habis oleh judi. Mungkin sampai sekarang ia masih menyukai judi, tetapi kini yang ia pertaruhkan adalah hidup dan matinya.
Beberapa kali serangan ia layangkan sampai ia merasa menemukan timming yang pas untuk menjalankan ide gilanya. Cukup sengit dan menguras banyak tenaga hingga akhirnya Toji tersudut di sudut ruangan. Sesuai perkiraannya di belakang tubuhnya sudah berdiri sebuah roh pendendam, persis seperti dahulu.
"Hey" Suara mengerikan yang serak nan berat keluar dari mulut sang kutukan.
"Ya?" Toji menyahut dan kemudian berbalik menghadap sang kutukan.
"Ap, apakah aku cantik?" Tanyanya dengan menunjukkan wajahnya yang mengerikan.
"hmm, mari kita lihat" Ujar Toji dengan pose seolah tengah berpikir. Detik berikutnya ia tersenyum licik dan mengangkat tangan kanannya menunjukkan sebuah cincin yang entah sejak kapan melingkar di jari manisnya.
"Maaf kau bukan tipeku, lagi pula aku sudah menikah"
Mendengar sebuah jawaban yang jauh sekali dari yang di bayangkan, Sang roh kutukan pendendam menggenggam guntingnya dengan erat dan mulai mengeluarkan jurusnya. Sebuah gunting besar muncul mengelilingi tubuh Toji, Seolah siap menggunting tubuh Toji kapan pun. Membuat Toji terpojokkan. Sang Roh terkutuk berhasil melukai daun telinga Toji.
Tak membuatnya gentar, justru sebuah senyum liciklah yang ia keluarkan. Semua berjalan sesuai dengan rencananya. Dugaan selanjutnya adalah, Getou akan menyerangnya dari titik buta yaitu bagian belakang tubuhnya. Tetapi sebelum berhasil menyentuh tubuh Toji, suara Toji berhasil menghentikan pergerakannya.
"Hey"
Tangan Getou terhenti di udara. Entah mengapa seluruh tubuhnya menyuruh untuk diam padahal jelas - jelas musuh tengah lengah di depan matanya. Ia terdiam seolah olah menunggu kalimat selanjutnya yang akan di lontarkan oleh Toji.
"Aku tak berniat membunuh gadis itu. Jadi kau harus dengarkan aku baik baik" Toji berkata tanpa berkutik sedikit pun, walau tubuhnya banyak tergores oleh gunting yang mengancamnya. Membuat Getou tak bergeming di buatnya. Ia bertanya - tanya dalam hatinya, mengapa ia harus mendengarkan ucapan musuh? Tetapi walau begitu, ia memilih diam.
"Aku adalah orang yang di kenal sebagai Pembunuh Penyihir. Kini klienku adalah organisasi yang di sebut Time Vessel Association. " Mata Getou terbuka, terkejut bukan main setelah pendengarannya menangkap sebuah organisasi yang ia kenal betul.
Toji mendengus ketika matanya melirik ekspresi yang dibuat oleh Getou, "Tugasku membunuh gadis itu dan membawa mayatnya ke hadapan mereka. Aku tahu kau pasti sangat terkejut, tapi kau harus dengarkan aku" Getou dengan patuh mendengarkan perintah Toji, tetapi ia tak lengah sedikit pun.
"Kalau bukan aku yang membunuh saat ini, mungkin orang lain akan datang dan membunuhnya. Jadi aku katakan kepadamu, kau harus menjaga gadis itu, dan aku akan mundur" Ujar Toji.
"Tapi kau telah membunuhnya!" Teriak Getou. Memang benar, Sebelumnya Toji telah mengacungkan pistol dan menembakkan peluru ke arah gadis berseragam sekolah itu hingga tumbang. Mendengar teriakkan Getou, Toji kembali tersenyum miring.
"Haha! Aku memiliki anak gadis, mana mungkin aku tega membunuh gadis itu. Peluru itu adalah peluru bius. Kalau tidak percaya, kau bisa mengeceknya" Ujar Toji.
Getou mulai berancang - ancang untuk berlari menuju tubuh Riko yang terbaring lemah. "Tunggu dulu. Lepaskan aku dulu dari kutukan mu" permintaan Toji sekali lagi di penuhi oleh Getou. Getou memanipulasi sang roh kutukan menjadi bola bola. Toji sedikit menggerakkan bahunya yang terasa kaku karena berdiri tak berkutik sedikit pun.
"Aku punya satu pertanyaan untukmu" Ujar Getou menginterupsi kegiatan Toji yang berancang - acang ingin pergi.
"Apa?"
"Kenapa kau membantuku?"
Sebuah dengusan kembali dikeluarkan oleh Toji. "Sudah kubilang bukan? aku memiliki seorang anak gadis." Ujar Toji dengan sepele. Mendengar jawaban dari mulut Toji entah mengapa Getou merasa tidak puas. Melihat terdiamnya Getou, Toji mengerti bahwa anak muda memiliki banyak rasa ingin tahu.
"Hah... Aku sudah menjalani hidup seperti sampah dahulu, kemudian aku menemukan emas di tumpukan sampah, aku menemukan sebuah keluarga yang menjadi rumah untukku. Istriku kini tengah mengandung anak ketiga kami, dan aku tak mau melewatkan momen momen kecil seperti itu lagi" Toji menceritakan kisah hidupnya yang menyedihkan kepada Getou. Sembari mulutnya menceritakan kisahnya, sebuah bayangan dari tiap anggota keluarganya seolah menghantui pikirannya membuat Toji tersenyum tipis.
"Singkatnya, aku mencoba melindungi keluargaku"
Getou terpaku oleh cerita Toji. Tak menyangka manusia sekuat Toji bisa memiliki sesuatu yang ia lindungi. Hal sesepele 'Keluarga' dan 'Rumah'. "Mangkanya, Jalani hidupmu dengan benar anak muda! jangan menyesal sepertiku" Ujar Toji kemudian berbalik meninggalkan Getou yang masih terpaku.
Getou kemudian berbalik dan segera berlari menuju tubuh Riko yang terbaring. Tetapi sebuah sosok asing mengejutkannya. Sosok itu berpakaian formal dengan rapi berdiri di samping tubuh Riko yang terbaring lemah, tangannya memegang sebuah pistol yang di arahkan ke kepala Riko.
"Tidak, Riko!"
Dor...
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
【 23 Agustus 2022 】
Lama tdiak berjumpaaaaa
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top