27. Ia Memanglah Random

- ■ -

"Um ... Anda yakin pergi begitu saja?" tanya Stephanie merasa tak enak.

Kini, keduanya telah berada dalam perjalanan pulang. Mereka tak terlalu lama berada dalam acara tersebut. Dan yang terpenting, Patrick tampak baik-baik saja selama acara peringatan itu berlangsung.

"Ya, tidak apa," jawab Patrick menyandarkan lengan kirinya di pinggir jendela. Tangan kanannya, masih fokus mengendalikan kemudi mobilnya. "Lagipula, aku memang tak berniat berlama-lama dengan para orang-orang itu. Selain itu, orang yang kuharap datang ke acara itu, ternyata tidak hadir.

Jadi, untuk apa juga aku berlama-lama di sana. Lebih baik aku pulang dan menonton televisi di rumah,"

Stephanie diam kemudian. Matanya menilai mimik wajah yang dilukiskan pria yang tengah duduk di bangku kemudi.

"Karena saya, 'kan?" tebak Stephanie.

"Hm?" balas Patrick dengan deheman.

"Maaf karena saya membuat Anda khawatir," ujar Stephanie, "sejujurnya, ini kali pertamanya saya ikut andil dalam sebuah acara yang dihadiri partner saya. Sebelum-sebelumnya, saya selalu menolak. Hanya mengawasi partner saya dari jauh.

Tapi, saya tak tahu kenapa saya justru ingin terlibat langsung dengan Anda. Meski saya sadar, saya hanya akan jadi orang asing di antara yang lainnya,"

"Apa itu alasan kau terlihat gelisah selama acara tadi berlangsung?" tanya Patrick tak langsung mengomentari soal pernyataan Stephanie.

"A ... ah ... terlihat jelas ya ...," ungkap Stephanie tertunduk, dan memainkan ujung bajunya untuk pengalihan diri.

"Kenapa kau tak jujur saja jika kau tak nyaman dengan acara itu?"

"Karena itu sama saja dengan saya tak berguna untuk Anda. Saya tak ingin menjadi beban untuk Anda."

"Beban ... huh?"

Suasana tiba-tiba hening. Hanya terdengar suara keramaian jalanan kota London, dari balik jendela mobil mereka masing-masing. Entah karena apa, keduanya memutuskan pembicaraan mereka begitu saja.

"Tapi, Anda hebat," puji Stephanie kembali angkat bicara. Dan tampaknya, berniat membuka topik baru.

"Hebat?" Patrick menyahut dengan heran, "apanya?"

"Selama acara itu, Anda tampak baik-baik saja," jelas Stephanie lebih lengkap. "Sejujurnya, saya takut Anda terkena panic attack ditengah-tengah acara. Karena saya sendiri juga tidak baik-baik saja dengan keadaan sekitar,"

"Ah, soal itu ya ...,"

Patrick terlihat mengetuk-ketuk kemudi mobilnya. Meski mereka telah tiba kembali di rumah, keduanya masih setia duduk di kursi mereka masing-masing.

"Aku ... juga tak mengiranya," tambah Patrick akhirnya. "Alasan utama aku berniat menolak datang adalah karena itu. Aku takut dengan panic attack-ku yang bisa saja muncul kapan saja. Tapi ketika perasaan itu tidak muncul, dan justru aku bisa bersikap biasa saja, kurasa aku tahu kenapa,"

"Benarkah? Anda tahu alasannya?" tanya Stephanie tak sabaran. Tanpa sadar, matanya berbinar menunjukkan ketertarikan yang dalam.

Patrick menoleh. Memandang iris cokelat amber yang sudah sangat dikenalinya selama tiga minggu terakhir ini.

Perlahan, sang pria bergerak maju ke samping. Mendekat kepada Stephanie yang duduk di sampingnya, dan memposisikan bibirnya di dekat telinga Stephanie. Tidak tepat berada di sampingnya, namun cukup bagi Stephanie untuk mendengar bisikannya.

"I think, that because of you," tutur Patrick dengan nada bicaranya yang dalam.

"Eh?" Stephanie membelalakkan mata. "Apa maksud An-"

"Kehadiranmu di dekatku, memberikan rasa nyaman dan aman untukku," potong Patrick tak memberikan kesempatan Stephanie untuk membalas. "Yang tanpa kusadari, memberikan efek tenang dalam diriku. Kau sungguh wanita yang luar biasa Stephanie."

Tangan besar dan kurus Patrick bergerak mengusap salah satu pipi Stephanie. Sentuhan langsung secara dadakan itu, tentu sukses membuat Stephanie tersentak. Tapi, hal berikutnya yang dilakukan Patrick, lebih membuat wanita Metanoia itu terkejut.

A kiss.

Sebuah kecupan singkat mendarat cepat di pipi kiri Stephanie. Terlalu cepat hingga membuat Stephanie tak berkutik. Dan tak menyadari bahwa Patrick telah keluar dari mobilnya.

Apa-apaan, pria itu?

- ■ -

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top