26. Ajakan
- ■ -
Stephanie sadar, bahwa Patrick terlahir dari keluarga yang dapat dibilang tingkat perekonomian tinggi--kaya. Hanya dengan melihat bagaimana kehidupan sang pria selama tiga minggu terakhir, Stephanie yakin dengan hal itu. Bahkan, saat hari pertama mereka bertemu, Patrick berani membayar tinggi dirinya selama ia mau berhenti.
Karena itulah, saat Stephanie melihat Patrick bersosialisasi dengan para kenalan ataupun kerabat dari orangtuanya yang terdiri dari para orang berada, ia tak terkejut. Hanya saja, ia tak tahu harus berkomentar apa jika ada yang mempertanyakan dirinya.
Apa hubungannya dengan seorang Patrick Melrose?
Disisi lain, Patrick terlihat sibuk dengan dunianya sendiri. Berbicara ini itu dengan para tamu yang menghadiri acara peringatan itu. Semua baik-baik saja. Harus.
Ditengah kesibukannya--yang sebenarnya hanya gimik belaka--ia menyadari Stephanie banyak diam. Semula, ia yakin wanita itu banyak tutup mulut karena dirinya hanyalah orang luar di acara tersebut. Tapi, semakin lama, Patrick merasa bahwa Stephanir berubah gelisah.
"Kau perlu mencari udara segar?" tawar Patrick ketika ia sudah selesai dengan urusannya. Dan datang menghampiri Stephanie.
Stephanie tersentak seketika. Sepenuhnya terkejut akan kehadiran Patrick.
"Uh ... uh ... itu ...," Sang wanita berbelit. Otaknya seketika mengalami gangguan. "Tidak perlu! Saya ... saya baik-baik saja."
Patrick terdiam menatap Stephanie dengan penuh selidik. Menilai tiap gelagat sang wanita. Yang kemudian, ia tampak mengulurkan tangannya kepada Stephanie.
"A-apa?" tanya wanita itu heran.
"Ayo pulang." Jawan Patrick dengan singkat dan padat.
- ■ -
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top