25. Gerakan Sederhana

- ■ -

Stephanie menarik napas dalam ketika memijakkan kaki di sisi lain kota London itu. Ia tak mengira, akan ada hari dirinya kembali kemari.

"Ada apa denganmu?"

Pertanyaan Patrick seketika sukses membuat Stephanie terperanjat. Dan dengan gerakan cepat, ia menoleh ke asal suara itu.

"Ah itu ...," Stephanie menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Jelas sekali ia gelisah akan sesuatu.

Patrick sendiri tampak menunggu dengan sabar. Berdiri menjulang di sampingnya, dengan alis yang terlihat melengkung naik karena rasa penasaran.

"Anda ingat ucapan saya soal saya yang berasal dari panti asuhan, 'kan?" ujar Stephanie dengan wajah tertunduk.

"Ya," Patrick mengangguk. "Aku mengingatnya,"

"Panti asuhan itu, berada di wilayah ini," lanjut Stephanie menjelaskan. "Dan saat saya telah diangkat sebagai bagian dari keluarga Willkerson, saya bersumpah pada diri saya untuk tidak menginjakkan kaki di sini lagi.

Namun rupanya, takdir berkata lain. Saya ... datang lagi kemari. Meski tujuannya untuk menemani Anda, untuk memberikan Anda dukungan, tetap saja jiwa saya tidak siap dengan apa yang bisa saja saya hadapi nantinya di sini,"

Stephanie tertawa getir kemudian. Tangannya sibuk memainkan ujung pakaiannya.

"Maaf," Patrick seketika bersuara. Dan ucapan yang diutarakan sang pria, saat itu juga sukses membuat Stephanue mendongak.

"A-ah ini ... ini bukan salah Anda, Mr.Patrick," ujar Stephanie mencairkan suasana, "saya sendiri yang mengajukan diri untuk menemani Anda. Hanya saja ... saya tak mengira bahwa tujuan Anda adalah kemari. Maaf, maafkan saya," Stephanie membungkuk sebagai artian penyesalan yang teramat sangat. Ia memang hanya membawa masalah.

Di sisi lain, Patrick terdiam memandang wanita yang merendahkan dirinya di hadapannya itu.

Perlahan tapi pasti, Patrick mendekatkan diri ke tempat Stephanie berdiri. Membuka kedua tangannya, dan mendekap wanita berambut honey blonde itu.

'Eh?'

Stephanie membelalakkan mata dengan tindakan yang dilakukan Patrick. Dan secara naluriah, ia mencoba menarik diri. Yang tanpa ia duga, Patrick justru melawan balik.

"Um ... Mr.Patrick?" sebut Stephanie bingung.

"It's okay," ujar Patrick, "aku sadar diriku tak kalah rusaknya. Tapi, aku akan berusaha menjagamu juga. Aku akan mencoba untuk menutupi atau melengkapi kekuranganmu. Karena kau adalah partner-ku.

My precious partner."

- ■ -

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top