20. Sandaran
— ■ —
Patrick mengembuskan napas pasrah begitu telah berada di dalam rumahnya. Pertemuannya dengan Johnny tadi, rasanya tak membuahkan hasil yang ia harapkan. Yang ia tahu, dirinya salah. Itu saja.
Patrick bahkan tak mendapat pencerahan apapun dari Johnny--atau pria itu memang tak berniat memberi saran--untuk mengatasi masalahnya.
'Rasanya sungguh berat sekali untukku.' Batin Patrick sembari melangkah menuju ruang tengah.
Langkah Patrick terhenti secara otomatis ketika matanya menangkap sosok seseorang, yang tengah duduk diam di sofa. Kepalanya sedikit miring ke kanan hingga bersandar pada bagian ujung atas punggung sofa.
Patrick memandang dari sudut lain. Dan mendapati bahwa sosok itu adalah Stephanie. Yang tengah tertidur dengan kedua tangannya berada di atas keyboard laptopnya.
"Dia ketiduran ya," tebak Patrick menilai dari posisi tidur sang wanita yang jelas tak nyaman.
Sang pria berdiri di hadapan Stephanie. Selama beberapa saat, ia terdiam memandangi wajah tidur partner-nya yang nampak tenang itu. Napasnya juga teratur. Membuat Patrick bertanya-tanya, apakah wanita itu tengah bermimpi atau tidak.
Diam-diam, Patrick meraih laptop yang berada di atas pangkuan Stephanie. Menutup layarnya, dan menempatkannya di atas meja. Lalu memilih untuk duduk di samping Stephanie. Yang tentu saja, masih dalam keadaan tertidur.
Pria jangkung itu menoleh ke sampingnya. Menatap wajah Stephanie, kemudian ganti memerhatikan surai honey blonde milik sang wanita, yang sedikit jatuh menutupi wajahnya. Dan Patrick, merasa gatal untuk menyapu rambut itu agar tak mengganggu pemandangan.
"Maaf," racau Stephanie tiba-tiba, yang seketika sukses membuat tangan Patrick berhenti. "Maafkan aku. Tolong ... tolong jangan benci aku. Kumohon ... teman-teman ...."
Setitik air mata terlihat menggenangi sudut mata Stephanie. Dan secara naluriah, Patrick langsung menyeka air mata itu. Lalu mengarahkan kepala sang wanita hingga bersandar pada bahunya.
"Aku tidak membencimu," ujar Patrick yang ia tak tahu apakah bisa didengar Stephanie atau tidak. "Bahkan sejujurnya, aku tidak bisa membenci. Karena benci mempunyai makna tak suka yang sangat kuat.
Selain itu, aku tak bisa membenci orang yang membuat hidupku lebih berarti. Stephanie ... you're really awesome people."
— ■ —
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top