Chapter 7
"ᴀᴋᴜ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴅɪʜᴀᴋɪᴍɪ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴍᴇʟɪɴᴅᴜɴɢɪ."
"ᴀᴋᴜ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴅɪᴛɪɴɢɢᴀʟ ᴘᴇʀɢɪ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴛᴀᴋ ᴄᴜᴋᴜᴘ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪ."
"ᴀᴋᴜ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴅɪᴛɪᴋᴀᴍ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴊᴜᴊᴜʀ ᴘᴀᴅᴀ ʜᴀᴛɪ sᴇɴᴅɪʀɪ."
"ᴀᴋᴜ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴅɪsᴀʟᴀʜᴋᴀɴ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ʙᴇʀʙɪᴄᴀʀᴀ ʏᴀɴɢ sᴇʙᴇɴᴀʀɴʏᴀ."
✻ ═════ •❅• ═════ ✼
Setelah mendapatkan segala ocehan dari Osamu dan mendapat kenyataan yang pahit bahwa Atsumu menjadi seseorang yang bermain-main dengan perempuan. Entahlah, (Name) sudah tidak begitu peduli, jika Atsumu kembali ia akan terima dan jika pemuda itu memilih pergi ia akan relakan.
"Suna, lihat PR-mu, dong," kata (Name) sebelum jam keempat pelajaran dimulai. Akibat terlalu banyak pikiran ia jadi lupa dengan tugasnya.
Pemuda bermata sipit itu hanya menyerahkan bukunya, sementara ia sibuk dengan ponselnya.
"Terima kasih," ucap (Name) dan dibalas anggukan oleh Suna, "ini nomor delapan tulisannya apa? Aku tidak paham." Sang gadis menghampiri kembali meja Suna.
Terpaksa Suna mengantongi dulu ponselnya. "Sini kulihat."
Di saat keduanya sedang berdiskusi, lalu datang Atsumu penuh kebengisan tanpa tahu apa akar kejadian dia langsung menonjok Suna.
"Atsumu!" jerit (Name) panik, "kamu itu kenapa, sih?! Datang-datang cari ribut."
Atsumu lalu memegang pundak (Name). "Kamu yang kenapa, (Name)? Kukira ada yang masalah denganku karena kita semakin renggang, tapi ... justru kaulah yang bermain api di belakangku!"
Kesimpulan dari mana itu? (Name) hanya sedang menyalin pekerjaan rumah milik Suna, tidak lebih.
(Name) menatap balik Atsumu dengan sengit. "Lalu bagaimana dengan kamu, Atsumu? Berkali-kali kamu terus bersama perempuan lain. Jika ditanya kamu hanya berdalih itu hanya rekan kelompok saja."
"Diam! Kamunya saja yang tidak mau mengerti aku, (Name)!" sentak Atsumu, "ayo kita akhiri sampai sini saja. Aku sudah muak main tarik-ulur bersamamu," putus Atsumu.
"Silakan! Silakan saja, aku juga sudah ... lelah," raung sang gadis.
Kali ini Suna tidak berani mendokumentasikan pertengkaran sejoli ini. Karena dia juga terlibat secara tidak langsung dalam perpecahan mereka.
'Aku harus bagaimana lagi? Mencoba mengerti, kau melunjak. Aku hanya sedang lelah dengan sikapmu, semakin lama aku jadi tidak mudah percaya dengan omongan orang,' batin (Name) penuh nestapa.
________
To be continued--
Putus juga akhirnya :')
Eh, tapi beneran putus, nih?
_____________
06 April 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top