7.6 Final: miracle

SENDIRIAN.

Remaja Korea itu berlari mengejar anggota Konvergen yang tersisa. Baek sudah melakukan keputusan yang benar dengan membuat dinding pemisah dari udara tipis. Dengan ini, tak ada satu pun orang yang bisa ikut campur dalam pertarungan lain.

"Berhenti! Jangan kabur!" teriak Baek melontarkan suara kencang. Remaja berambut coklat itu terus berlari menembus gedung-gedung tinggi. Aneh. Anggota Konvergen ini malah kabur dari kejaran Baek.

MESS fasa itu sekali lagi membentuk dinding dari udara tipis. Bagai balok transparan yang terbuat dari kaca, tembok ini sangat sulit dijelaskan. Tembus pandang, tapi tak dapat dihancurkan. Bak polimer yang terikat kuat, dinding itu memang berasal dari udara sekitar yang dipadatkan.

"Berhenti!" teriak Baek sekali lagi. Anggota Konvergen itu masih terus berlari. Awalnya, dia berada di blok perkantoran, kemudian berpindah ke pusat jalan raya. Pria itu pasti merencanakan sesuatu.

Anggota Konvergen ini berlari sangat cepat. Tak bersuara. Baek bisa tertinggal jika jarak terlalu jauh. Satu-satunya petunjuk yang bisa ia ikuti adalah wujud pria itu.

Seorang pria paruh baya dengan rambut dan berewok berwarna putih. Itu adalah Romanov sang White Lion.

Aku tidak tahu seberapa kuat anggota Konvergen yang kukejar, tapi dia pasti kabur untuk menjebakku, tebak Baek mengejar Romanov. Remaja Korea itu sebenarnya waspada dengan pria yang ia kejar. Namun, dia memutuskan untuk berani. Orang baik akan berkorban.

Baek sudah mengalami mimpi buruk yang jauh lebih menakutkan saat masih berada di kampung halaman. Dia tak peduli dijebak. Aku akan menang—

Hilang.

Romanov lenyap dari pandangan remaja bermata hitam ini. Tepat di pusat keramaian A-Capital, Town Square, Baek kehilangan jejak pria yang ia kejar.

"Celaka! Pria yang kukejar menghilang!" seru Baek panik. Di Town Square, tak ada tanah untuk menyeberang. Persimpangan jalan yang besar itu terisi oleh arus tsunami. "Seorang Konvergen hanya seorang siluman. MESS seperti itu tidak sekuat Makka dan Taiga. Tidak mungkin dia bisa menghilang begitu saja—"

"Hei, Bocah! Kau sudah memilih musuh yang salah!" teriak sebuah suara dari salah satu gedung yang sangat tinggi. Romanov akhirnya bersuara. "Kau dari tadi mengejar seorang pemimpin Konvergen, lho! Aku Romanov sang White Lion, guru temanmu yang bernama Makka."

Baek seketika terperanjat hebat. Seorang pemimpin Konvergen, bahkan guru dari salah satu Kaisar, Romanov adalah musuh yang salah. Matilah aku!

Sebuah batu meluncur dari arah gedung tinggi yang Romanov naiki. Pria itu langsung mengarahkannya tepat kepada Baek.

"Udara tipis di sekitarku, jadilah dinding!"

Tanpa pikir panjang, Baek mengeluarkan kekuatan. Dinding transparan itu kembali muncul. Sampai mencegah batu-batu besar untuk menyentuh Baek, kekuatan MESS fasa ini jauh di luar perkiraan Romanov.

"Ekstensi!"

Dinding-dinding yang terbuat dari udara tipis tadi tiba-tiba memanjang untuk menghantam Romanov. Mampu menembus gedung yang tinggi menjulang, pemimpin Konvergen itu sampai kalang kabut dibuatnya.

Akan tetapi, Baek menghentikan serangan. Di atas gedung tinggi itu, terdengar suara teriakan yang bersahutan. Sepertinya, gedung itu menampung banyak manusia. Penduduk A-Capital berlindung di sana.

Berhenti.

Baek menghentikan serangan. Keadaan seketika berubah tenang. Tidak ada teriakan yang menggaung. Mengapa menjadi sesepi ini—!

Di atas Baek, tiba-tiba Romanov terjun untuk menghantam. Beruntung, dinding-dinding transparan masih melindunginya. "Jadi, kau adalah Baek sang MESS fasa?! Orang yang menghancurkan Benua Turok seorang diri!?"

Remaja Korea itu semakin panik. Romanov berani memperdekat jarak. Karena Baek masih ada di atas gedung Town Square, peluang penduduk A-Capital yang berlindung di sana terluka sangat tinggi. MESS fasa itu langsung membentuk dinding transparan di bawahnya: sebuah pijakan untuk menginjak Town Square yang dipenuhi tsunami.

Baek berpindah ke tengah Town Square. Seperti dugaan, Romanov mengikutinya. Seraya memasang wajah seperti orang kesetanan, pria berambut putih itu terus menyerang Baek. Padahal, itu semua percuma. Remaja Korea di depannya ini terlindungi oleh dinding tak tertembus.

"Hentikan! Apa-apaan kau ini!" teriak Baek kepayahan. Dia takut dengan Romanov yang menyerang dengan gila. Pria ini tak waras!

Baek menendangnya keras-keras dengan dinding transparan yang ia buat. Romanov melesat jauh. Sayang, serangan itu tak berpengaruh. Romanov kembali lagi secepat tornado. Pria berambut putih itu tak terluka sama sekali. Anehnya, dia kembali dengan wujud yang berbeda.

Seorang siluman singa yang terbuat dari besi.

"Kau tak dapat melukaiku, Bocah!" seru Romanov sambil meneruskan serangan. Pemimpin Konvergen itu masih tak berhenti menyerang Baek dengan gila.

Percuma! Pertarungan ini tidak akan ada ujungnya. Aku dan Romanov sama-sama tak bisa dilukai, ucap Baek dalam batin. Remaja Korea itu terus berpikir keras bagaimana cara menghentikan Romanov. "Berhentilah! Kita tidak semestinya bertarung. Kita adalah kaum yang sama!"

"Aku tidak peduli!" seru Romanov menguarkan amukan tak tertahan. Wajahnya semakin merah ditenggelamkan amarah. "Kau harus mati—"

"Sudah cukup!" teriak Baek membalas Romanov. "Genggam!"

Dinding transparan yang melindungi Baek tiba-tiba melingkupi Romanov. Dengan genggaman erat, pria berambut putih itu terikat tak dapat bergerak.

"Sudah selesai," ucap Baek mengakhiri pertarungan yang tak memiliki ujung. "Aku akan pergi."

Romanov malah tertawa keras setelah mendengar ucapan Baek. "Kenapa kau tidak membunuhku?"

"Karena kita adalah MESS," sahut Baek cepat.

"Ck! Kenapa kalian, para orang yang diberkati, selalu sama?" ucap pria yang terikat itu melontarkan tawa kecil. Romanov mengingat pertarungan yang pernah ia lalui. "Dulu, Makka melakukan hal yang sama. Dia enggan membunuhku. Haha, Kau dan dia ternyata sama saja, dasar orang-orang yang diberkati!"

Romanov mengoceh mengenai masalah pribadi. Pria itu tak pernah hidup tenang. Sekeras apa pun Romanov berusaha, dirinya tak bisa melampaui kekuatan Kaisar. Dia hanyalah sebatas MESS kelas 4, seorang hibrid.

"Tapi itu tak penting," sahut Baek mengambil langkah yang mulai menjauh. "Seorang MESS tetaplah MESS. Kita bersaudara. Yang kuat melindungi yang lemah. Kita saling melindungi."

"Cih! Tak ada gunanya berbicara dengan orang yang diberkati seperti kalian. Dunia ini terlalu gila untukku. Mengapa aku tidak mati saja?" balas Romanov menyertakan tawa kecil. Pria itu masih sama seperti dulu. Dia berhati kecil.

Baek hanya bisa menggeleng. Remaja berusia enam belas tahun itu memiliki hati yang lebih kuat daripada Romanov. Ini semua tentang perjuangan menjadi orang baik. "Jangan mengatakan hal itu—!"

Romanov tiba-tiba menembakkan senapan dari mulut. Pemimpin Konvergen ini tak bisa ditebak. "Kalau begitu, kau saja yang mati!!!"

Baek meringis kesakitan dengan punggung bersimbah darah. MESS fasa itu sudah kehilangan kesabaran. Kau harus mati!

Remaja Korea itu akhirnya berlari ke arah Romanov. Tembakan terus diluncurkan dari mulut MESS kelas empat itu. Baek bisa menghindari beberapa, tapi kaki dan tangan kanannya tak terelakkan dari peluru yang bersarang. "Dasar Pak Tua tak tahu diuntung!"

Baek mendaratkan telapak tangan kiri ke perut Romanov, sementara dinding transparan yang mengikatnya semakin mengimpit keras. MESS fasa itu mulai mengeluarkan kekuatan.

"Wahai padatan yang menahan manusia, bercerailah dan kembalikan makhluk ini ke awal penciptaan!"

Tubuh Romanov yang semula tersusun keras, kini perlahan melemah, lalu meleleh. Pria berambut putih itu merintih kesakitan. Perlahan, tubuhnya mencair mengeluarkan cucuran merah. "Sakit!!!"

Romanov menggeliat kesakitan. Tiap organ mulai berguguran. Tangan dan kaki terlepas. Gigi-giginya rontok. Bola matanya juga terjatuh. Pemimpin Konvergen yang tangguh tadi, sudah berganti menjadi sup berwarna merah darah. Sudah selesai.

Romanov mati.

Karena pria yang mengejarnya sudah berakhir, Baek mulai bisa bernapas untuk menahan rasa sakit. Meski terengah-engah, remaja Korea itu berusaha bertahan sekuat tenaga. Aku tidak boleh mati—!

Baek tersungkur ke bawah. MESS fasa itu sudah tak mampu berdiri lagi. Ya Dewa, inikah nasibku?

Dengan napas yang mulai memudar, Baek perlahan kehilangan kesadaran. Pandangan berangsur kabur, begitu pula dengan dinding transparan yang menyangga. Makka, maaf aku tidak bisa membantumu lebih lama—

Lenyap. Dinding keras yang menyangganya telah kembali menjadi udara tipis.

Tubuh Baek jatuh ke dalam lautan tsunami yang ada di bawah. Ia pun terbawa arus kuat bersama mayat-mayat lain, dan tak ada yang bisa menolong.

Tugas Baek sudah tuntas.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top