7.11 Final: our king

LANGIT meledakkan cahaya yang membutakan. Turun secepat kilat, sesosok makhluk perkasa menghantam bumi. Dia sudah datang. Sang makhluk terkuat.

Jibril turun ke muka bumi.

Angin menghempas keras di penjuru angkasa. Ribuan sayap mencuat keluar dari tubuh raksasanya. Putih. Tak ada yang mampu melihat rupa makhluk setinggi gedung sepuluh lantai itu. Cahaya terang bersinar menutupinya.

"Wahai Jibril yang agung, dengarlah aku!" Syam menghalau perhatian makhluk bercahaya di depannya. "Atas nama keturunanmu, aku memohon kepadamu untuk menghukum semua makhluk!"

Jibril menatap tanah di sekitarnya. Daratan yang menghitam, hancur penuh gersang. Hingga meninggalkan mayat-mayat yang berserakan, makhluk bumi sudah menyebabkan kiamat. Lagi. Medeka menyisakan lautan kepala yang dipenuhi tatapan keputusasaan, MESS-01 ini sudah menemukan jawaban.

Sontak mengangkat tinggi, Jibril menaikkan tombak terang yang ada di tangan kanan. Tanpa bersuara, makhluk terkuat itu akan melepaskan serangan masif. Dia akan membumihanguskan dunia.

"Tunggu ...."

Sebuah suara lirih menyeruak dari dua tubuh yang tersungkur di depan Jibril. Sepasang lelaki dan perempuan. Makhluk bercahaya itu melirik kedua orang di depannya. Rela menempelkan wajah mereka ke tanah, keduanya bersujud.

Itu adalah keturunanku! Jibril menyadari orang yang ada di hadapannya. Mereka Makka dan Iky. MESS-01 itu malah menjatuhkan tombak, lalu berlutut. Dia pun menggapai dua orang yang bersujud.

"Hentikan!" bentak Syam melontarkan suara menggelegar. Pria yang sudah memanggil Jibril ini tak terima melihat sang makhluk terkuat malah mengiba kepada Makka dan Iky. "Mereka adalah seorang pembunuh!"

Seketika, Jibril menghentikan uluran. Dia menatap ragu pada Makka dan Iky. Telah menggunakan kekuatan yang ia wariskan, kedua keturunannya ini telah melakukan semua kerusakan yang ia lihat.

Jibril akan memberikan ujian.

MESS cahaya itu mengangkat kembali tombaknya. Dirinya siap mengarahkan senjata raksasa itu ke ubun-ubun kedua orang yang ada di depan. Tunjukkan dosa-dosa kalian-

"Tidak perlu!" sahut Makka berusaha mengangkat tubuh sempoyongan. Iky sampai harus menumpunya agar MESS air ini bisa berbicara. "Aku sudah membunuh banyak orang."

Jibril terperanjat. Amarah sontak memancar dari tubuh yang bercahaya. Namun, makhluk terkuat itu tetap akan melakukan ujian.

Sang MESS-01 pun menempelkan tongkat bercahaya ke ubun-ubun Makka. Dalam sekejap, Jibril bisa melihat semua yang sudah Makka alami. Laki-laki ini tak berdosa.

Tumbuh dalam bayangan mimpi buruk sejak dilahirkan, kehilangan sang bapak dan kampung halaman, mengitari dunia yang luas, melindungi manusia dan MESS, bahkan Makka harus mengalahkan kaumnya sendiri: para Kaisar.

Sedih. Jibril menangis penuh pilu melihat apa yang sudah Makka alami. Makhluk bercahaya itu malah memeluk Makka erat-erat. MESS air yang tertegun disebabkan pelukan hangat sang Jibril, hanya bisa terbelalak seraya mengguratkan senyum kecil. Terima kasih, Kakek Jibril.

Syam yang tak terima, menjadi naik pitam. Abang dari pemuda yang berada dalam pelukan Jibril itu menjadi dengki. "Kau tak bisa membiarkan seorang pendosa tetap hidup!"

Jibril terdiam. Dia enggan menjawab kedengkian Syam. Aku lebih mengetahuinya.

Sekejap, Jibril mengambil tombak cahaya. Langsung berancang-ancang, makhluk terkuat itu akan menancapkan senjatanya di ubun-ubun Makka. Hanya bisa membeku pasrah, Makka menerima takdir yang akan menimpanya.

Terimalah semua kekuatanku! seru Jibril memasukkan seluruh tombak cahaya ke dalam tubuh Makka. Kau adalah keturunan yang kupercaya.

Sampai terbelalak lebar, semua orang dibuat takjub dengan keputusan Jibril. Makka adalah penerus sang makhluk terkuat.

"Bodoh!" Syam mengamuk keras. "Kau akan menyesal melakukannya ...."

Suara dentuman kencang menggema dari segala penjuru bumi. Sekumpulan makhluk aneh keluar dari setiap sudut. Naga, ular raksasa, manusia serigala, dan semua makhluk takhayul bermunculan, berlari ke arah Makka. "Itu adalah MESS yang tertawan."

Semua MESS yang dulunya menerima hukuman Jibril, terlepas keluar. Sesuai janji, mereka akan bebas ketika Jibril turun kembali ke muka bumi. Namun, MESS-01 itu kini bukan tuan mereka. Orang yang harus mereka patuhi adalah pemusa bermata biru yang ada di genggaman Jibril.

Makka menjadi pemimpin para MESS.

"Mustahil!!!" bentak Syam bersuara yang meninggi. Pria itu mengamuk tak karuan. "Tak akan kubiarkan kau melakukan kebodohan seperti ini, Jibril!"

Jibril menancapkan sebuah tembiang panjang ke pria yang membentaknya. Hingga tembus dari mulut sampai ke antara kaki, Jibril membunuh Syam tanpa ragu. Makhluk terkuat itu tahu siapa pendosa yang sebenarnya.

Tangan bersih tak membuat dirimu pantas menghuni surga. Begitu pula bercak darah, ia tak membuatmu serta merta berdosa.

Makka membunuh makhluk hidup untuk memperjuangkan kebebasan. Sementara itu, Syam malah bersujud untuk menutupi akal bulus. Di belakang tirai, dia menghasut semua orang untuk melakukan kejahatan. Syam sudah melakukan dosa besar. Kau tak akan bisa mencuci tangan yang tak pernah kau lihat.

Seketika terbelalak lebar, mereka melihat makhluk yang tadi melolong keras, sekarang tinggal terbujur kaku. Hingga membuat eksitasi padam, jasad pria bermata merah itu terlihat jelas.

Syam mati. Amat mengenaskan.

"Aku selalu membencinya," ucap Makka memandang jasad sang abang yang menganga lebar. Pemuda bermata biru itu perlahan mencoba berdiri. Tenaganya pulih kembali. Seketika, dia dapat merasakan seluruh semesta datang menolong.

Jibril berlutut kepada Makka. Makhluk terkuat itu menengadahkan kedua tangan. Seakan meminta sang cucu untuk mencoba kekuatan yang sudah ia terima, Jibril menatap mata biru Makka lekat-lekat.

Makka teringat kepada dua orang yang harus ia tuju. Taiga dan Inoe. MESS air ini akan mencoba kekuatannya ke dua laki-laki yang sudah mengorbankan diri. 

Makka memulai eksitasi. Tanpa kelelahan. Tanpa kesakitan. MESS air itu dengan mudah menggunakan mode terkuat.

"Kemari!" panggil Makka kepada makhluk buas yang mengamuk di utara A-Capital.

Kurang dari sedetik, makhluk buas itu berlutut di hadapan Makka. Dengan wajah penuh rasa takut, makhluk-gaib-terkuat ini memohon, mengerang minta ampun. "Aku mohon jangan sakiti diriku-"

"Pergi!" bentak Makka mengusir makhluk yang memohon kepadanya.

Jatuh. Inoe terbaring lemas. Makhluk gaib yang merasukinya pergi menjauh. Dengan air yang Makka keluarkan dari tangan kanan, dia menyembuhkan luka yang diderita Inoe.

Perlahan terbangun, laki-laki yang membunuh Kaisar udara itu mulai menampakkan mata perak. Inoe hidup.

Dari kejauhan, sekutu MESS Makka berlarian menyambut kesembuhan Inoe. Dinar adalah orang pertama yang sampai di pelukan laki-laki yang baru membuka mata peraknya. Tanpa menunggu lama, wanita berdarah Melayu itu mencium sang kekasih erat-erat.

"Aku masih belum terlambat," ucap Makka bersyukur melihat sekutunya masih bisa selamat. Kedua anak yatim: Deli dan Aqso; Sepasang kekasih dari cold sea: Inoe dan Dinar; Lelaki yang berjuang bersama di Warm Sea: Baek dan Jaghro. Semuanya masih bisa tersenyum lebar.

Namun, tidak bagi Taiga.

Dia adalah tujuan Makka yang kedua. Makka akan membebaskannya dari wujud monster Leviathan. MESS air itu meluncur terbang ke arah timur. Dia akan menuju makhluk besar yang melintang di sepanjang ibukota dunia.

"A-Capital, berhentilah bergerak!" Makka memberhentikan benua yang masih bergerak di bawahnya. Sebab ulah Kaisar bumi, ibukota dunia terus bergerak. Taiga mau tak mau harus menahannya. Namun, kini dia bebas. A-Capital sudah berhenti.

"Taiga, keluarlah!" Makka mengeluarkan tubuh yang terkurung dalam wujud monster raksasa.

Langsung terbebas, tubuh Taiga keluar dari atas makhluk besar yang menghempaskannya pergi. Bergegas menangkapnya, Makka memegangi Taiga agar bisa berdiri.

"Makka, sudah lunas," ucap Taiga mengingatkan janji Makka saat pertama kali bertemu. Laki-laki bermata hijau itu tertawa keras. "Kau sudah menjadi rajaku. Raja para MESS dan manusia."

Makka tersenyum hangat. Pemuda bermata biru itu perlahan keluar dari mode eksitasi. Cahaya biru menghilang dari tubuh kekarnya. Dengan wajah manis, dia membalas tawa sang teman.

"Makka, menolehlah!" seru Taiga meminta pemuda di hadapannya menghadap ke A-Capital.

Terkejut. Makka membelalakkan mata birunya lebar-lebar ketika melihat ke arah A-Capital. Amat terharu, dia tak pernah menyangka hari ini akan terjadi.

Semua manusia bersujud kepadanya. Penduduk A-Capital dan para pemberontak menundukkan dirinya kepada Makka.

Tak lama berselang, para MESS juga bersujud kepadanya. Semua sekutu: Baek, Jaghro, Dinar, Inoe, Deli, Aqso, dan Iky menundukkan kepalanya. Tiga MESS terkuat juga meletakkan keperkasaan. Leviathan sang MESS-03 mengangkat sirip. Quartz sang MESS-02 menundukkan pintu. Jibril sang MESS-01 bersujud untuk Makka.

Makka menangis.

Air mata keluar dari netra birunya. Tak dapat dipungkiri, sang kedua orang tua sudah berhasil melaksanakan tugas. Mereka telah mendidik seorang putra yang amat tangguh. Makka sudah menjadi raja bagi para MESS dan manusia.

"Kau pantas menerimanya, Rajaku," ucap Taiga sembari memulai sujud.

Sudah selesai.


Perjalananku telah berakhir.

Aku melihat MESS dan manusia tersenyum bersama.

Aku senang melihat para manusia memakmurkan bumi.

Aku juga bahagia melihat para MESS melindungi semuanya.


Aku ... bahagia.

Meski kiamat masih akan tetap terjadi, aku tetap bahagia.

Penciptaku lebih berhak daripada diriku.

Tapi tak apa.

Aku akan menunggu.


Bersama MESS,

Bersama manusia,

Bersamamu.

Aku akan menunggu.

Tak perlu ragu.


"... karena aku rajamu."

SELESAI

[]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top