5.1 Quartz: convergent
SUARA dentuman bas berdentam berkali-kali di tengah gedung yang menembus awan, tempat gelap yang mengilap. Gemerlap lampu temaram bergelantung di langit-langit. Kumpulan orang dengan pakaian menggoda bertebaran di sana. Mereka menyebut tempat ini sebagai oasis di hamparan kiamat.
Suara gelas mewah berdenting, terkena sebuah kuku merah. Wanita pemilik kuku itu sedang menunggu seseorang. Kulitnya putih mulus bagai pualam. Dari wajahnya, wanita ini memiliki darah Asia yang kental. Keturunan Tiongkok.
Warna merah sangat khas di pakaian wanita itu. Gaun merah ketat di atas lutut. Lipstik merah pekat di bibir. Kuku merah yang licin menghiasi sepuluh jari. Wanita dengan rambut pendek terikat ini bagai seorang miliarder.
Dari kejauhan, seorang laki-laki berambut jabrik mendekati sang wanita bergaun merah. Tubuhnya dipenuhi tato. Tato burung lebih tepatnya. Rambutnya berwarna biru tua. Banyak tindik menusuki kulit. Orang ini seperti seorang Yakuza. Apalagi, wajahnya sendiri oriental seperti pria muda Jepang.
Ketika mendekati bar yang sama dengan wanita bergaun merah tadi, laki-laki Yakuza ini bergegas melompat ke samping tempat duduk di sebelah kanan kursi tinggi yang sama dengan wanita kaya itu. Dirinya pun berbisik, "Kau sudah menunggu lama, Red Bull?"
Wanita berdarah Tiongkok itu melirik tajam laki-laki yang barusan menyapanya. Seraya mengguratkan wajah jijik dan kesal, dia menyingkirkan tangan yang merangkul pundak. Seperti habis kejatuhan kotoran, wanita bergaun ketat ini langsung menyemprot bekas sentuhan laki-laki bertato di sampingnya.
"Kapan kau berhenti membuat tato burung lagi?" tanya sang wanita gusar.
"Blue Bird! Panggillah namaku sekali-kali!" seru laki-laki itu mengukir wajah menggoda.
Wanita berambut pendek itu tak mau menggubris lelaki yang ada di sampingnya. Matanya ia gulirkan menjauh, begitu pula dengan muka cantiknya. Dengan wajah jengkel, dirinya pun mengejek laki-laki burung itu, "Aku bahkan penasaran, apakah burung di antara kakimu itu juga berwarna biru?"
"Tentu!" jawab sang laki-laki semangat. "Apa kau mau melihatnya?"
Wanita berdarah Tiongkok itu memukul kepala lelaki yang tak tahu malu di depannya. Sampai membuat rambut jabriknya hancur, dia tak merasa bersalah sama sekali. Dengan nada marah, wanita itu membentak, "Kau kira aku sama dengan wanita jalang itu! Ah! Mengapa dia terlambat malam ini?"
"Palingan dia sedang bersama pria tampan itu ... si Gold Fish," kata laki-laki yang bernama Blue Bird ini dengan enteng. "Kau seharusnya paham, wanita seksi seperti Black Mamba pasti banyak peminat."
Kedua orang itu pun hanya bisa saling menatap heran. Ketika menunggu dua rekan mereka, itu sangat membosankan. Masalahnya, ini adalah pertemuan penting bagi mereka. Sang ketua telah mengadakan panggilan. Hanya demi empat orang yang berkuasa di benua cold sea, Konvergen.
"Hei, maaf kami terlambat!" seorang wanita berkulit gelap tiba-tiba berteriak girang. Rambutnya keriting-besar berwarna coklat, lebih muda dari kulitnya. Dada dan bokongnya amat besar. Montok. Apalagi, gaya bicaranya lembut mendayu-dayu. Pantas wanita ini sangat digemari banyak pria. "Tadi, Gold Fish lama sekali selesainya."
"Biasalah! Seorang pria perkasa sepertiku sangat tahan lama!" seru seorang pria yang ada di belakang wanita bernama Black Mamba tadi. Pria itu sangat tampan. Badan tegap dan kekar diperbagus dengan baju kekinian yang modis. Ditambah lagi, rambut emasnya disisir rapi bak seorang artis Hollywood. "Oke, ayo kita mulai!"
Keempat orang itu akhirnya duduk saling berhadapan. Dengan tatapan yang sama, mata mereka dipenuhi dengan keangkuhan. Keempat orang ini adalah anak buah Romanov. Serempak bersama, mereka melenyapkan semua MESS yang ada di benua cold sea.
Konvergen sudah datang.
***
SETAHUN LALU, Romanov dikejutkan dengan lenyapnya kota yang didiami oleh sang murid. Kota itu kosong, hanya meninggalkan hamparan laut luas. Kota itu adalah tempat tinggal Makka.
Pria berambut putih itu hendak kembali ke cold sea bersama putranya, Dante. Namun, presiden Lemyaku memanggil Romanov untuk melakukan pembersihan di benua cold sea. Pria paruh baya ini pun membentuk Konvergen.
Romanov memilih para MESS kelas 5 yang ia kenal, sekumpulan MESS yang bisa bertransformasi menjadi binatang. Pria berjanggut putih itu memilih MESS yang lebih rendah daripada dirinya. Dia sendiri merupakan MESS kelas 4, MESS yang bisa bertransformasi menjadi binatang sekaligus material tertentu. Dengan kata lain, MESS kelas 4 adalah gabungan MESS kelas 5 dan MESS kelas 6.
Pria berdarah Rusia itu memilih empat orang murid. Selain mereka, putranya juga hendak ia ajak. Namun, laki-laki yang bernama Dante ini menolak tawaran sang papa. Dante tidak mau ikut campur di dalam kegilaan dunia. Akhirnya, dirinya pun menetap di Midas hingga berakhir bunuh diri di hadapan Makka.
Bersama dengan empat orang murid, Romanov membumihanguskan benua cold sea. Mereka menghabisi semua MESS yang ada di sana. Meski mereka hanya sekumpulan MESS kelas 4 dan 5, kemampuan Konvergen sangat ditakuti. Keterampilan mereka sangat mengerikan. Jika diandai-andai dalam pertarungan, seorang Kaisar tentu repot untuk mengalahkan Konvergen.
Konvergen pun dikenal sebagai mimpi buruk, Kaisar benua dingin. Kelima nama mereka pun menjadi tersohor. Sang penyelamat manusia, sekaligus pencabut nyawa para MESS.
White Lion. Pemimpin Konvergen. Seorang pria paruh baya bernama Romanov. Pembunuh bayaran berdarah Rusia. Dirinya adalah saksi hidup dari kiamat lima puluh tahun lalu. Dididik menjadi mesin pembunuh, tak kaget pria ini bisa selamat dari kiamat yang melahirkan bumi dari awal mula.
Red Bull. Seorang wanita berdarah Tiongkok, berusia 29 tahun. Miliarder tunggal yang menguasai tempat hiburan malam di seluruh Uro, benua yang dulunya bernama Eropa. Wanita penyuka warna merah ini juga dikenal sebagai ratu bawah tanah. Dirinya adalah pemasok utama senjata, obat-obatan, dan budak manusia di segala penjuru dunia.
Blue Bird. Yakuza terakhir yang ada di muka bumi. Laki-laki berusia 22 tahun ini memiliki tato menutupi seluruh tubuh. Dirinya keluar dari Jepang setelah tempat itu berubah menjadi Negeri Jonah setahun lalu. Negeri itu menutup diri dari dunia luar. Tak ingin terisolasi dari dunia luar, laki-laki berambut biru ini hengkang demi sebuah kebebasan.
Black Mamba. Wanita seksi yang menentang arti kecantikan primitif: berkulit putih, berambut lurus, dan berbadan penuh liukan. Wanita berambut keriting ini menolaknya. Dia ingin cantik dengan caranya sendiri. Di usia yang ke-25, wanita ini sudah mengencani lusinan pria. Jika kau menyukai Rihanna, Nicki Minaj, atau Doja Cat, Black Mamba akan lebih kau sukai.
Gold Fish. Seorang pria berdarah Albania yang sangat bersinar. Sinar ini mencuat dari emas yang ada di tubuh kekar. Rambut emas, kalung emas, bahkan celana-dalam-emas. Pria emas ini benar-benar sebuah karya seni yang hidup. Sering kali, dirinya dibayar untuk mengencani para petinggi dunia. Baik itu wanita tua maupun pria bau tanah. Pria berusia 30 tahun ini rela melakukan apa saja demi menambah koleksi logam mulia di tubuh.
Empat orang yang mengerikan. Apalagi, pemimpinnya adalah orang yang haus darah. Lima MESS ini kompak menjadi momok bumi yang baru. Kelompok yang membakar benua-dingin bagai neraka, Konvergen.
"Aku rasa, sekarang adalah giliran kita," ucap Red Bull memulai pembicaraan. Dengan nada serius, wanita bergaun merah itu memimpin rapat malam ini. "White Lion tidak memberikan kabar selama 24 jam. Romanov sudah tiada."
Ketiga orang yang ada di depannya termenung diam. Ketiganya menundukkan kepala. Meski mereka adalah seorang pembunuh, jiwa berduka masih mereka miliki.
"Jadi, kita yang harus melanjutkan pembasmian MESS di luar benua cold sea?" sahut Blue Bird cepat menyimpulkan.
"Benar," jawab Red Bull sama cepat. Anggukan langsung mengiringinya. Setelah meneguk sebuah cocktail, wanita berdarah Tiongkok itu mulai membuka daftar nama. Dirinya pun bergegas berbicara.
"Selain para Kaisar, MESS hanya tersisa tujuh kepala.
"MESS otot, Taiga.
"MESS fasa, Baek.
"MESS mulut, Jaghro.
"MESS penari, Dinar.
"MESS gaib, Inoe.
"Terakhir, dua orang keturunan Jibril. MESS waktu, Iky. Dan ....
"Pembunuh White Lion ... MESS air, Makka putra Naru."
Semua orang yang ada di meja bar itu hanya terdiam. Sontak merasa tertantang dengan nama-nama yang disebutkan, mereka tersenyum kecut, terutama Gold Fish. Black Mamba hanya menatap manja pria tampan itu. Dirinya tidak ketakutan sama sekali dengan tujuh nama barusan.
Akan tetapi, laki-laki Yakuza itu malah memotong ketenangan mereka. Blue Bird berkata dengan nada mengejek, "Bukan tujuh orang. Masih ada dua lagi.
"Kalian tahu desas-desus yang dimiliki kampung halamanku? Negeri Jonah menutup diri dari dunia luar. Semua orang luar yang masuk ke sana pasti akan menghilang ditelan kabut. Penduduk negeri itu selalu berkata dua roh menjaga Jonah. Namun, aku tidak percaya takhayul itu.
"Aku yakin, dua roh itu adalah MESS," ujar Blue Bird menyorotkan tatapan penuh keyakinan. "Ayo kita habisi mereka!"
Ketiga orang di depannya pun tersenyum lebar. Mereka sangat bersemangat dengan ide gila yang terlintas di kepala. Satu keputusan yang sama. Pelanggaran terbesar yang belum pernah dilakukan.
Konvergen akan menembus Negeri Jonah.
***
NEGERI JONAH. Makka hanya melihat kabut tebal menyelimutinya. Dia sontak curiga. Mentari sudah menyingsing terbit, mengapa warna kelabu masih meliputi negeri ini? Padahal, Negeri Jonah dulu dijuluki negeri matahari terbit.
"Kabut apa itu?" tanya Makka bernada khawatir. Laki-laki Arab itu masih berada di atas SEA yang melayang di angkasa. Pulau besar itu diam menggantung di langit kelabu Negeri Jonah.
Ketiga temannya yang lain bergeming tak menahu. Mereka hanya bisa menatap Inoe penuh tanda tanya. Dinar tak mau kekasihnya terkena bahaya. Dia pun ragu dengan keputusan Inoe.
Sementara itu, Iky dan Taiga berpura-pura tenang. Meski hati mereka dibanjiri rasa khawatir, keduanya tetap tersenyum lebar. Taiga terus menguatkan sang teman, sementara Iky berusaha memberikan ketenangan dengan senyuman.
Ketika melihat dukungan dari teman-teman, Makka berangsur tak gentar. MESS air itu sudah berdiri tegap dan bersiap untuk turun ke negeri berkabut di bawah.
Setelah menatap mata perak Inoe yakin, Makka bersiap melompat bersama dengan MESS gaib yang ada di sampingnya. "Inoe, ayo kita lakukan!"
Inoe menganggukkan kepala. Laki-laki berdarah Alaska itu melihat sang kekasih sekali lagi. Seraya menyunggingkan senyuman hangat, dirinya bersama Makka bersiap terjun ke Negeri Jonah.
"Semuanya, doakan kami!" seru Makka dan Inoe serentak, "Satu ... dua ... lompat!"
Dengan yakin, keduanya melompat ke Negeri Jonah. Terjun bebas tanpa takut, kedua laki-laki itu perlahan menghilang tak terlihat. Tubuh mereka lenyap ditelan kabut.
***
SEA yang terbang itu akhirnya perlahan pergi menjauh. Pulau raksasa ini pergi dari langit kelabu di bawah. Mulai pulang ke tempat asal, tiga MESS itu meninggalkan Makka dan Inoe. Dengan penuh rasa harap, mereka tak henti-hentinya berdoa.
Untuk sebuah kemenangan. Untuk orang yang mereka cintai.
Jaga dirimu, Sayang.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top