Lima

Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Al-Mulk 15)

°°°~mermaidcintaku~°°°

"Digooo..."

"Iyaa?"

"Sakitt..."

Ali tersentak menyadari karna menindih Prilly pasti membuat gadis itu keberatan menahan tubuhnya. Terlebih ketika dirasakan ada yang menegang dan membuat kenyerian karna tertindih. Seketika Ali menarik tubuhnya dari atas tubuh Prilly. Berdiri tegap memandang gadis itu lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Prilly berdiri. Lagi-lagi bantuannya menimbulkan benturan antara kepalanya yang menunduk dengan kepala Prilly yang mendongak. Prilly meringis memegang kepalanya dan Ali mengusap kepala Prilly tanpa peduli kepalanya sendiri yang sama sakit. Mereka terjebak lagi dalam suasana yang sulit diartikan. Entahlah, setiap bertatapan rasanya seperti ada yang membelenggu.

"Sorry....!" Dengan dingin Ali berlalu dari hadapan Prilly yang terpaku bingung menetralkan detak jantungnya.

Ali sama sekali tak membalikkan badan untuk menolehnya. Benar - benar berbeda dengan Amares yang takkan pernah membiarkan dan meninggalkannya begitu saja.

"Digooo..." Prilly berucap lirih menyebut digo tanpa terdengar Ali. Dan Prilly merasakan ada yang jatuh dari pinggangnya. Prilly menunduk Dan mengambil benda berwarna hijau gelap itu. Sisik? Kenapa sisiknya sampai rontok? Apakah dia sudah mulai berganti sisik?

Sementara sebenarnya Ali sendiri sedang menormalkan degup jantung dan ketegangannya ketika kulitnya menyentuh kulit Prilly. Dan entah kenapa tidak ada niat untuk berbuat mesum pada gadis itu padahal dia sangat menggairahkan dengan memakai hem kotak kotak biru miliknya dimana paha Prilly terekspos setengahnya. Tidak ada niat tapi keadaan yang tak sengaja selalu membuat Ali hampir khilaf pada Prilly.
Dan Ali terpaksa segera berlalu dari hadapan Prilly untuk menghindari wajah polos yang tidak diketahui siapakah dia sebenarnya dan dari mana dia berasal? Tidak mungkin dia tak punya keluarga yang kehilangan dirinya. Ali mengusap lengan bawahnya yang penuh dengan pasir.

'Siapa lo sebenarnya?' Ali menggelengkan kepala. Ali berpikir Sepertinya dia bukan gadis seperti Nesha, dia berbeda. Nesha perempuan agresif yang selalu mengejar Ali dikampus. Tak peduli dilihat orang ditempat umum selalu berjalan disamping Ali dan menyandarkan kepala dibahunya padahal sama sekali Ali tak menunjukkan wajah senang diperlakukan seperti itu. Bahkan suatu saat Nesha bergulat lagi-lagi didepan umum dengan Winne karna Nesha tak terima Winne tersenyum pada Ali dan kebetulan Ali menolehnya dengan senyum dinginnya. Benar-benar berlebihan mereka. Dan Ali sama sekali tak peduli dengan pertengkaran mereka walaupun sampai berdarah - darah. Menurut Ali Itu bukan urusannya. Siapa suruh bertengkar hanya karna dirinya?

Terlihat ombak bergulung-gulung dari kejauhan. Prilly menoleh kearah tengah laut dan berlari kecil meninggalkan pantai yang hanya berjarak lima meter dari tempatnya berdiri. Matahari mulai turun dan membiaskan cahaya senjanya kesekitar pantai.

°°°~Mercinku~°°°

"Prillyyyy...!"
King Mermaid membuka matanya ketika dia merasakan sinyal keberadaan Prilly. King mermaid menutup matanya lagi. Memusatkan pikirannya pada wajah putri tercintanya. Sekelebat bayangan manusia dan bayangan puterinya samar bermain dipikirannya.

King Mermaid menguatirkan keadaan Prilly didaratan yang tak tau apa-apa. King Mermaid menguatirkan Prilly apabila ketempat yang penuh cahaya matahari. Prilly akan kekeringan jika terlalu lama tak tersentuh air. Sisiknya akan terlepas satu persatu. King Mermaid memusatkan pikirannya mengirim sinyal seperti yang dilakukannya setiap hari ketika mencari keberadaan puterinya itu. Apa yang menyebabkan sulit sekali menemukan sinyal Prilly? 60meter diatas permukaan air, air bereaksi ombak menggulung dan seperti mengejar bibir pantai dengan suara keras, bayangan Prilly berlari menjauh dari pantai terlintas samar.

"Bagaimana King? Apa kau sudah temukan jejak Prilly?" Queen Mermaid bersuara penuh harap.

"Pulau. Bangunan bagus. Sekitar 10meter dari bibir pantai. " Masih memejamkan mata King Mermaid bergumam. Seiring dengan langkah Prilly yang semakin jauh dari bibir pantai, bayangannya mengabur.

"Aku mengirimkan telepati pada Prilly tapi tak ada respon, Queen...aku kuatir sepertinya tadi dia tersentuh tubuh manusia yang basah dan dia berdebar hingga sisiknya jatuh"

"Apa dia mulai jatuh cinta pada manusia, King?"

"Kita sepertinya harus siap kehilangan Prilly selamanya jika itu benar terjadi, Queen..."

"Tapi dia Mermaid King, tak mungkin bisa bersama manusia...!"

"Kau tau sendiri Queen, ada cara untuk bisa menjadi manusia, tapi Itu sangat berat..."

"Tapi...tapi...Dewa laut takkan bisa terima King, Prilly akan dikutuk, takkan bisa makan ikan selamanya sampai keturunan - keturunannya sekalipun, kalau tidak tubuhnya akan bersisik bukan hanya diekor tapi seluruh tubuh..."

King Mermaid menerawang. Matanya memerah karna seketika saja sedih. Teringat adiknya Princess Mermaid yang harus menyerah pada keadaan dimana harus ditinggalkan manusia karna manusia itu tak membalas cintanya. King Mermaid takut semua itu akan terjadi pada Prilly. Lebih baik kehilangan Prilly karna dia berbahagia didaratan daripada harus kehilangan Prilly karna ia karam dilautan. Tetapi kalau seandainya daratan hanya membuatnya terluka dan karam dilautan lebih baik Prilly sejak sekarang kembali kedasar laut bahagia bersama mereka.

King Mermaid memusatkan pikirannya lagi, mencari sinyal keberadaan Prilly. Sisiknya yang terlepas akan membuat dia sakit. King Mermaid khawatir tetapi lebih banyak diam karna dia tau Queen Mermaid sangat sensitif.

King Mermaid memindahkan pusat pikirannya pada keberadaan Amares, dengan tanda gelembung air kecil membentuk lingkaran King Mermaid memanggilnya. Amares yang sedang bersama dengan Nadine ditaman laut sedang merenungkan keberadaan Prilly melihat tanda itu dan langsung mendatangi Goa King Mermaid.

"Saya, King....." Amares antusias mendekati King Mermaid.

"Siap - siap Amares, sebelah selatan permukaan laut, pantai berbatu-batu, sebuah bangunan besar dan mewah berbentuk panggung. Disebrang pulau tak berpenghuni 10km dari permukaan laut diatas sini." King Mermaid tak terkejut Prilly terlempar jauh dari dasar laut kepermukaan dan hempasannya membawa Prilly sampai ke 10km dari dasar laut. Dan pulau yang ditempati Prilly sekarang terhalang Pulau tak berpenghuni yang memang memiliki suatu kekuatan didalamnya hingga orang - orang menganggap pulau itu angker dan dihuni mahluk halus, padahal pulau itu adalah tempat pengasingan hingga sinyal telepati terhalang. Kalau tidak karna sisik Prilly yang lepas King Mermaid mungkin harus berusaha lebih keras.

°°°~Mercinku~°°°

Prilly menyandarkan tubuhnya didinding beranda rumah. Duduk dilantai dengan kaki yang diluruskan. Hati Prilly terasa hampa. Sejak tadi Ali tak kunjung kelihatan. Tak keluar dari kamarnya. Sepi.

"Ada yang lo ingat, mungkin sedikit? Kira-kira kenapa lo jadi terdampar di pulau sebelah.....?"

Prilly menggeleng ketika Ali tadi siang bertanya padanya dimeja makan. Prilly memang ikut makan tapi hanya makan sayur, dia tak memakan ikan karna ikan adalah sahabat- sahabatnya. Alipun sepertinya hanya suka ayam goreng.

"Gw heran sebenarnya ya, kenapa lo gak bisa ingat sama sekali ?!!!" Tiba - tiba Ali berdiri dengan wajah yang mengeras.

"Kenapa kamu marah?" Mata Prilly memerah. Ali tak menjawab tetapi segera berlalu dari meja makan.

Prilly heran. Tak ada angin, tak ada hujan Ali marah - marah. Sikapnya terkadang lembut terkadang kasar membuat Prilly merasa perasaannya dipermainkan. Terkadang tersentuh dengan sikapnya yang melindungi seperti menarik kebawah bajunya yang terangkat karna hanya menggunakan atasan atau hanya sekedar melap keringat didahi ketika ia minta buatkan kopi berulang kali karna rasanya tak sesuai keinginannya membuat Prilly bolak balik kedapur itupun dibantu Bu Irni. Baru saja membentak karna kopinya kepahitan, kurang gula, kurang kental sampai kemanisan lalu yang kelima kalinya baru sesuai seleranya, Ali tiba-tiba saja menyentuh dahinya karna kelihatan kelelahan tapi tak berkeringat.

"Digooo..."
Prilly selalu menyebut namanya ketika diperlakukan manis dengan tatapan lembutnya.

"Sisi, tolong jangan nyebut nama gw terus, gw seperti berada diranjang nyelamin lo kalau lo nyebut nama gw!" Ali menggetok kepala Prilly.

"Apa hubungannya sama Ranjang?" Dengan polos Prilly bertanya.

"Uhh, lama - lama gw selamin juga lo!"
Ali tambah geregetan dan menyeruput kopi buatan Prilly.

"Jangan , aku jangan diceburin ke laut!" Prilly langsung berdiri dari duduknya.

"Siapa bilang kelaut, gw mau nyelemin lo bukan kedasar laut tapi kedasar hati!!!"

Prilly menghela nafas. Jika didalam air pasti sudah ada gelembung gelembung air yang bertebaran didepan hidungnya karna jantungnya memompa lebih cepat waktu itu.
Lamunan panjang tentang Ali berlanjut diiringi matanya yang terpejam jatuh kealam mimpi.

Sementara Ali sedari tadi juga sedang gelisah. Seharian setelah makan siang dia tak keluar kamar. Sisi lagi, Sisi lagi yang dilihat. Dan itu membuat matanya sakit. Sisi setiap hari memakai bajunya, tanpa bra bahkan Ali tak tau darimana Bu Irni bisa mendapatkan underware buat Prilly. Kenapa tak mencarikan baju juga buat dia? Prilly tak bisa memakai baju Bu Irni karna Bu Irni badannya gemuk sekali, tubuh mungilnya akan tenggelam, lehernya akan terlalu rendah.

Ali mengingat kejadian diruang makan tadi, tiba - tiba dia begitu emosi, Prilly tak ingat apa - apa sama sekali, padahal dia ingin tau siapa sebenarnya gadis itu dan mengantarkannya kembali. Bukan karna tak suka, tapi karna gadis itu terlalu menggoda iman.

Ali bangun dari berbaringnya, entah kenapa rasanya,menyesal setiap kali membentak Prilly, apalagi melihat matanya yang kemerahan seperti hampir menangis. Ali keluar dari kamarnya dan mendorong pintu kamar yang ditempati Prilly. Kosong. Dengan panik Ali mencarin keseisi rumah, lalu akhirnya membuka pintu depan dan dilihatnya Prilly tergeletak diberanda dalam keadaan yang menggigil.

"Sisi...kenapa??" Ali segera menggendong Prilly kekamarnya. Membaringkannya ditempat tidur dan menyelimutinya. Prilly masih saja menggigil. Akibat sisik yang tadi terlepas bekas yang terlepas itu menimbulkan efek panas dingin pada tubuhnya.
Ali menyentuh dahinya. Panas.

"Airrrr...."
Ali keluar dari kamar Dan mengambil air satu gelas besar yang disambar Prilly dengan cepat membuat Ali terperangah.

"Digoooo..."
Ali kaget melihat mata Prilly semakin tak berdaya.

"Dingiinnnn....."
Prilly meringkukkan tubuhnya didalam selimut

'Tadi kekurangan air, sekarang kedinginan? Sakit apa sih Sisi sebenarnya?" Ali pusing sendiri. Sementara Prilly menahan sakit dipinggangnya yang terluka karna sisiknya terlepas. Tangannya mendingin dan tambah menggigil. Ali benar - benar panik. Tanpa pikir panjang dia meloncat keatas tempat tidur Prilly. Satu - satunya yang ada dipikirannya jika ada yang kedinginan untuk membuatnya menjadi hangat ya dengan pelukan.

"Sisiiii....!"
Kali ini Ali yang menyebut namanya ketika tubuh mereka bergesekan dan saling memeluk. Ali melihat bibir Prilly gemetar karna menggigil. Sebenarnya sakit karna terlepas Sisik ini hanya akan terjadi selama 15menit, Dan setelahnya Prilly akan pingsan. Dan benar saja, tak lama Prilly tak bergerak lagi dalam pelukan Ali. Ali mengira Prilly hanya tertidur. Dipandangnya wajah bersinar didepannya. Cantik. Bibirnya tipis berwarna pink sedikit terbuka membuat Ali sedikit tergoda untuk menyentuhnya.

"Sisiii..." Ali menyentuh wajahnya yang mulus. Terbawa suasana malam yang sepi Ali mendekatkan wajahnya ke wajah Prilly dan mencium bibirnya lembut.

"Hentikan, tuan!" Ali terkejut melihat seseorang yang tak dikenalnya berdiri didepan kamar itu.

"Siapa lo? Kenapa lancang sekali masuk kerumah gw...!"

"Kami akan membawa dia pulang...!"

"Memangnya dia siapanya kalian?"

"Dia adalah Bangsa kami!"

"Sisiiiiiiiii........!" Hanya itu yang keluar dari bibir Ali dengan nada lirih selebihnya Ali tak tau apa - apa ketika terakhir kali dia seperti terkena setruman listrik dan dengan mata mengabur dia masih bisa melihat Prilly dibopong pria itu dan hilang seiring kesadarannya yang ikut hilang.

°°°~mercinku~°°°

September 2015

Maaf ya, aku ngantuk ngetiknya , maaf klau gak nyambung atau gak ada feel....

Terima kasih selalu,Readers

Regards,
:*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top