Duapuluhsatu
Rasulullah Saw bersabda kepada Ali Ra: "Hai Ali, ada tiga perkara yang janganlah
kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu shalat apabila tiba waktunya,
jenazah bila sudah siap penguburannya, dan wanita (gadis atau janda)
bila menemukan laki-laki sepadan yang meminangnya." (HR. Ahmad)
°°°~Memaidcintaku~°°°
"Papaa..."
Ali dan Prilly menemui Pak Mandala diruang penyelidikan. Pak Mandala sedang memberikan keterangan dalam kasus Ilyas yang menyeret namanya. Dibantu pengacara yang handal akhirnya Pak Mandala bisa terbebas dari dakwaan karna justru menjadi korban dimanfaatkan Ilyas sebagai pemberi proyek terlebih tidak ada bukti dan saksi yang memberatkan Pak Mandala. Entah negosiasi apa yang dilakukan oleh para pengacaranya pada petugas penyidik kasus itu akhirnya Pak Mandala tetap sebagai saksi dan statusnya tidak berubah menjadi tersangka.
"Akhirnya Papa bisa pulang juga setelah 20jam luntang lantung diruang penyidik..." Pak Mandala menghembuskan nafasnya kasar.
"Jangan ulangi lagi, Pa..." Ali membukakan pintu mobil buat Papanya. Sedangkan Prilly duduk dibelakang.
"Yaa hanya orang bodoh yang mau jatuh dilubang yang sama..." Pak Mandala meluruskan punggung dan menyandarkannya pada sandaran.kursi setelah memasang sabuk pengaman. Sementara dibelakang, Prilly berkali-kali menghela nafasnya sambil menyangga dagunya memandang keluar jendela. Entah kenapa hatinya resah.
"Kenapa, Pril?" Pertanyaan Ali terwakili oleh Pak Mandala yang tiba-tiba menengok Prilly yang ada dibelakang. Tetapi Prilly sepertinya tidak menyadari karna sedang melamun.
"Queen, kamu ditanya sama Papa..." Ali menengok sebentar dan sekilas melihat Prilly melamun. Ali saling melirik dengan Papanya.
"Apa sih yang dilamunkannya?" Pak Mandala menoleh pada Ali yang menggeleng bingung.
Sampai dirumah Pak Mandala langsung masuk menuju kamarnya sementara Prilly dan Ali berjalan bersisian menuju kamarnya masing-masing. Ali menggandeng bahu Prilly sambil mengusapnya membuat Prilly menoleh.
"Kenapa? Inget King dan Queen Mermaid ya?" Ali langsung menebak dan sepertinya benar. Prilly,mengangguk. Matanya berkaca.
"Kamu gak bahagia jadi manusia seutuhnya dan bakal hidup sama aku?" Ali menatap Prilly dengan perasaan tak nyaman dengan sikap Prilly.
"Bukan..." Prilly menyadari pria didepannya sepertinya merasa tak enak hati. Prilly lantas meraih tangan Ali dan menggenggamnya.
"Trus..." Ali mempererat selipan jari tangan mereka seakan memberikan kekuatan dan meyakinkan Prilly kalau ia berjanji akan melindunginya.
"Wajar aja kan kalau aku kangen..." Prilly menatap Ali sendu. Ali mengangguk meraih tubuh Prilly dan memeluknya.
"Tapi kamu nggak nyeselkan, Queen?" Ali menunduk menatap Prilly yang kemudian mendongakkan wajah menatapnya.
"Enggak, itu udah pilihan aku, King, aku gak mungkin nyesel karna cinta aku gak bertepuk sebelah tangan..." Prilly berucap yakin sambil membalas tatapan Ali yang khawatir seketika berubah sedikit lega. Prilly menundukkan wajahnya lagi sambil mempererat pelukanya. Ali mengusap kepalanya perlahan dan mengecupnya memberikan rasa tenang dan mencoba merasakan bagaimana perasaan Prilly saat ini. Kehilangan keluarga.
"Segera kita atur pernikahan kalian..." Pak Mandala mengucapkan kalimatnya sambil melewati keduanya menuju dapur. Untung saja posisi mereka hanya berpelukan saling menenangkan.
"Papa, kalau bicara jangan sambil lewat..." Ali protes melihat Papanya yang berlalu.
"Ya kan karna Papa ingin ngambil air minum, bukan liat adegan panas..." Pak Mandala menoleh sedikit tersenyum melangkah menuju dapur.
"Panas apanya sih Papa ini," Ali sedikit mengeraskan suaranya seiring langkah Papanya yang menjauh. Terdengar Pak Mandala terbahak.
"Ck. Papa ganggu orang aja..." Ali mengarahkan tatapan matanya pada Prilly lagi yang menatapnya dengan senyum simpul.
"Eh, kenapa senyum-senyum?" Ali menyentil dahi Prilly.
"Enggak. Lucu aja liat dua orang yang tadinya selalu debat dan sama keras kepalanya bisa damai..."
"Kaya gitu dibilang damai, tetep aja Papa keras hati gitu..."
"Enggaklah udah beda, sama kaya kamu sekarang udah lembutan..." Prilly mengelus pipi Ali dengan punggung tangannya dan menyisihkan rambut Ali yang sekarang agak panjang menyentuh dahinya.
"Senyum kamukan yang melembutkan hatiku..." Ali mencolek dagu Prilly, membuat Prilly menahan senyum salah tingkah sambil menggigit bibir bawahnya membuat Ali sedikit gemas dan menggigit sudut bibir Prilly.
"Hemmm...besok urus sama Pak RT surat pengantar pernikahan kalian ke KUA, tentukan tanggalnya, Papa gak mau tau ya besok URUS!" Suara Papanya yang mendekat membuat Ali menggaruk kepalanya sambil cengengesan dan Prilly menutup mulutnya dengan wajah merona.
Pak Mandala berlalu dengan botol air dan gelas yang ada ditangannya diiringi delikan lucu mata Ali. Prilly meraup wajah Ali sambil tertawa tertahan.
"Besok URUS!!" Prilly mengikuti gaya Pak Mandala sambil menunjuk wajah Ali. Ali menutup mulutnya karna tawanya ingin meledak.
"Prilly, mau dipecat jadi calon menantu??" Pak Mandala bicara dari depan pintu kamarnya sebelum masuk dan menutup pintu.
"Jangan Bigboss..." Teriakan Prilly membuat Pak Mandala membuka pintu kamarnya lagi.
"Awas aja kalau memanggil Bigboss lagi, benar-benar aku pecat ...!!"
"Maaf Papa Mertua..."
"BAGUS!" Pak Mandala,menutup pintu kamarnya kembali.
Ali dan Prilly tertawa kecil melihat tingkah Pak Mandala yang keras kepala tapi tak menjengkelkan lagi.
°°°~Mercinku~°°°
"Melamun lagi?" Ali membuka pintu kamar Prilly dan melihat gadis itu menyenderkan bahu kanannya ketembok dengan tubuh menghadap jendela yang terbuka dengan rambut yang bergerak tertiup angin. Ali berdiri dibelakangnya. Meremas bahu Prilly yang nampak resah dan memeluk calon mempelainya itu.
"Gugup karna besok kamu sudah resmi jadi isteriku?"
Ya, setelah dua minggu berurusan untuk mendaftarkan pernikahan mereka ke KUA, akhirnya besok mereka akan mengikrarkan janji didepan penghulu.
"Salah satunya..." Prilly menghela nafasnya dan menghembuskannya perlahan.
"Salah duanya, apa coba?" Ali menyangkutkan dagunya kebahu Prilly.
"Sebenarnya aku mau ayahku sendiri yang jadi wali nikahku..." Prilly menoleh dan mencium kepala Ali yang bertengger dibahunya.
"Tapi ayahmu susah dijangkau, Queen, kecuali aku menyelam kesana dan memanggilnya..." Ali menoleh Prilly dengan hidung yang tersentuh pipinya.
"Hmm, ya, aku yang harus menyadari itu, King, maafin aku ya, aku hanya rindu pada ibu dan ayah..." Prilly menepuk pipi Ali.
"Gak papa aku ngerti, ingat, aku udah janji, akan membawamu menyelam kedasar lautan, kita akan temui keluargamu..."
Prilly mengangguk sambil membuang pandangannya jauh keluar jendela. Ali mencium ujung kepala Prilly yang bersandar didadanya dan dipeluknya dari belakang.
"Den Ali...."
Ali dan Prilly menoleh keasal suara. Terlihat Bu Ratna tersenyum menghampiri mereka.
"Kenapa, Bu?" Prilly bertanya pada Bu Ratna yang sepertinya membawa kabar penting.
"Maaf Non Pril..."
"Bu, kan udah aku bilang gak usah pakai Non, Ibu tetep panggil namaku aja seperti sebelumnya, aku gak papa," Prilly memotong ucapan Bu Ratna, tak ingin terlalu diistimewakan hanya karna dia sekarang calon isterinya Ali, dimana besok pagi mereka sudah akan melaksanakan ijab dan kabul.
"Tapi Den Ali kan..."
"Kalau Prilly maunya begitu gak apa-apa, Bu..." Ali menotong ucapan Bu Ratna.
"Baiklah..." Bu Ratna tersenyum mengangguk-anggukkan kepala.
"Jadi Bu, ada apa? Sepertinya tadi datang kesini karna ingin memberitahu sesuatu...?" Prilly menatap Bu Ratna dengan penasaran karna tiba-tiba wajah Bu Ratna terlihat tak bisa diartikan.
"Diluar ada tamu yang datang mencari Den Ali dan Prilly...mereka bilang mereka kenal sama kalian tapi saya tak pernah melihat mereka datang kerumah ini..."
Ali dan Prilly berpandangan. Prilly mengerutkan dahinya takut. Tiga hari yang lalu, Nesha datang menyerangnya saat Ali tak ada. Prilly dianggap merebut kekasihnya dan dengan membabi buta hampir saja Nesha melukai wajahnya kalau Bu Ratna tidak menangkap tangan Nesha yang berkuku panjang. Kukunya sudah melukai lengan Prilly dan meninggalkan goresan disana.
"Luka dilenganmu itu gak seberapa dibanding luka hatiku..."
Prilly bergidik ngeri melihat tatapan mata Nesha yang mendendam.
"Aku dan Ali tak pernah melukai hatimu, dirimu sendiri yang membuat kamu sakit hati, kamu tak pernah mau menyadari Ali tercipta bukan untukmu!"
Kalimat Prilly membuat Nesha berbalik dan pergi dari hadapan Prilly dan Bu Ratna. Prilly sebenarnya menyuruh Bu Ratna diam saja tak perlu mengadu pada Ali. Tetapi luka dilengannya yang membuat Ali bertanya. Walaupun Prilly mencoba berkelit tapi Ali yakin Prilly telah disakiti orang lain karna matanya tak bisa menyembunyikan kesedihan. Besoknya dikampus Ali, Ali mendatangi Nesha dan mematahkan harapan gadis itu agar tak mengganggunya lagi.
"Sekarang gw mau nanya sama lo, kapan gw pernah janji dan deketin lo trus ngasih harapan sama lo? Ga pernah ya! Jadi jangan pernah melukai bini gw lagi, urusan lo sama gw bukan sama dia!"
Dihadapan Prilly, Ali bertanya dengan mata menyala pada Nesha.
"Maafin gw, Li..." Nesha menatap Ali dengan wajah takut.
"Lo salah sama bini gw, minta maafnya ya sama dia.."
"Gak usah minta maaf, cukup jangan ganggu aku dan Ali aja itu udah cukup..." Prilly menyahut dengan tenang.
"Lagi-lagi melamun, Queen?" Suara lembut Ali mengagetkan Prilly yang sedang teringat kejadian beberapa hari yang lalu.
"Eh iya..."
"Kamu takut dengan siapa yang datang, takut nyakitin kamu lagi?"
Prilly hanya memandang Ali tak tenang.
"Gak papa, Sayang, ada aku, siapa yang berani nyakitin kamu, ayoo..." Ali menggenggam tangan Prilly dan menariknya keluar diiringi Bu Ratna. Sesampainya diruang tamu terlihat tamu yang dikatakan oleh Bu Ratna tadi.
"Haii Prilly, I Miss you So bad..."
°°°~Mercinku~°°°
Banjarmasin, September 2015
Republish, 11 Mei 2020
Tanpa edit dan tanpa revisi.
5hari sampai 15 Mei 2020. Untuk menemani selama #dirumahaja akibat pandemi covid19
Haii..
Mermaid cintaku Part depan End ya...
Oya, Sudah baca cerpen di ksap_1526 ? Banyak yang terkecoh dan bingung ya karyaku yang mana? Sebenarnya banyak yang betul, banyak cirinya kok udah byk juga yg nyebutin ciriku dikomentar..yg sering baca ceritaku pasti hapal, nanti akan aku pilih salah satunya yang paling yakin dengan karyaku untuk mendapatkan buku Saat Dia Tertidur...karyaku cuma satu disana...
Makasih ya...vote dan komennya...
Regards,
:*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top