prolog
Buliran air hujan turun membasahi tanah ini. Tercium aroma sejuk yang memabukkan indra penciumanku. Perlahan, angin menerbangkan beberapa helai rambutku yang terurai. Kuselipkan rambutku di telinga. Aku tersenyum menatap lurus air hujan yang berjatuhan.
Di sinilah aku, berada di depan gerbang sekolah, duduk di bangku halte sendirian. Merenungi kepergiannya ...
Dia yang mengubah arah pandangku tentang hujan. Dia yang istimewa. Dia yang pernah singgah di hati ini, dan masih tetap berada di sini. Sederet nama yang mampu menggetarkan hati.
-Hana-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top