Hujan 4
Kulihat Reyga sedang senyum-senyum nggak jelas. Ia bersandar di samping kap mobil putih yang terlihat kece badai. Mobilnya sedikit dimodifikasi di beberapa bagian.
Bukannya dia sedang marah-marah kemarin? Kok sekarang malah senyam snyum gini? Kemarin, sepulang sekolah dia berkata padaku ternyata dia telat. Masih ingat aku yang kesiangan? Karena keasyikan mantengin kuki. Pintu gerbang SMA Nusa Bakti -- sekolah Reyga -- sudah ditutup, jadilah kemaren si Reyga bolos.
Ingatkan aku untuk memberitahu tante Revina. Kebiasaan buruknya kalau dilakukan terus menerus itu akan menjadi kecanduan. Walaupun dalam kasus ini ceritanya bolos.
Ku perhatikan Reyga sekali lagi. Tangannya berkali-kali mengusap belakang kepalanya. Ah, gue tau! Ini pasti efek virus merah jambu. Pasti! Kagak salah lagi.
"Yok jalan mas bro!" Aku menepuk pundaknya. Dia sedikit terkejut. Aku penasaran dengan apa yang dipikirkan si kutu kupret Reyga.
Dia melihatku dengan tajam, "Gue gak mau tebengin elo!" Jawabnya melipat tangan ke dada. Ada apa lagi ini? Terus ngapain dia mau nungguin gue?
"Ayolah Ga, elo kan sepupu terkeren gue, termacho, terganteng, tercute, ter ter ter lainnya"
"Kali ini, pujian lo gak mempan!" ujarnya seraya mengejek, duh perasaan salah mulu deh gue.
"Yaelah, kemaren kan gue baru sekali telatnya."
Gerutuku dibalas dengan garukan di dagunya. Sepertinya dia sedang menimbang, memperbolehkan aku ikut atau tidak.
"Ya udah masuk! Tapi ada syaratnya."
"Lopyu deh Ga," Aku segera memasuki mobil. Keburu dia berubah pikiran. Haha.
Setelah duduk nyaman di mobil, aku memutar kepala menghadap Reyga.
"Apaan syaratnya?" Tanyaku, kulihat dia sudah nggak marah lagi. Malah segaris senyum tercipta di bibirnya. Ini senyum misterius, aku yakin dua ribu tujuh belas persen!
"Besok sabtu lo musti ikut gue, jam tujuh. Ke Metilia" Reyga melajukan mobil.
"Huh?" Tumbenan. Metilia? Anak muda sering nongkrong di situ. Bisa dibilang semacam kafe. Tapi ...
"Ngapain?"
"Ada ajah pokoknya, gak usah banyak tanya. Lo cuma cukup nurut dan laksanain perintah gue."
Tuh kan mencurigakan! Tunggu, tunggu, kok nasib gue hampir mirip sama babu yah?
*****
Aku sedang berada di kantin sekolah. Bersama Fitri dan Shinta. Kali ini pasukan kita lengkap.
Sedari tadi Shinta diem mulu, Kusenggol tangannya.
"Kenapa? Lagi sakit atau lagi galau?" Tanyaku menggodanya.
"Apa? Galau? Shinta itu selalu bahagia ya!"
"Iya, tapi kenapa dari tadi diem mulu Shin? " Fitri yang sedang mengaduk bubur kacang hijau pun turut menyadari perubahan Shinta.
"Keliatan yah?" tanyanya tersenyum kecut.
"Yaiyalah, meskipun kita baru temenan. Lo itu gak bakat bohong tau," Fitri kembali menjawab .
Kita baru dekat dengan Shinta awal kelas dua belas. Wajar saja sih, kelas selalu diacak, artinya teman pun berganti-ganti. Tapi sepertinya keberuntungan berpihak padaku. Fitri teman sebangkuku dari kelas sepuluh selalu sekelas denganku.
Karena Shinta sangat asik dan juga baik, jadilah kita dekat seperti sekarang ini. Siapa juga yang nggak mau berteman dengan cewek macam Shinta?
"Gue lagi bingung nih, cewek itu sukanya apa?"
Fitri yang mendengar ucapannya sukses tersedak bubur kacang hijau.
"Maksudnya?" Aku terkejut dengan ucapannya. Dia kan cewek?!
"Iya, ceritanya gini nih. Kemaren tuh sahabat gue cerita, dia lagi usaha buat deketin cewek, tapi dia itu orangnya kaku gitu. Gue di suruh kasih saran, menurut kalian?"
"Aw,aw terus ceritanya lo lagi suka sahabat lo itu? " jawab Fitri seenaknya.
"Gak nyambung tau gak Fit!" Ucapku.
"Maksudnya, biar cewek suka sama cowok itu gimana sih?"
"Yah kasih yang manis-manis lah, biasanya cewek kan suka orang romantis. Gimana Han?" Fitri menengok ke arahku.
Aku yang baru saja melahap nasi goreng hanya bisa mengedipkan mataku.
Ku putuskan mengunyah sampai habis dulu.
"No coment, selera cewek tuh beda-beda. Kayak kita tipe-tipe cowok yang gue suka mungkin beda sama kalian."
Balasku.
"Tapi nih, kalo misal diantara kita suka sama cowok yang sama gimana?"
"Yah, gak gimana-gimana Fit. Sahabat tetep sahabat. Usahain ajah nggak akan ngerusak persahabatan kita, gimana?" kutengok mereka, Shinta mengangguk-anggkukkan kepalanya.
"Gak yakin gue," ujar Fitri menyipitkan matanya.
"Ya harus yakin dong, kalo emang pingin bener-bener jadi ceweknya si dia, yah kita saingan, tapi secara sehat." Kini Shinta menyahut, aku setuju dengan dia.
"Udah ah, ngapain bicarain hal nggak penting sih?" Aku tersadar omongan kita melenceng dari topik utama.
"Tau, si Fitri nih."
"Kok gue sih?"
"Udah ah, kelas kuy." Shinta menarik tangnku. Meninggalkan Fitri. Haha lagian dari tadi makan kok gak selesai-selesai.
Dia mendengus, menggembungkan pipinya. Kulihat dari jauh. Aku jahat? Biarlah. Sudah kukatakan bukan, aku hanya jahat pada orang terdekatku saja. Hahaha.
*****
Aku menatap guruku penuh kekaguman. Wajah cantiknya ... suara merdunya ... gerak anggunnya ....
Perfect!
Jam pelajaran terakhir yang biasanya membosankan, nggak akan berlaku di pelajaran Matematika. Ini karena Bu Putri yang cantik berhasil menarik perhatian. Khususnya anak laki-laki.
Apalagi si Rival, anak paling somplak di kelas. Kerjaannya cuma gangguin temen di kelas aja, siapalagi kalau bukan Cici, si korban langganannya. Entah cubit sampai gosong atau yang paling parah dia sering banget jadi pelampiasan lemparan bola di kepalanya. Kalau pelajaran cuma tidur mulu. Kecuali Matematika, inget ada bu Putri!
Hari ini Ipal tampak lelah, letih, dan lesu. Jelas saja yang biasanya dia bikin gaduh, entah menjahili Cici atau teman kelas yang lain. Kini tak ada suara berisik. Aman, tentram, dan damai.
"Si Ipal lagi galau bu!"
"Galau, diselingkuhin pacarnya bu."
"Buang ke laut ajah pal!"
"Ceburin selokan, sampe mampus."
"Masukin wc!"
Dan masih banyak seruan-seruan lain.
"Diem deh lo pada. Gue mau move on sama Bu Putri aja deh. Asal bu putri nggak php."
"Yaelah Pal, guru diembat juga!"
Dan masih banyak kicauan-kicauan temanku yang somplak. Sabar yaa bu anggap ajah ini ujian. Bu Putri hanya tersenyum menawan menghadapi para cowok usil dan tengil di kelasku. Aku kagum sekali. Betapa beruntung suaminya kelak.
"Baik, sampai di sini dulu. Ingat, tugas di kumpulkan lusa di meja saya."
Bu Putri kembali mengingatkan perihal tugas.
Setelah doa, kami bergegas mencium tangan bu Putri. Tapi di bagian ini aku selalu tergelak, bayangkan! tiga atau empat anak lelaki di kelasku mencium tangan bu Putri sebanyak dua kali! Kronologisnya begini, mereka anak mengantre di barisan terdepan lalu setelah cium tangan bu Puteri mereka akan mengantre lagi di barisan belakang. Bonusnya adalah mereka mendapatkan tangan harum dan mulus bu Putri. Terkadang aku hanya takjub dengan hal kecil yang mengundang perhatian itu.
Aku bergegas keluar kelas. Pulang. Hal yang paling ditunggu-tunggu. Bahkan ketika baru menginjak sekolah terkadang di pikiran kita hanya ada kata pulang yang berkeliaran. Tapi kuurungkan, gambaranku tinggal dikit lagi selesai.
Kelas sudah sepi. Hanya beberapa yang masih tinggal. Tiga siswi perempuan menyapu lantai kebagian piket di hari ini. Dan satu cowok menelungkupkan kepalanya di meja. Rival. Tumbenan dia masih di kelas. Oiya, dia lagi galau.
Ketukan di pintu kelas membuat aku dan sebagian temanku mendongak. Aku sedang menyelesaikan gambaranku. Tanggung, udah jadi hobi. Yah benar, aku suka menggambar. Membembuat sketsa wajah kuki. Hehe
Dhika? Ngapain dia.
"Pal, buruan! ditungguin anak-anak. Lo malah molor disini," Dhika memperhatikan seisi kelas. Ketika matanya menatapku dia nampak kaget.
"Eh, ada Hana. Kelas lo di sini? XII Ipa 2 ? Temennya si Ipal dong? Wah asik nih, sering-sering main kesini ah!"
Dhika berjalan menghampiriku. Kenapa dia cepat sekali akrab dengan orang baru? Sedangkan aku kebalikannya. Apa setiap laki-laki seperti dia?
"Bacot lo ah! Suara lo kenceng amat. Ganggu orang tidur aja, Jadi kagak?!" Ipal mendongak melihat kearah Dhika.
"Jadi dong."
Suara Dhika semakin jelas, seiring langkah kakinya mendekati mejaku.
Kututup buku sketsaku. Dia di hadapanku.
"Etdah si bego. Malah tidur lagi." Siapa yang tidur? Oh, jelas si Ipal. Dia lagi galau berat rupanya. Haha
Dhika melempar pensilku. Dan yap tepat sasaran. Mendarat mulus di kepala Ipal.
"Anjrit lo nyet!"
"Rasain! Cepetan deh. Kelamaan lo!"
"Bye Hana puteri cantik. Besok pangeran jemput." Setelah berucap demikian Dhika sudah ngacir dengan Ipal.
Eh, pensil gue. Ck! Ga bertanggung jawab banget deh. Terpaksa nyari di kolong meja nih!
*****
Seharian ini tak ada hujan. Kenapa tak turun hujan hari ini? Aku bertanya-tanya. Kubasahi kerongkonganku dengan air yang sedari tadi berada di meja. Aku berada di balkon.
Aku bosen! Hari ini aku sudah mengerjakan tugas. Tadi kukerjakan sepulang sekolah. Jadi sekarang aman. Buka grup ah..
GROUPCHAT : 3cantique
Hana
Ping
Hana
Ping
Hana
Ping
Fitri
Ini line mba, bukan bbm'-'
Shinta
Jangan spam lo anjay
Hana
Gue bukan mba-mba-_-
Hana
Btw, gue bosen
Hana
Gaada yg mau jd moodbooster?
Fitri
Kurbel banget Lo mba :v
Fitri
Pantes gaada yang mau deket sama lo, dasar Jones:v
Shinta
Mba fitri, itu tolong omongannya dikondisikan:)
Shinta
Ga nyadar apa dirinya sendiri jg Jones:v
Hana
Ga nyadar apa dirinya sendiri jg Jones:v(2)
Hana
Mampoosss, btw gue ga jones. Lu ga inget apa pacar gue lagi di korea cari nafkah? :v
Fitri
Najisun'-'
Fitri L
Gue udah punya doi keleuss
Shinta
BOONG LO
Shinta
SIAPA WOY
Hana
ANJAS, FITRI UDAH GEDE :)
Hana
Halah, kalo bener punya doi, palingan juga doi lo si Pak Ucup :v
Shinta
WANJAY, GUE NGAKAK HARD
Fitri
HANA, ASEM LO YA. UNTUNG SAHABAT, UNTUNG SAYANG.
Hana
Ga lo tambahin, "untung cantik," gitu?
Shinta
NAJISUN
Fitri
NAJISUN(2)
Fitri
Cantikan juga gue, buktinya doi gue klepek-klepek
Shinta
Ewwwhhhhhhhhhh
Hana
Emang doi lo saha?
Fitri
Lo gatau?
Shinta
Lo blm pernah bilang ke kita-kita Fit, elah.
Fitri
Lo juga gatau Shin?
Shinta
Kaga-_-
Fitri
Yaudah, gue kasih tau nih...
Hana
/nyimak
Fitri
Jadi... doi gue itu....
Fitri
Itu....
Shinta
Cepet woyyyy
Fitri
Itu....
Fitri
ARKAN
Fitri
Udh, udah gue kasih tau tuh.
Hana
Heh? Arkan? Arkan yg saha?
Shinta
Setau gue anak kelas 12 gaada yang namanya Arkan
Fitri
Ya emang, kata siapa doi kelas 12?
Fitri
Doi kelas 11 :v
Hana
ASTATANK!!!!!
Hana
FIT!
Hana
LO DEMEN BRONDONG?
Hana
Ya Allah....
Shinta
Gue speechless
Shinta
Fitri ternyata....
*
*puvy
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top