Hujan 14
Kini berada di sanalah Dhika. Duduk di single sofa berwarna navy yang berada di ruang tengah rumah Andhin. Di depannya terlihat jelas sepasang kekasih tengah bercengkrama. Reyga dan Andhin. Di dalam hatiya bergemuruh perasaan sebal. Wajahnya tertekuk tergambar jelas jika ia sedang bete.
Kronologinya begini sebelum Dhika berada di situasi yang cukup menyedihkan ini.
Setelah setengah jam yang lalu ia dituntut untuk menemani Andhin yang berada di rumah sendirian. Dengan alasan yang sulit dipercaya yaitu takut akan hantu. Bayangkan! alasannya sangat tak masuk akal. Dhika berkali menghela nafas setelah Andhin mengungkapkan permintaannya.
Mungkin setelah tragedi penjebakan Andhin ketika ulang tahun waktu itu, membuatnya trauma dan mudah panik. Salahkan saja Hana yang telah membuat ide konyol. Dan berujung pada kepanikan Andhin yang luar biasa membuat Dhika pusing sendiri, uring-uringan akibat suara heboh Andhin. Jadilah Dhika menelfon Reyga-pacar Andhin untuk menggantikan posisinya saat ini. Yaitu menemani Andhin.
Dhika dan Andhin bertetangga, rumah mereka berhadapan. Meskipun beda sekolah, mereka sangat dekat. Andhin satu sekolah dengan Reyga SMA Nusa Bakti dan berada di kelas yang sama. Sedangkan Dhika berada di sekolah Prasada.
Dhika melirik mereka dengan bosan. Sudah bosan dengan aksi pasangan di dekatnya ini. Bukannya romantis-romantisan malah adu mulut. Dan apa pada akhirnya? adu mulut itu akan berakhir dengan rayuan Reyga yang terdengar menjijikkan bagi Dhika. Tapi tentu tidak bagi Andhin.
Dhika berdecak, menunjukkan bahwa dia benar-benar malas, ingin sekali ia mengijakkan kakinya untuk pergi.
Berulang kali ia melempar bola basket ke tembok kosong di ruangan keluarga.
"Lo tau? gue adalah makhluk yang gak penting banget di sini," ujarnya memantulkan bola. Ia berada di atas sofa. Posisinya sudah tak karuan. Bahkan tak pantas di sebut duduk, karena kakinya menjuntai berada di lengan sofa. Berulang kali tangannya kirinya bergerak untuk memantulkan bola basket itu. Bosan sekaligus kesal. Menjadi kambing conge atau kacang? Sama saja. Obat nyamuk!
"Ya udah, sana pergi nyet! gue gak nyuruh lo ngiler liatin kita pacaran," ucap Reyga masih tak memperdulikan Dhika. Ia tengah asik perang bantal bersama Andhin di sofa. Entahlah kondisi ruangan itu sangat memprihatinkan.
"Kampret! Gue di usir?!" tanya Dhika tidak terima.
"Lah, salah sendiri kemari nyet!"
"Pacar lo yang nyuruh anj- Astaghfirulloh Dhika, sabar, sabar, jones mah bisa apa."
Terlihat jelas jika Dhika sangat iri dengan status mereka yang telah pacaran.
Benar Dhika envy. Dalam lubuk hatinya yang terdalam ia sangat menginginkan memiliki pasangan. Bisa diajak kencan ketika malam minggu. Bisa dipamerkan di hadapan teman-temannya. Atau Setidakknya seseorang itu bisa menjadi penghibur hatinya. Penyemangat hari-harinya. Namun nasib berkata lain. Nasibnya untuk menjomblo. Bukan untuk pacaran.
"Lo ngenes banget sih Dhik? Ngakunya aja keren, ditempelin cewek dimana-mana. Tapi tetep aja masih jomblo," ejek Andhin. cewek berparas tomboy itu memang selalu cepals ceplos dalam berbicara. Tak seanggun namanya.
"Menyedihkan! lo ngejelekin kaum cogan nyet! ganteng gak ada pacar? buat apa coba? oh sorry ya, level gantengnya elu kan masih di bawah gue. Haha," timpal Reyga.
Lengkap sudah penderitaan Dhika dua kali penghinaan diterimanya.
"Hahaha"
"Kampret! Gila yah, lo berdua bully gue! Gak inget apa, siapa yang dulu ngenalin!" kesal Dhika memantulkan bola di tangannya dengan keras. Setelahnya ia beranjak mengambil smartphonenya yang sedang dalam proses pengisian baterai. Tak tahan dengan situasinya sekarang. Seakan perbuatannya dulu tak dihargai. Tapi yah namanya juga teman.. namanya juga nasib, namanya juga jones.
"Bodo amat, yang penting kita sekarang bersama. Ya gak yang," ucap Reyga terkekeh sembari menaik turunkan alisnya menarik tangan Andhin untuk digenggam.
"Pala lu peyang," Andhin langsung menoyor kepala Reyga seketika.
"Dasar Andhin lampir!"
Dan begitulah seterusnya. Hingga dunia pecahpun mereka akan terus seperti itu. Hubungan yang sangat aneh. Tapi awet-awet saja tak seperti Dhika yang selalu pacaran dalam waktu singkat.
Setelah lama memandang smartphonenya mata Dhika tertuju pada satu nama. Hana. Sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul di benakknya.
"Oy, nyet si Hana gak punya pacarkan?"
Mendengar ucapan Dhika yang sedikit antusias tentang sepupunya, Reyga langsung menoleh ke arah Dika. Menatap, memfokuskan arah pandangnya. Tak salah? pertanyaan Dhika itu memacu Reyga untuk menghubungkan semua simpul-simpul syaraf di tubuhnya. Reyga tahu benar nada bicaranya, yang pasti hanya dimengerti kaum lelaki. Mengarah pada satu kesimpulan jika Hana masuk ke dalam daftar cewek incaran Dhika.
"Ngapain lo tanya-tanya Hana. Gak! gue gak akan ngebiarin Hana jadi mangsa lo!" sergah Reyga.
"Yaelah, gue cuma nanya nyet selow aja kali! Lagian, apa salah nya sih, gue kan cuma pingin deket doang!" Ucap Dhika santai kemudian menghampiri Reyga dan Andhin. Duduk di tempatnya tadi.
"Kasihan, gak direstuin, ckckck," ejek Andhin. Dia menggeleng-nggelengkan kepalanya hingga rambut pendeknya ikut bergoyang.
"Nyesel gue, kenalin Hana sama kalian berdua waktu itu. Gak elo gak dia sama aja. Pada tancap gas semua."
"Tunggu! Dia? Siapa dia? Jadi Hana mau diembat cowok Ga? ah kan, gue keduluan!" Dhika menggerutu kesal. Entah apa penyebabnya yang pasti ada rasa tak ingin kalah yang menyusup di ruang hatinya.
"Lah, lo beneran suka sama si Hana Dhik?" tanya Andhin memastikan. Telunjuknya terangkat berada pas lurus di muka Dhika namun di batasi oleh jarak yang cukup jauh. Sekirar lima langkah dari sofa tempat Dhika duduk.
"Kagak kali! yah masa gue suka sama adeknya temen gue sendiri," ujar Dhika menatap ponselnya yang menampilkan nomor kontak Hana.
"Jadi lo beneran gak suka Hana?" Tanya Reyga lagi memastikan ucapan sahabat dari pacarnya ini. Alisnya terangkat.
Dhika mengangguk refleks.
"Yoi broo, tenang aja Hana udah gue anggep adek sendiri kok!" jelas Dhika ucapannya mengambang. Hubungannya dengan Hana masih belum jelas. Pacar bukan. Gebetan bukan. Sahabat? itu terlalu dekat. Mungkin lebih pantas disebut teman. Dhika masih meragukan statusnya. Walaupun mereka sudah cukup sering berbagi cerita.
"Jadii.." lanjut Andhin masih belum mengerti arah pembicaraan ini.
"Jadi lo tinggal cariin gue cewek lah!" ucap Dhika cengengesan. Kedua alisnya berualang kali terangkat.
"Lah sama yang kemarin udah putus?" tanya Andhin mencomot beberapa kue kering di toples. Mengunyah pelan.
"Lo gak tau kalo gue jomblo? yaelah Ndhin! lo tau? dunia ikut nangis kali, denger kejombloan gue!" ucap Dhika mendramatis. Mungkin sikap heboh dan ceria sudah mendarah daging dengannya.
"Dih! bahasa lo alay Dhik!"
"Emang siapa mantan lo?" tanya Reyga, ikut mengambil kue di tangan Andhin yang tersisa satu. Dan dibalas pelototan oleh Andhin. Reyga hanya nyengir di sana.
"Shinta."
"Kayak pernah denger. Shinta.. siapa ya?" ucap Reyga memikirkan nama Shinta sambil mengunyah.
"Gak usah sok tau deh Ga!"
"Bener yang, gue sering denger nama Shinta dari Hana... Eh iya temennya si Hana." Jelas Reyga.
"Shinta temennya Hana?" tanya Dhika membeo. Matanya sedikit melebar. Jadi ucapan Rival waktu itu benar.
"Dan lo mau deketin Hana. kisah percintaan lo ribet banget Dhik!" Ujar Andhin.
"Yaelah, dibilangin juga! gue gak akan ngerusak persahabatan orang dodol!"
"Oke, gue percaya omongan lo," ucap Reyga menatap Dhika yang menyanggupi ucapanya untuk tidak merusak persahabatan orang.
Tapi ada sedikit keraguan di hati Andhin. Pasalnya, Dhika adalah tipe orang yang akan selalu mengejar apa yang ingin dia dapatkan. Andhin tahu benar hal itu, mereka sudah berteman lama. Andhin sudah hafal karakter Dhika. Tapi entahlah, mungkin saja benar dugaan Reyga, jika Dhika hanya ingin bermain-main saja. Menjadikan Hana sebagai mangsa berikutnya untuk percobaan memanikan cewek ala Dhika.
*****
Sepulang dari rumah Andhin, Dhika langsung bermain game di smartphonenya. Setelah beberapa saat tiba-tiba ia teringat sesuatu.
"Eh iya, bego! id line dari trio kunyuk belom gue lihat."
Teringat tiga id line yang sudah di kirim oleh ketiga temannya sewaktu ikut nebeng sore itu. Rival, Bagus, dan Alvin. Teman satu tongkrongan juga satu ekskul, futsal.
"Busyeet! namanya keren-keren neh. Pasti cakep kaya namanya. Alya, Feya, Alila, Lyra? eh dikasih Ipal dua, gass pol bro!" gumam Dhika menatap layar ponsel pintar itu.
Saatnya babang Dhika beraksi coeg!
#cewek 1 Alya, id line dari Bagus.
Alya
Dhikacgn
Hai
Alya
?
Dhikacgn
Addback ya
Alya
Done
Dhikacgn
Makasih ya
Alya
Y
Anjir cuek banget ni cewek! cuma bales sekata sehuruf doang! Gue gak suka cewek cuek.
#cewek 2 Feya, id line dari Rival.
Feya
Dhikacgn
Hai
Feya
Hai jg
Dhikacgn
Addback cantik
Feya
Cantik palalu blok! gue pacarnya!
Gila! gue salah sasaran Anjink!
#cewek 3 Alila, id line dari Alvin.
Alila
Dhikacgn
Hai
Alila
Waalaikumsalam Wr. Wb
Dhikacgn
Eh, Assalamualaikum :)
Kencan yuk. Ntar abang traktir!
Alila
Maaf, km sdh sholat?
Udah khatam berapa kali akhi?
Cewek alim neh, gak jadi gebet. Ribet! yakali gue kencan, satnight ke mesjid!
#cewek 4 Lyraa bonus id line dari Rival.
Lyraa
Dhikacgn
Assalamualaikum
Lyraa
Waalaikumsalam
Dhikacgn
Eh km tmnnya Rival ya?
Lyraa
Iya knp? km dapet id line ku drmn?
Anjir ni cewek bego apa gimana sih! udah tau tanya si Ipal. Jelaslah, gue dapet dari si cocor bebek!
Dhikacgn
Baca ulang dong yg diatas :)
Lyraa
"Iya knp? km dapet id line ku drmn?" sent 20.17 < itu?
Geblek, ni cewek tulalit banget! Gue suka cewek yang cerdas kali.
Setelah puas bermain-main dengan para korbannya, Dhika menghela nafas berat. Tidak habis pikir kenapa melesat dari prediksi awalnya.
"Asem gue dikibulin! Gak bener semua ceweknya,gak masuk standar calon cewek gua! emang kampret mereka semua!" umpat Dhika kesal, membuan ponselnya ke sisi sofa. Di kepalanya sudah terencana pembalasan dendam untuk trio kunyuk. Bisa-bisanya empat cewek gak ada yang cocok dengannya. Ralat, maksudnya tiga cewek! tadi ada yang cowok.
"Ya Allah berikan hambamu ini pacar cantik soleha dunia akhirat!!" pasrah, Dhika membaringkan tubuhnya di sofa. kepalanya sebagian tertutupi oleh sebelah tangannya.
Tiba-tiba dari arah berlawanan seorang perempuan yang lengkap dengan pakaian kantornya menghampiri Dhika.
"Dih, dangdut amat lo."
Dhika tersentak dengan suara yang tiba-tiba muncul.
"Ya ampun kak, ngagetin aja!"
"Tumben di rumah?" tanya perempuan itu. Kakak Dhika. Evelyn.
"Emang selama ini gue gak di rumah gitu?" tanya Dhika sarkas. Nggak habis pikir, dia juga salah satu penghuni rumah! bisa-bisanya keberadaannya dipertanyakan.
"Lo kan biasanya kliaran kalo malem," ujar kakak Dhika enteng. Berjalan melewati Dhika yang sedang berbaring di sofa.
"Yaelah serba salah, jadi Raisa gue. Di rumah diomelin gak di rumah diomelin juga. Heran deh!" gerutu Dhika. lengkap sudah penderitaannya hari ini.
"Mama dimana sekarang?"
"Ya gak tau lah, kamar mungkin, kalo gak gitu ya dapur," ujar Dhika asal-asalan.
Setelah diam beberapa saat Dhika membuka kunci layar smartphonenya. membuka aplikasi line.
Chat Hana ah!
Kiranya dapat membantu memperbaiki suasana hatinya kali ini. Semoga..
Dhikacgn
Woy Han
Hana A
Hana udh tdr
Dhikacgn
Ga udah bhong
Dhikacgn
usah
Hana A
Apaan? gue mau tdr ngantuk.
Dhikacgn
typo tai
Dhikacgn
Ipal kampret!
Hana A
Lo klo mau maki* ipal ga usah ke gue dong!
Dhikacgn
Hehe mf, gue lg eskopi
Hana A
eskopi? paan?
Dhikacgn
emosi.
Hana A
Y
Dhikacgn
gue di kasih id line cewek, eh dikibulin. pd ga bnr smua model cwknya.
Hana A
yaelah, kirain paan cang!
Dhikacgn
jones bisa apaa?
Hana A
Derita lo cang. Jones ya jones aja, gausah banyak gaya pake minta id line segala
Dhikacgn
Habisnya cemceman gue ilang entah kemana
Hana A
Dih, baru tau gue ada cowok yg kurbel banget kaya lo cang
Hana A
Btw...
Dhikacgn
Btw apaan?
Hana A
Cemceman lu sapa aja? Kali aja gue kenal
Hana A
Cowok yg modelnya kayak lo pastilah punya banyak gebetan
Wih, si eneng fastrespon cuy, balesannya panjang-panjang pula, senang hati cogan
Dhikacgn
Sok tau atuh sih princess
Dhikacgn
Gue cuma punya satu gebetan aja kok
Hana A
Siapa?
Dhikacgn
Elo
Read at 21.45
Yah, gak dibales. Baper apa si Hana? Padahal gue kan cuma bercanda.
Eh tapi gak juga sih.
*****
*puvy
makasih banyak buat yg udh baca sejauh ini :)
tbc, maaf untuk segala ketypoan wkwk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top