((6.a))

Keesokan harinya, Dayu sudah bangun jam empat pagi, dia menyiapkan keperluan dan bekal sekolah anaknya. Seperti yang dia katakan kepada Alvin kemarin, bahwa pada hari ini adalah hari pertama dia bekerja di sebuah showroom sebagai seorang sales. Walaupun pekerjaan ini sangat tidak sesuai dengan gelarnya sebagai seorang dokter, dia butuh pemasukan untuk dirinya sendiri karena sebentar lagi akan dicerai oleh Alvin.

Seperti yang dikatakan oleh Pak Satria, seorang pria yang bertugas sebagai manajer di bagian pemasaran, bahwa Dayu akan menjalani masa training dulu selama 3 bulan. Setelah masa training selesai dan dia bisa mencapai target yang ditentukan, baru bisa direkrut sebagai karyawan tetap.

Dayu kemudian menatap wajahnya, rambutnya yang sudah selesai di hair dryer, dibiarkan tergerai begitu saja hanya diberi sedikit jepitan di atas telinga agar terlihat lebih rapi. Berpenampilan menarik, ramah, cerdas serta komunikatif adalah syarat yang harus dipenuhi sebagai sales.

Dayu sudah beberapa kali mempelajari tutorial sederhana bagaimana menggunakan make up natural. Beberapa kali juga mencobanya secara sembunyi-sembunyi, tapi tak pernah percaya diri di depan orang lain. Kali ini ilmu itu harus dipraktekkan demi pekerjaan.

Saat ini, dia tengah berkutat dengan alat make-upnya, kemudian memoleskan ke wajahnya sesuai dengan tutorial yang pernah dia pelajari. setidaknya wajahnya terlihat lebih segar daripada biasanya. Wajah yang biasanya hanya dipenuhi oleh keringat karena lelah membereskan pekerjaan rumah siang dan malam.

Anaknya sudah diantar jemput oleh bis sekolah sekolah, untuk sementara sepulang sekolah diantar ke rumah mertuanya.

Dayu membuat roti bakar untuk dirinya sendiri, menyiapkan bekal makan siang serta sebotol susu untuk sarapan. Dia tidak sempat sarapan di rumah, dia tak ingin terlambat di hari pertama bekerja.

Selesai membereskan semua barang-barang yang diperlukan, kemudian Dayu bertemu dengan Alvin yang baru saja keluar dari kamarnya. Seperti biasa, pria itu bangun agak kesiangan dan melewatkan salat subuh.

Alvin terpaku sejenak melihat Dayu, wanita itu berbeda pagi ini, rambut yang terlalu digulung itu sekarang tergerai dengan indahnya. Dia terlihat lebih segar dengan penampilan barunya, juga terlihat lebih muda dari umurnya.

"Mau ke mana kamu, Dayu?" tanya Alvin dengan perasaan tak senang.

"Bukannya aku sudah bilang sama Mas, bahwa pada hari ini aku mulai bekerja," sahut Dayu sambil mengambil sepasang sepatu dari rak yang berbentuk box.

"Bekerja di showroom mobil, kan? tapi tenampilanmu seperti tidak menggambarkan tengah bekerja di tempat itu."

Dayu kemudian menoleh dan menatap dengan tatapan yang terluka. Lama hidup bersama Alvin, dia tau ke mana arah tuduhan pria itu.

"Maksud, Mas, apa? dengan penampilan seperti apa?"

"Dandananmu yang begini, seolah-olah seperti wanita yang akan menggoda pria."

Sabar, Dayu! kata Dayu menghibur dirinya sendiri. Hari ini dia berusaha memulai hidup baru secara mandiri, jangan sampai perkataan itu menyakiti hatinya. Tidak ... tidak boleh lagi ada air mata untuk Alvin, yang jelas-jelas sudah menutup hatinya.

"Menggoda pria? Ya, mungkin akan kulakukan, menggoda pria agar mereka mau mengeluarkan uang dan membeli salah satu unit mobil yang kami promosikan."

"Aku tak menyangka kau akan berubah secepat ini, Dayu."

"Aku? Aku yang berubah, Mas? Apa kau sudah memikirkan apa yang kau katakan? Bukannya kau yang menginginkan perubahan seperti ini? aku menjadi apa yang kau mau, tidak memperhatikan rumah sama sekali, tidak memasak makanan, tidak menyiapkan bekal, tidak mengurusmu, lalu apalagi? menepati janjiku untuk tidak ikut campur dengan urusanmu termasuk ketika kau memutuskan untuk keluar rumah dan pulang jam 2 dini hari, menemui seorang wanita yang sama sekali tidak pernah kau kenalkan kepadaku. Apa aku bertanya kepadamu, Mas? apa aku mengaturmu? tidak, kan? jadi mari kita tetap konsisten dengan peraturan yang telah kita buat, dengan saling tak ikut campur, paham?"

Alvin tidak bisa menjawab semua perkataan Dayu. Pria itu tak bisa membantah dan membiarkan Dayu pergi begitu saja dari rumah. Dia ingin mengabaikan Dayu pagi ini, tapi penampilan Dayu mengganggunya.

Sepeninggal Dayu, Alvin kemudian meninju udara.

"Sial, dia sama sekali tidak melebihkan satu saja roti bakar untukku," katanya.

***
Ini dia penampakan Dayu setelah dandan.

Jangan lupa vote dan komen. Follow juga ya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top