35. Jual mahal
Keesokan harinya Rudi dan Izza menemui Ibu dan Bapaknya di kamar hotel.
Tampak Yanti mengemasi barang-barangnya.
"Biar saya bantu, Buk." Inisiatif Izza mendekati Ibu mertuanya.
"Ndak usah," ketus Yanti tanpa mau menoleh ke arah menantunya.
"Duduk saja kamu Ndok, ini sudah selesai semua. Tinggal diangkat saja," kata Kasmiran menengahi agar Izza tak semakin sedih.
"Pak, kita sudah siapkan oleh-oleh buat dibawa pulang ke desa," kata Izza pada bapak mertuanya yang menurutnya cukup ramah dan bijaksana.
"Wahhh terima kasih ya, kalian beli apa saja?" tanya Kasmiran asntusias.
"Kita tadi beli lumpia basah, lumpia kering, wingko babat dan bandeng presto, Pak. Lumayan banyak, jadi bisa kalau mau dibagi-bagikan ke tetangga," sahut Izza.
Kasmiran tersenyum, "kamu ini mantu pengertian Ndok, bapak beruntung punya mantu seperti kamu. Kalau kalian libur sempetin waktu buat pulang ke rumah," kata Kasmiran.
Izza tersenyum lega, setidaknya ada bapak mertuanya yang baik padanya. Adik iparnya juga baik padanya cuma ibu mertuanya saja yang sedikit ketus.
"Jangan nunda momongan, beri bapak dan Ibumu banyak cucu," sambung Kasmiran.
Tiba-tiba pintu terbuka, munculah Dika di ambang pintu.
"Pak, Buk, semua sudah siap," kata Dika memberitahu.
"Ohh iya ... iya, ayo kita turun," ajak Kasmiran.
"Santi sama Bian ke mana?" tanya Yanti pada Dika.
"Santi sama Bian susah di bawah, Buk," sahut Dika.
"Ya sudah, ayo." Sahut Yanti sambil menggeret kopernya.
"Biar saya yang bawa, Buk," pinta Izza saat mengetahui ibu mertuanya menggeret kopernya sendiri.
"Ndak usah." Ketus Yanti sambil melengos berjalan mendahuli Izza yang berdiri kaku sambil menunduk dengan hati yang terluka.
Dika mengambil alih barang bawaan ibu mertuanya lalu menggiring mereka digiring keluar kamar.
Rudi memeluk Izza dari samping, "maafkan Ibu ya," lirih Rudi.
Izza tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
"Ayo kita turun," ajak Rudi.
Sampai di lobi sudah ada Santi dan Bian yang menunggu ditemani Ayu, Wisnu, dan juga Zara.
"Bulek sama Paklek pamit pulang dulu ya," pamit Yanti pada Ayu.
"Iya, Bulek." Sahut Ayu sambil menyalami mereka.
"Dik, bawa mobilnya hati-hati. Kalau capek istirahat dulu aja," pesan Rudi pada adik iparnya.
"Iya, Mas. Aku pamit dulu," sahut Dika.
Dika duduk di balik kemudi, di sebelahnya ada Kasmiran sedangkan Yanti, Santi dan Bian duduk di belakang. Mereka sudah siap meniggalkan pelataran hotel.
"Ayo kita kembali ke kamar," ajak Rudi setelah mobil yang membawa keluarganya sudah tak terlihat.
Izza mengangguk dengan senyum yang dipaksakan.
Tak bisa dipungkiri Izza merasa sedih atas perlakuan dari ibu mertuanya.
***
Mobil Dika memasuki halaman rumah ketika matahari sudah mulai tenggelam.
"Alhamdulillah sampai rumah juga." Kasmiran turun dari mobil sambil menurunkan barang bawaannya.
"Biannya bobok, Mas," kata Santi pada suaminya.
"Biar Mas aja yang gendong," sahut Dika.
Yanti turun terlebih dahulu, "ibu sepertinya masuk angin ini. Tak buatkan teh panas dulu." celetquk Yanti sambil menyangking beberapa tas oleh-oleh yang tadi diberikan anak dan menantunya.
Santi masuk ke kamar lalu segera membersihkan tubuhnya agar terasa lebih segar, begitu juga dengan Dika setelah ia membaringkan putranya di atas ranjang.
"Segerrrr!" Seru Kasmiran yang baru saja keluar dari kamar dengan hanya mengenakan sarung dan juga kaos dalam.
"Ibuk ndak mandi?" tanya Kasmiran.
"Ndak, ibu sepertinya masuk angin. Nanti sibin saja," sahut Yanti.
Kasmiran menyeruput tehnya, terasa hangat dan nikmat.
"Lhoh itu punya bapak lho, Buk!" Seru Kasmiran saat melihat istrinya makan lumpia yang tadi diberikan menantunya.
"Lha terus kenapa?!" Yanti tak acuh dan terus melahap lumpia yang kini ia makan.
"Tadi gayamu ndak mau waktu mantu kita ngasih," sahut Kasmiran.
"Ibuk ini sok jual mahal huhhh!"sambung Kasmiran.
"Kapan?! Ibu ndak pernah bilang kalau ibu ndak mau nerima," sahutnya lagi.
"Halahhh ketus sama orangnya tapi doyan sama makanannya." Cetus Kasmiran yang kini sudah melahap wingko babat.
"Huhhh Bapak ini bikin Ibu nggak selera makan saja!" Pekik Yanti berdiri hendak meninggalkan Kasmiran
"Lho lhoo lhoo mau ke mana bawa lumpia satu piring?" tanya Kasmiran heran melihat tingkah istrinya.
"Mau makan di teras saja," sahut Yanti.
Santi muncul dari kamarnya.
"Ndok, itu kamu bagi-bagi ke tetangga oleh-olehnya," Yanti mengintruksi anaknya.
"Iya, Buk," sahut Santi.
***
............bersambung......
"Semarang,14 Arpril 2.20
Salam
Silvia Dhaka
Repost 4 April 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top