2. Nenek Sihir!!!

Aku keluar dari lift menuju ruangan pak Denny untuk memberikan berkas yg sudah di tanda tangani oleh pak Dimas.

"Woy Mel, darimana aja?" Tanya Nina, sambil menjegat jalanku.

"Dari ruangan pak manager."

"Hah? Serius? Demi apa?" Tanya nya dengan penasaran.

Sumpah, aku jadi sedikit curiga lihat kelakuan nya Nina ini. Dia selalu aja kepoin setiap orang yg baru keluar dari ruangan pak Dimas. Awal nya kupikir mungkin karena untuk bahan gosipan dia, tapi masalah nya dia ga pernah gosipin tuh manager.

"Kamu naksir sama pak Dimas?" Tanyaku menyelidik.

Dia terkejut, lalu menormalkan lagi ekspresi wajah nya.

"Ih, apaan sih. Aku kan cuma kepo aja Mel, nama nya juga orang ganteng."

"Ya siapa tahu aja Nin, kamu suka. Hem... saingan kamu itu banyak banget, jadi aku saranin mending mundur teratur deh. Lagian kamu kan udah punya Bima."

Dia menghela nafasnya." Kamu kan tahu Mel, aku udah coba buat buka hati. Padahal dia baik banget, selalu nanyain kabar aku, tiap malam rajin nelpon, kapan pun aku butuh dia selalu ada. Tapi kok aku belum bisa rasain apapun ya ke dia?"

"Rasain gimana?"

"Ya kata orang-orang, kalau lagi pacaran itu pasti ngerasa dunia milik berdua dan yg lain pada ngontrak. Tapi kok aku ga ngerasain itu ya? Aku biasa aja. Aku anggap dia tetap kayak teman Mel."

Oke, aku tahu permasalahan nya disini.

"Jawaban nya simpel Nina, itu karena kamu ga cinta sama Bima. Coba aja kamu cinta, pasti rasa taik ayam itu udah kayak rasa cokelat."

PLAK...!!!

Tiba-tiba dia menepuk bahuku.

"Aduh... apaan sih Nin? Sakit tahu gak?" Aku mengelus bahuku yg dipukul nya.

"Kamu tuh ya Mel, orang lagi serius juga, malah dibercandain. Emang ga ada perumpaan yg lebih bagus dari taik ya? Mesti banget bawa yg jorok-jorok!"

"Lah aku kan cuma ngungkapin apa yg ada di pikiran aku secara spontan. Lagian itu perumpaan nya bukan aku yg buat, udah ada dari zaman bahelak Nina." Jawabku kesal.

"Orang iseng mana sih yg bikin itu perumpaan? Emang udah pernah makan tuh taik ayam maka nya tahu, rasanya kayak cokelat?"

"Manaketehe... udah ah, aku mau keruangan pak Denny dulu." Aku pun pergi keruangan bos ku.

"Ih, orang belum selesai bicara juga. Dasar teman durhaka, ku kutuk engkau jadi princess Syahrini!!" Teriaknya ke arahku.

Aku pun tertawa dan memeletkan lidahku kearah nya.

****

Jam menunjukkan pukul 5 sore, akhirnya waktu nya pulang. Dengan semangat 45 aku membereskan semua barang-barangku ke dalam tas.

"Mel, aku dijemput sama Bima. Kamu ga papa kan naik angkot sendiri?"

"Tumben kamu mau dijemput? Biasanya kamu nolak kan?"

"Iya, aku ga enak aja nolak terus. Kehabisan ngasih alasan Mel."

"Yaudah lah Nin, harus nya kamu bersyukur ada cowok yg cinta mati sama kamu. Jangan di sia-sia'kan, mungkin sekarang kamu ga cinta. Tapi siapa yg tahu ke depan nya nanti kayak gimana? Mungkin aja entar kamu yg cinta mati ke dia."

"Itu yg aku harapkan, tapi kapan datang nya cinta itu? Aku udah capek bohongin diriku sendiri. Gak tega aku mainkan perasaan Bima."

"Jalani aja dulu Nin. Kalau ke depan nya masih belum juga cinta, mungkin kamu bisa cari jalan terbaik nanti."

"Iya sih. Yaudah deh, aku deluan ya Mel."

"Yoi."

Setelah selesai membereskan semuanya, aku pun langsung menuju lift dan menekan timbol untuk turun ke lantai bawah.

Ku lihat lift nya berjalan dan sampai akhirnya berhenti dilantai 3.

TING....!!

Pintu lift pun terbuka dan aku berhenti berjalan saat aku melihat siapa yg ada didalam.

Pak manajer, alias pak Dimas.

Dia sendiri didalam sana, aku pun menundukkan kepalaku untuk memberi hormat.

Sial!

Mana mungkin aku masuk ke dalam lift dan bergabung dengan pak Dimas. Aku pun langsung berjalan dan mundur kebelakang.

Dia melihatku tapi saat aku melihatnya, pak manajer malah mengalihkan pandangan nya kearah ponsel yg ada ditangan nya.

Astaga, pak Dimas benar-benar takut melihat wajahku!

Poor me!

Sampai akhirnya pintu lift pun tertutup lagi dan turun kebawah.

Dan akhirnya aku memilih untuk turun dari tangga saja. Karena akan sangat lama menunggu lift itu lagi.

Sesampai nya di lantai bawah aku terkejut melihat keadaan diluar, ternyata sedang hujan.

Kalau sudah hujan begini, gimana caranya aku bisa pulang naik angkot coba?

Adakah lebih sial dari hari ini?

Terpaksa aku harus menunggu hujan nya berhenti dulu.

"Hallo, Honey? Kamu udah dimana? Ooh, yaudah aku tunggu ya, bye, muuaachh...."

Oke, tanpa menoleh kesamping aku sudah tahu itu suara manja siapa.

Ya siapa lagi kalau bukan si boneka barbie! Alias Citra Anidya.

"Eh ada Melodi jomblo ternyata disini."

Oke, sepertinya acara drama seperti Cinderella beserta kawan nya bawang merah dan bawang putih akan dimulai. Dan kalian pasti tahu siapa yg jadi korban nya disini.

Ya, kalian benar!

Jawaban nya adalah aku.

"Mel, kamu udah punya pacar gak sih? Aku kok prihatin gitu ya lihat kamu yg menjomblo dari dulu sampai sekarang. Kamu masih normal kan?"

Gak dengar

Gak dengar

Gak dengar

Aku mengucapkan nya dalam hati. Tapi sial nya, aku tetap saja bisa mendengar suara si cempreng itu.

"Lihat tuh si Nina sahabat karibmu, walaupun tampang nya standart tapi bisa punya cowok. Lalu kamu kapan Mel? Atau jangan-jangan jodoh kamu belum lahir lagi? Upss! Hahaa...."

Aku menoleh kearah nya dan menatap nya. "Gak usah sombong deh Citra, percuma juga kalau kamu sering pacaran tapi ga ada satu pun cowok yg serius dan lamar kamu untuk nikah. Kalau cuma pacaran sih, anak SD juga bisa! Jadi gak usah nyindir aku gitu deh."

"Eh! Jangan samakan aku sama anak SD ya! Beda jauh lah! Dengar ya Mel, banyak kok yg mau lamar aku jadi istri, tapi semuanya aku tolak. Kamu tahu kenapa? Karena aku bisa mendapatkan cowok mana aja yg aku mau. Wajah cantik dan tubuh seksi ini adalah aset aku untuk bisa mendapatkan cowok kaya. Enggak kayak kamu, ga pernah dilirik satu cowok pun karena kutu buku dan gak pandai bergaya!

"Aku kasih tahu ya ke kamu, yg dilihat atau yg dinilai cowok pertama kali dari cewek adalah wajahnya yg cantik atau payudaranya yg besar. Paling tidak kamu harus punya salah satu aset itu. Tapi kalau dilihat, kamu tidak punya kriteria dari yg aku sebutkan tadi. Ingat Mel, orang cantik itu selalu menang dari orang pintar, cam kan itu!"

Aku tidak bisa melawan ucapan dari Citra, aku kalah telak!

Semua yg diucapkan nya itu benar, jadi aku tidak bisa membela diri. Aku tidak cantik dan aku tidak seksi. Lantas apa yg bisa aku banggakan dari diriku?

Kepintaran?

Oh ayolah, nilai IP yg aku dapatkan bahkan lebih tinggi dari Citra. Tapi aku tetap saja kalah saing dengan nya. Kecantikan nya membawa nya menjadi seorang sekertaris manajer. Sementara aku? Hanya pegawai bawahan yg jauh dari jabatan yg dimiliki oleh Citra.

Kulihat sebuah mobil mewah berhenti didepan kami. Aku yakin ini pasti cowoknya Citra yg tadi menelpon nya.

"Oh iya Mel, minggu depan kamu ikut reuni SMA kan? Aku harap kamu datang dengan membawa pasangan kamu ya? Aku ga sabar nunggu nya, oke deh aku pergi dulu ya Melodi jomblo. Hahaa...."

Dia tertawa diatas kesedihanku, benar-benar nenek sihir!

Dasar hantu Valak!!

Aku sumpahin, dia putus dari cowok yg membawa mobil tadi!

Amin....

14-Juli-2016

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top