15. Pesan

Aku menghela nafas panjang untuk ke tujuh kali nya. Dengan kesal aku melepas earphone dari ke dua telingku. Gimana aku bisa fokus dengerin lagu, kalau ada orang yang lagi teleponan sambil nangis?

Seharus nya tadi aku dengerin omongan Nina untuk pulang ke rumah orang tuaku dengan naik taksi. Tapi karena ingin irit, aku lebih memilih naik bus angkutan umum. Dan berakhir di sini, duduk bersebelahan dengan seorang wanita yang sedang berantem dengan kekasih nya.

Aku menoleh ke samping dan melihat wanita itu sedang menangis sambil memaki cowok nya. Kayak nya dia nggak peduli deh, kalau orang yang ada di dalam bus ini mendengar semua ucapan nya.

Benar-benar sinting nih orang!

Harus banget ya, seluruh isi bumi ini dengar atau tahu kalau dia punya cowok dan sekarang lagi berantem?

Hello??? Ini bus umum loh? Nggak malu ya? Emang nggak bisa nunggu nyampe di rumah teleponan nya? Harus gitu di sini?

Jangan sampai kalau aku pacaran jadi bertingkah alay kayak wanita yang ada di sampingku ini.

Eiuhh, geli bayangin nya!

"Dasar cowok ta**! Playboy panuan! Otak kiloan! Aku benci kamu! Cowok brengsek! Kenapa kamu giniin aku? Hah? Kenapa anj***! Aku udah kasih semua nya sama kamu, tapi apa yang aku dapat? Kamu selingkuh sama cewek pecun itu! Emang benar ya kata orang, semua cowok itu sama aja, sama-sama brengsek! Aku jijik sama kamu!"

Aku memutar ke dua bola mataku kala mendengar umpatan nya yang cukup sadis menurutku.

Hadeuh...

Please deh, yang nyuruh dia nyobain semua cowok siapa? Salah siapa coba mau ngasih tubuh nya secara gratis? Kan dia sendiri? Aneh!

Terus dia bilang apa tadi? Jijik?

Alahh-alaaah....

Jangan sok jijik deh, biar gimanapun kamu pasti udah pernah ngerasain ludah nya. Iya nggak? Dasar munafik!

"Dulu kamu bilang sayang dan cinta mati sama aku. Tapi mana? Omongan kamu kayak balon tahu nggak! Isi nya angin doang! Bohong semua nya!" Kata wanita itu lagi.

Hahaa....

Aku tertawa dan bicara dalam hati.

Aku kasih tahu nih untuk para wanita. Jangan pernah bangga deh di panggil sayang. Makanan yang jatuh belom 5 menit juga nama nya sayang.

Cowok emang pintar banget kalau modusin cewek. Dan aku udah pernah kena modus sekali.

Akhh... rasa nya pingin aku cincang jadi sate padang!

Setelah setengah jam, akhirnya wanita yang ada di sampingku ini berhenti menangis. Mungkin udah di gombalin sama cowok nya kali ya, maka nya bisa diam jadi nya.

Cewek itu telinga nya emang paling sensitif dan lemah. Kenapa? Karena pantang dengar rayuan cowok. Pasti langsung klepek-klepek. Iya kan? Iya dong, kayak aku dulu.

Ku lihat wanita itu sudah menghapus air mata nya dengan sapu tangan bewarna abu-abu.

"Sekarang kamu jujur coba, dia teman atau memang pacar selingkuhan kamu? Aku bakal maafin kalau kamu terus terang."

Aih....

Zaman sekarang emang agak susah nebak yang mana pacaran dan yang mana teman.

Kalau teman ya teman. Pacar ya pacar. Jangan temenan kayak pacaran. Apalagi pacaran kayak temenan. Tipis sih beda nya, tapi....

Pahit bro! Pahit!

Rasa nya itu seperti luka sayatan yang di siram pakai air asam. Bisa di bayangkan?

Sakit Jenderal! Sakit!

Maka nya, sekarang aku itu mau cari pasangan yang benar-benar pas dan cocok sama aku. Yang bisa menerima kekurangan aku dan mencintai kelebihan ku.

Sebab ada kata pas dalam pasangan. Jadi kalau misal nya gak pas ya cuma bisa jadi angan.

Dan untuk saat ini, aku masih bersyukur menyandang status jomblo. Asal kalian tahu saja ya, jomblo itu adalah sosok manusia yang mandiri. Kenapa? Ya karena kemana-mana pasti selalu sendiri. Hahaa....

Walaupun terkadang ada sedikit rasa gelisah sih terselip di hati, dan menimbulkan tanda tanya.

Apakah aku punya jodoh? Kalau iya, kapan jodohku datang?

Hem... mungkin itu masih di rahasiakan oleh Tuhan dan juga si Author.

Hufft....

Aku kembali menghembuskan nafas dan menoleh ke kaca jendela bus. Dan telingaku masih tetap dapat mendengar pembicaraan wanita yang duduk di sebelahku itu. Bukan karena aku sedang menguping, tapi dasar suara nya saja yang terdengar kuat.

"Yaudah, untuk kali ini aku maafin. Tapi kamu harus janji menuruti segala perintah aku dan jauhi hal-hal yang aku larang. Kalau enggak, kita putus!" Ancam si wanita tersebut.

Aku pun mendelik dan menggelengkan kepala.

Gila! Gila! Gila! Itu pacar apa Tuhan ya? Menuruti segala perintah nya dan menjauhi segala larangan nya.

Ada-ada aja pacaran jaman sekarang.

Lama-lama aku bisa gila sendiri di dalam bus ini.

Ya Tuhan... berikanlah kekuatan pada si abang supir, supaya bus ini bisa melaju cepat sampai di rumah orang tuaku.

Amin....

****

Akhirnya setelah 2 jam di perjalanan, nyampe juga di rumah.

Mama langsung tersenyum saat melihatku.

"Eh anak perawan Mama yang sulung udah pulang," Ledek Mamaku.

Adikku Gita tertawa.

"Jelek banget dengar nya Ma!" Kataku.

"Loh, emang benar kan Mel?"

"Ih nggak lucu tahu Ma, Melodi balik lagi nih ke kontrakan."

"Idih gitu aja merajuk, sini peluk dulu. Mama udah kangen sama kamu."

Dengan wajah yang cemberut aku memeluk Mama.

"Eh gimana sama cowok yang Mama jodohin itu? Sukses gak?" Tanya Mama saat melepas pelukan nya.

Aku meletakkan tas di atas meja. "Gagal total Ma, Melodi di tolak!"

"Hah? Kok bisa dia nolak anak gadis Mama?"

"Itu cowok tentara punya kriteria, kata nya dia suka cewek tinggi, putih, langsing, agresif. Dan Melodi, nggak punya semua itu."

"Dia mau cari calon istri? Model atau artis sih? Banyak banget kriteria nya. Setahu Mama tuh ya, kalau mau cari pasangan yang penting itu seagama, baik, sopan, sayang sama orang tua dan punya kerjaan. Anak zaman sekarang malah aneh-aneh kriteria nya."

Gita tertawa dan duduk di sebelahku sambil merangkul ku. "Gak semua orang punya pemikiran kayak gitu Ma. Yaudah lah, gak usah jodoh-jodohin kak Mel lagi. Kalau udah jodoh, pasti datang sendiri."

"Gimana mau datang kalau nggak di cari dulu Gita? Masa iya diam aja di rumah, terus tiba-tiba ada cowok yang ngetuk pintu rumah kita dan melamar kakak mu Melodi? Mustahil kan? Maka nya harus ada usaha juga, dan salah satu nya dengan menjodohkan." Jelas Mama ke adik ku Gita.

"Ini bahas apa sih? Udah ah, aku mau makan dulu. Laper!" Ucapku pergi sambil pergi ke dapur. Bukan untuk menghindari topik pembahasan itu tapi karena aku memang lapar sekali.

Saat aku sedang asik makan, tiba-tiba Mama nongol dan duduk di samping ku.

"Mel," Panggil Mama.

"Heum?"

"Besok kan si Mega nikah, nanti kamu jangan lupa ya untuk ambil bunga melati yang ada di rambut dia. Kata orang tua dulu sih, kalau bunga hiasan yang ada di rambut pengantin di curi diam-diam tanpa sepengetahuan si pengantin, itu orang bakal cepat dapat jodoh dan langsung nyusul nikah." Ujar Mama.

"Ah serius Ma? Masa iya sih? Cuma ngambil bunga dari hiasan rambut pengantin bisa cepat dapat jodoh?" Tanyaku tak percaya.

"Ya di coba aja dulu, siapa tahu betul. Kadang omongan para orang tua dulu ada benar nya loh."

"Tapi kan dosa Ma, masa Melodi di suruh nyolong bunga sih? Nanti gak di restuin Tuhan lagi niat kita."

"Ya, maka nya berdoa dulu minta pengampunan sama Tuhan sebelum ngambil. Tuhan pasti ngerti kok, Mel."

Aku mengangguk paham. "Yaudah deh, besok Mel coba nyuri tuh bunga nya."

"Nah gitu dong, ini baru anak Mami." Kata Mama sambil tersenyum.

"Jadi kalau nggak nurut?"

"Kalau nggak nurut berarti anak tetangga."

Kami berdua pun tertawa bersama. Rindu juga sama suasana kumpul bareng keluarga.

"Oh iya, Papa mana?"

"Masih di rumah nya Om kamu, ikut ngurusi acara adat nikah nya Mega besok."

Oh gitu, aku mengangguk.

Sesaat aku teringat dengan adik ku Gita. Seperti nya ini waktu yang tepat untuk membahas nya.

"Mama, Melodi mau ngomong serius. Ini tentang Gita."

"Kenapa?"

"Melodi beneran gak keberatan kok kalau Gita nikah lebih dulu. Tunggu Ma, biar Melodi ungkapkan perasaan Melodi dulu," Ucapku saat Mama hendak mau berbicara. "Dari kecil Melodi yang selalu mendapat baju baru karena Melodi anak pertama, dan Gita akan selalu mendapat pakaian bekas Melodi yang udah kecil. Begitu juga dengan boneka, dia selalu dapat bekas dari punya Melodi. Sampai kita berdua besar seperti sekarang, tapi dia gak pernah ngeluh. Gita selalu nerima apapun yang Mama bilang ke dia."

"Maksud kamu, Mama gak sayang gitu ke Gita? Pilih kasih?"

"Bukan itu maksud Melodi. Mel yakin seratus persen kami berdua adalah anak kandung Mama. Dan Mama sayang sama kami berdua. Melodi juga tahu alasan kenapa pakaian bekas punya Mel di pakai kembali oleh Gita. Kita perlu hemat, karena cari uang itu susah. Lagian baju bekas Melodi juga bagus, maka nya sayang di buang. Jadi lebih baik Gita yang pakai.

"Melodi sayang sama Gita, dan Melodi pikir gak ada salah nya kalau kali ini Melodi yang ngalah ke dia. Toh juga Melodi belum punya cowok, jadi gak ada alasan untuk Gita gak boleh melangkahi Melodi. Please Mama, biarin Gita nikah sama Alex. Apa Mama mau kalau Gita di tinggalin cowok nya hanya karena alasan yang masih mitos itu? Jangan sampai Gita jadi perawan tua karena sudah melewatkan jodoh nya Ma. Dan Melodi pasti akan merasa bersalah banget kalau sampai itu terjadi."

Mama ku terdiam sesaat. Lalu aku menarik tangan Mama dan menggenggam nya. "Please Mama pikirin lagi ucapan Melodi ini. Mel yakin, Mama pasti bisa berpikir bijak untuk masa depan ke dua putri Mama."

Kemudian aku meminum satu gelas air putih karena haus terlalu banyak bicara.

Sampai aku mendengar suara teriakan Gita dari ruang Depan.

"Kak Mel, ponsel kakak bunyi tuh. Kayak nya ada sms deh."

"Mel ke depan ya Ma." Kataku.

Mama tersenyum dan menganggukkan kepala dengan pelan.

Aku berlari kecil ke ruang depan dan mengambil ponsel yang ada di dalam tasku.

Ada satu pesan, dari siapa ya? Karena penasaran aku membuka pesan nya dan ternyata itu sms dari kartu operator.

Damn it!

Udah semangat lari, eh cuma pesan dari operator.

Dan betapa sangat syok nya aku saat membaca isi pesan nya.

Pelanggan yang terhormat aktifkan paket jomblo kamu
sampai waktu yang belum di tentukan. Nikmati juga paket galau malam mingguan di *123# luapkan segala rasa galau mu dengan aktifkan NSP "Sadis" dari Afgan dan lain-lain nya di *123*13#


Mataku hampir keluar saat membaca nya.

Are you kidding me huh??

Lelucon apa ini?

Sejak kapan ada pesan operator seperti ini?

Apa pesan ini hanya untuk aku seorang di Indonesia?

5-November-2016

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top