13. Yeyeyee....
Dasar Airlangga buaya cabe-cabean!
Dasar Citra nenek sihir!
Dua manusia kampret sialan!
Aku terus mengumpat sepanjang jalan dari kafe itu. Dan begitu sampai di depan jalan raya, aku mengumpat lagi.
Sial... sial... sial....
Daerah ini kan gak ada angkot yang lewat, terpaksa harus telpon taksi dong? Tapi aku kan gak bawa hp. Aiistt... ngeselin banget sih!
Ini semua gara-gara Citra kampret!
Gimana cara nya aku bisa balik ke kantor?
Aku harus minta tolong sama siapa? Ke Citra atau Airlangga?
Oh big no!!
Ya kali aku udah maki-maki mereka berdua, masa minta nebeng pulang sih? Ide paling konyol itu....
Akhh pusing.....
Kepala ku menunduk ke bawah, memikirkan kenapa nasib aku bisa jelek banget ya? Apa emang aku di takdirkan untuk hidup sendiri tanpa pasangan?
Kok kayak nya susah banget dapat cowok. Belum pacaran aja, aku udah patah hati duluan.
Ya nasib... nasib....
Aku menoleh ke samping saat mendengar suara dua anak remaja SMP yang lagi pacaran.
Mereka jalan bergandengan tangan ke tempat parkir motor. Mesra banget ya Tuhan, cobaan apa ini? Aku kalah saing sama anak kecil yang beranjak remaja.
Dulu waktu aku kecil ngelihat orang dewasa pacaran. Sekarang udah dewasa, malah ngelihat anak kecil pacaran. Lah terus aku kapan??
Ngenes banget deh....
Bibir ku manyun saat motor sepasang remaja itu melintas di hadapanku. Gila! Rapat banget goncengan nya, bisa tuh dua orang lagi duduk di belakang.
Harus nya tadi aku ikut nebeng sama mereka, hahaa....
Aku berhenti tertawa saat melihat taksi berhenti di depan ku.
Wuihh... ternyata nasib ku gak sial-sial amat kok.
Haha....
Begitu penumpang taksi nya turun, aku pun segera masuk ke dalam mobil.
"Kemana mbak?" Tanya supir taksi nya.
"Perusahaan JPCirillo Chase and Co pak," Jawab ku.
Supir nya mengangguk dan segera menjalankan mobil nya.
Di perjalanan Pak supir nya menyetel radio dan terdengarlah lagu nya Afgan yang berjudul sadis.
Semoga Tuhan membalas semua yang terjadi kepadaku suatu saat nanti...
Hingga kau sadari sesungguhnya yang kau punya, hanya aku tempatmu kembali sebagai cintamu...
Aku mengernyit kan kening saat mendengar lagu galau itu.
"Pak ganti dong lagu nya," Pinta ku pada pak supir taksi.
"Iya mbak."
Dan lagu nya pun berganti, tapi sial nya malah lebih bikin aku galau lagi.
Gimana enggak? Ini lagu nya Yovie & The Nuno yang
Judul nya Sakit Hati. Secara gak langsung lirik nya nyindir aku banget. Pokok nya pas deh nusuk di hati.
Ku tahu engkau pasti tahu
Betapa hancurnya aku
Bunga yang dulu begitu indah
Perginya entah kemana
Aku sakit, aku sakit hati
Kau terbangkan ku ke awan
Lalu jatuhkan ke dasar jurang
Aku sakit dan ku tak mengerti
Kau berikan mimpi indah
Namun kenyataan tak seindah mimpi
Sadar kini cinta tak berbalas....
"Pak, mending radio nya di matikan saja. Kepala saya pusing dengar lagu nya."
"Hening dong mbak."
"Gak apa-apa," Kata ku.
"Yaudah, terserah mbak nya aja."
*****
Aku langsung membayar uang taksi dan masuk ke dalam gedung kantor.
Duit habis di ongkos, perut laper karena belum makan. Ini semua gara-gara Citra dan Airlangga.
Lihat aja, bakalan aku santet mereka berdua kalau sampai asam lambung aku kambuh.
Kesal banget deh ah....
Pingin makan orang jadi nya.
Aku berjalan sambil bergumam gak jelas dan tiba-tiba....
BRUK...!
Aku terjatuh karena menabrak sesuatu yang keras. Aku pun meringis sambil mengelus bokong ku yang sukses mencium lantai keramik kantor.
Ini efek lapar, jadi nya nggak fokus untuk jalan.
"Kamu nggak apa-apa?"
Aku melihat uluran tangan di depan wajah ku.
Astaga....
Itu tangan pak Dimas. Jadi orang yang aku tabrak tadi si Manajer kaku?
Aku langsung bangkit berdiri tanpa bantuan Pak Dimas. Bukan nya sok, tapi aku segan nyentuh tangan dia.
"Iya, nggak apa-apa kok. Aduh maaf ya Pak Dimas, tadi saya nggak sengaja nabrak nya."
"Wajah kamu kenapa? Kok pucat banget?" Tanya nya sambil menatap lurus ke arah ku.
"Hah? Pucat? Oh mungkin karena saya belum makan kali ya," Ujar ku.
"Kamu belum makan?"
Aduh kan jadi keceplosan deh ini mulut.
"Hem... i-iya...."
"Kebetulan saya juga belum makan, mau bareng?"
Dengan cepat aku langsung menggeleng kan kepala. "Gak usah pak, hem... sa-saya permisi dulu." Jawabku sedikit gugup.
Aku langsung pergi meninggalkan pak Dimas.
Ih si Manajer kaku itu apa-apaan sih? Kok kayak nya rada aneh ya sekarang. Dulu dia cuek banget sama orang, udah gitu jarang ngomong. Tapi kok perhatian banget sama aku? Ngomong nya juga panjang lebar, gak pelit bicara kayak biasa nya.
Apa mungkin Pak Dimas....
Gak-gak mungkin Melodi!
Ngacok dan ngarang bebas banget deh!
Dunia bakalan kiamat kalau seorang Pak Dimas suka sama kamu Melodi....
Pokok nya mulai sekarang, aku gak boleh cepat baper dan ge'er kalau di kasih perhatian sama cowok.
Iya, nggak boleh!
Aku terus berjalan sambil meneguhkan hatiku untuk tidak mudah percaya lagi sama ucapan para pria di luar sana.
Aku harus berhati-hati dan membuat pertahanan kuat seperti tembok Cina biar gak gampang di sakitin lagi.
Untung hati manusia itu ciptaan Tuhan, coba buatan manusia. Gak kebayang deh, pasti udah hancur lebur nih hati di buat cowok kampret kayak Airlangga.
Begitu sampai di lantai tempat aku bekerja, si Nina langsung memanggil ku.
"Woy Mel, darimana aja? Di tungguin kok gak nongol di kantin?"
"Aku laper banget Nin, ada beli roti gak?" Tanyaku balik.
"Loh, emang kamu belum makan?"
"Belum," Jawabku sambil menggeleng kepala.
"Kok bisa? Kirain aku tadi kamu makan di luar loh," Ujar nya seraya mengambil roti dari meja kerja nya. "Ini, tapi nanti ganti ya? Haha...."
"Astaga pelit amat!"
Nina tertawa. "Bercanda, yaudah deh makan."
Aku menerima roti bungkus itu dan membuka nya.
Hem, lumayan lah untuk isi perut. Jadi cacing nya gak perlu demo-demo lagi.
"Nin, aku kesal banget hari ini."
"Kenapa lagi?"
"Tahu gak, masa tadi si Citra ngajak aku keluar. Dia sengaja, karena udah janjian ketemuan sama Airlangga di kafe."
"Hah? Serius? Terus-terus...." Ujar Nina kepo.
"Iya, aku duduk gak jauh dari meja mereka. Jadi aku bisa dengar semua pembicaraan nya. Dan aku emosi banget waktu si Airlangga banding-bandingkan aku sama Citra," Kata ku sambil mengunyah roti.
"Emang si kampret bilang apa?"
"Dia bilang aku itu cewek yang kaku, aku gak secantik Citra. Pokok nya kata dia Citra itu cewek idaman para lelaki. Ya ampun Nin, bisa bayangin gak sih kalau kamu ada di posisi aku? Sakit hati banget tahu gak."
"Iya pasti nyesek nya sampai ke ulu hati ya Mel?"
"Beugh... nyesek banget lah pokok nya."
"Cowok sialan tuh emang! Udah Mel, gak usah di pikirin lagi cowok kayak gitu. Emosi sendiri aku dengar nya. Pingin aku lemparin kaos kaki busuk ke mulut Airlangga. Biar tahu rasa dia!" Kata Nina terbawa emosi juga mendengar cerita ku.
"Setuju. Niat nya tadi aku pingin lempar telur busuk tahu gak, tapi gak sempat nyari. Jadi aku siram aja muka dia pakai minuman. Dan aku puas banget lihat ekspresi dia waktu kaget ngelihat aku ada di sana."
"Ih mampus syukurin tuh orang! Harus nya siram pakai air panas Mel, biar melepuh sekalian wajah nya. Hahaa...." Nina tertawa.
"Iya habis itu aku yang masuk penjara, makasih ya untuk ide nya Nina." Kata ku menyindir.
"Hahaa... maaf Mel, habis nya emosi dengar cerita nya. Eh kalau pun di penjara, kan tinggal sewa pengacara Mel."
"Ogah, mending aku beli mobil Pajero daripada sewa pengacara. Sayang banget uang nya."
"Iya juga sih... eh itu suara Adam Levine lagi nyanyi." Seru Nina.
Aku mengambil ponsel ku yang berdering.
Gita? Hem... untuk apa adik ku nelpon ya?
"Halo Kak Mel," Ucap Gita.
"Ya dek, kenapa?"
"Kata Mama jangan lupa, nanti sore pulang ke rumah. Besok kan Mega mau nikah."
Oh iya, aku menepuk jidat ku dengan tangan.
Astaga aku hampir lupa kalau sepupu ku besok mau nikahan.
"Iya-iya, nanti sore kakak langsung on the way ke rumah deh. Eh kakak lupa beli kado untuk Mega, tolong ya beliin. Nanti kakak ganti uang nya."
"Sudah Gita duga kalau kak Mel pasti lupa. Jadi kemarin udah Gita beliin kado untuk kakak juga," Ucap nya.
"Yaelah, maklum lah kalau kakak lupa. Banyak kerjaan soal nya."
"Bukan karena faktor usia ya kak? Haha...." Ejek nya padaku.
"Eh gak usah sok bawa-bawa umur ya Git. Kita itu cuma beda 2 tahun doang."
"Sensitif amat sih, iya bercanda kakak ku sayang.... eh jadi kakak udah ada pasangan belum? Nanti kakak siap-siap aja jadi bahan gosipan sama saudara dan tetangga kalau udah pulang hahaa.... saran Gita sih, tebal-tebalin telinga aja kak. Atau sewa cowok bayaran aja." Saran Gita sambil tertawa.
"Oh sekarang kamu udah pandai ngejek kakak ya Git? Mau aku sumpahin kamu ikut jomblo kayak kakak?"
"Aisstt amit-amit... jauh-jauh deh sumpah nya."
"Maka nya jangan ejek kakak dong, kakak lagi galau ini." Kata ku sambil berjalan ke meja kerjaku sendiri.
Dan Nina sudah kembali ke meja nya juga.
"Gita heran deh, kok kakak susah amat sih dapat cowok. Padahal kakak gak jelek dan gak bodoh, apa ya yang kurang?" Tanya nya.
"Kurang bohay kayak nya."
"Ah Gita juga gak bohay tapi Alex cinta mati kok sama Gita."
Aku terdiam sesaat, lalu aku berdehem. "Hem... dek?"
"Ya?"
"Kakak minta maaf ya," Ujarku.
"Untuk?"
"Karena kakak, kamu jadi di larang Mama gak boleh nikah sama Alex. Padahal kakak ikhlas kok kalau di langkahi sama adek."
"Iya sih kak, kadang aku sama Alex juga suka berantem kalau bahas ini. Alex kan udah umur 30 tahun, anak pertama lagi. Jadi orang tua nya udah pingin cepat-cepat nyuruh Akex nikah. Sementara Mama gak bolehin. Gita bingung kak, di satu sisi Gita gak mau langkahi kak Mel. Di satu sisi lagi, Gita gak mau pisah sama Alex. Tapi Gita bakal lebih utamakan keluarga kak, Gita udah bilang ke Alex. Kalau dia emang cinta dan sayang sama Gita, dia pasti gak masalah harus nunggu."
Aku memejamkan mataku saat ini. Gara-gara status single ini, adik ku Gita jadi terkena imbas nya.
Kayak nya aku harus bicarakan ini pada Mama.
"Jangan gitu dek, semua orang gak akan suka kalau di suruh nunggu. Apalagi gak jelas harus nunggu berapa lama waktu nya. Udah kamu tenang aja, nanti kakak yang bicarakan ini sama Mama."
"Ih kayak kakak gak kenal Mama aja deh."
"Ya kan di coba dulu, siapa tahu ada malaikat di samping Mama terus Mama jadi setuju."
"Amin... amin... semoga ya kak."
"Iya."
"Yaudah deh, Gita matiin telpon nya ya."
"Iya. Eh jangan lupa, kirim salam dari kakak untuk Alex."
"Oke," Ujar nya.
Aku meletakkan ponsel ku di meja. Namun beberapa detik kemudian terdengar bunyi pesan chat BeeTalk dari ponsel ku.
Dengan cepat aku mengambil ponsel kembali dan membuka itu chat BeeTalk dari siapa.
Aku sangat berharap ini dari AAC.
Dan ternyata....
AAC : Sorry baru sekarang bisa balas chat nya. Beberapa hari ini aku sibuk banget ngurus berkas-berkas, soal nya aku mau di pindah tugaskan lagi.
AAC : Dan... aku mau bilang sesuatu juga ke kamu.
AAC : Kalau aku...
AAC : Kangennnnn banget sama Melow :-)
OH.MY.GOD!!!
Akhirnya si mesum AAC balas chat aku lagi.
Yeyeye.........
Aku senang banget, rasa nya semua kesialan aku hari ini sirna dalam sekejap hanya karena mendapat balasan chat dari seorang AAC yang aku kenal di dunia maya.
2- November-2016
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top