21. Surprise

Ready PDF
Menjadi Wanita Kedua    40K
Menjemput Cinta            40K
Minat wa 089668046446

Happy reading

***

Anjani tertegun ketika Dion ternyata menghentikan laju mobilnya di depan rumah mewah yang sudah ia tahu siapa pemiliknya.
Ada rasa takut, malu, dan grogi hinggap di hatinya saat akan melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah mewah tersebut.

"Kenapa kamu ajak aku ke sini, Mas?" tanya Anjani yang belum mau keluar dari mobil Dion.

"Ayo kita turun," ajak Dion.

"Aku nggak mau, Mas! Apa kata orang tuamu jika mereka tahu aku kembali ke kehidupanmu," kata Anjani.

"Sudahlah Mas, hentikan kekonyolan ini," sambung Anjani.

"Ayo, mas mohon, Sayang. Sekali ini saja ...." Kata Dion meyakinkan Anjani.

Anjani terlihat ragu menerima ajakan Dion.

"Ayo kita masuk," ajak Dion kembali.

Akhirnya dengan langkah yang ragu Anjani masuk ke rumah orang tua Dion. Namun berbeda halnya dengan Anjani yang ragu dan terkesan takut, Dion malah memasang senyum terbaiknya dengan hati yang berbunga-bunga masuk ke dalam rumah orang tuanya.

"Mama ... coba lihat siapa yang Dion bawa ...!" Seru Dion saat melihat Risma sedang duduk di ruang keluarga.

"Apa sih teriak-teriak, kayak anak kecil aja!" Sahut Risma tanpa mau menoleh ke arah Dion. Risma malah asik menciumi pipi gembil Letta.

"Malu tahu sama Letta, iya Sayang ... duhh cucu oma yang cantik," kata Risma pada Letta. Mendengar ucapan dari Risma, Letta malah semakin tertawa. Mungkin bayi lucu itu mengira jika sang oma sedang medongengkannya.

Kini Anjani berdiri kaku di depan Risma yang belum sadar akan kehadirannya.

"Mam, lihat siapa yang datang," kata Dion pada mamanya.

Risma seketika menoleh ke arah Dion, dan terkejut saat indra pengelihatannya menangkap sesosok wanita yang dicari-cari putranya selama ini.

"Anjani?!" seru Risma tak percaya dengan apa yang kini ia lihat.

"Ibu Risma ...," sapa Anjani canggung.

Risma tersenyum, kemudian bangkit dari tempat duduknya dan memberikan Letta kepada Dion. Risma lalu menubruk tubuh Anjani untuk ia peluk.

"Ya Tuhan ... kamu sudah kembali, Nak," kata Risma pada Anjani. Anjani hanya tersenyum mendengar omongan Risma.

Risma melepas pelukannya lalu mengajak Anjani duduk.
Tampak Dion yang kini sedang fokus mengajak Letta berbincang.

"Kamu tambah cantik, terlihar lebih matang dan ...," puji Risma.

"Dan menggairahkan," sambung Dion dengan nada pelan namun masih bisa di dengar oleh Risma dan Anjani.

Risma memberikan pelototan pada Dion, namun Dion malah tersenyum. Sedangkan Anjani hanya bisa menunduk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Ihh Sayang ... papi kena ilernya Letta nih!" Kata Dion pada Letta yang asik memasukan kelima jarinya kedalam mulut sehingga air liurnya menetes mengenai tangan Dion.

Mendengar Dion menyebut nama Letta, Anjani jadi teringat jika waktu itu Dion memberitahunya jika ia memiliki putri bernama Letta.
Anjani mengangkat wajahnya, di depan matanya tersaji pemandangan yang membuat hatinya terasa diremas. Di sana ada Dion sedang memangku bayi kecil lucu yang sedari tadi terus saja mengeluarkan air liur karena bayi lucu itu sedang hobi memakan jari tangannya sendiri.

"Kok Letta sama Mama, memangnya Siska di mana, Mam?" tanya Dion pada Risma.

Deg!!

Siska?!

Perasaan Anjani tiba-tiba menjadi tak enak.

'Apa-apaan Mas Dion ini?! Aku dibawa ke sini untuk apa?! Untuk menyakiti aku lebih dalam lagi'! teriak Anjani dalam hati.
Mata Anjani sudah mulai memanas siap meluncurkan air mata kesakitan.

"Siska sedang bantu Mbok di dapur," sahut Risma.

"Oohh," sahut Dion.

"Makan malam sudah siap!" seru Siska yang muncul dari arah dapur.

"Anjani?!" seru Siska saat indra pengelihatannya menangkap sesosok wanita yang dulu pernah menjadi musuhnya.

Anjani pun menatap Siska dengan pandangan tak percaya. Namun lebih tak percaya lagi saat kini Siska memeluk tubuhnya.

"Hai, lama nggak ketemu ya," kata Siska pada Anjani.

Siska melepas pelukannya lalu mengamati Anjani dari unjung rambut sampai ujung kaki.

"Sempurna ... pantas jika Dion tergila-gila olehmu hingga sampai saat ini pun ia selalu gagal move on," imbuh Siska.

"Rion, Kana, lihat siapa yang datang, Sayang ...." Seru Siska pada kedua putranya yang ada di teras belakang rumah.

Rion dan Kana pun segera berlari menghampiri Siska.

"Sayang, lihat itu siapa yang datang," kata Siska pada kedua putra kembarnya.

Rion dan Kana melihat ke arah yang ditunjukan maminya. Mereka terkejut melihat seseorang yang juga dirindukannya selama tiga tahun ini ada di hadapan mereka.

"Mami An?!" seru si kembar.

Anjani tersenyum pada si kembar, tak bisa dipungkiri Anjani juga merindukan Rion dan Kana. Mereka tumbuh menjadi kedua bocah yang tampan, Rasanya ingin sekali memeluk kedua bocah tampan di dapannya, namun ia mencoba menjaga sikap karena di sana juga ada Siska.
Ia takut Siska akan marah padanya.

"Mami An ...." Seru si kembar sambil menubruk tubuh Anjani.

"Rion ... Kana ...," lirih Anjani.

"Eh ayo ... sudah dulu kangen-kangenannya. Mending kita makan saja dulu, sudah pada lapar kan?" Siska kembali mulai angkat bicara.

Siska berjalan mendekati Dion untuk mengambil alih Letta.

"Uhh cayang ... seneng ya digendong sama Papi ...," ujar Siska pada putri cantiknya.

Tiba-tiba dada Anjani terasa sesak, matanya pun mulai memanas melihat adegan mesra nan harmonis di depan kedua matanya sendiri. Anjani memalingkan pandangannya dari romantisme Dion- Siska yang menyesakkan dadanya.
Siska tersenyum simpul ketika menyadari perubahan raut wajah Anjani, bahkan Siska sengaja berlama-lama ada di samping Dion agar membuat Anjani semakin dilingkupi rasa cemburu.

"Apa-apaan mereka?! Sengaja ingin pamer di depanku apa?!! Untuk apa aku dibawa ke sini. Aku harus segera pergi dari sini atau aku bisa mati berdiri sekarang juga!" rutuk dewi batin Anjani.

"Eemm ... saya ... lebih baik saya pulang saja, saya--" kata Anjani.

"Pulang?! Kita bahkan belum makan malam, Nak. Ayo kita ke dalam, kamu belum pernah mencoba masakannya Siska kan. Sekarang Siska hebat lho, dia bisa masak. Iya kan Siska?!" Kata Risma yang dibalas oleh anggukan kepala dari Siska.

"Jadi aku di sini hanya untuk mendengar pujian dari Ibu Risma yang diperuntukan mantunya toh .... Keterlaluan sekali keluarga ini. Mereka kompak menyakitiku!" seru batin Anjani.

"Jangan marah-marah di dalam hati, Sayang. Nanti hatimu sendiri yang akan sakit," bisik Dion di telinga Anjani. Sehingga membuat Anjani berjengkit kaget.

"Sok tahu!" desis Anjani.

Risma menggiring anak, calon menantu dan cucunya menuju ruang makan, "ayo dimakan ...," kata Risma kepada Anjani.

"I-iya, Buk," sahut Anjani.

"Halo semuanya ...!" seru seseorang yang tiba-tiba hadir.

"Mas Yudi?" lirih Anjani heran ketika melihat Yudi-lah yang datang.

"Baru pulang? Seharusnya nggak usah ke sini aja!" celetuk Dion.

"Enak aja, ada acara makan-makan kok nggak nunggu aku sih," kata Yudi.

"Hai, Darling ...." Sapa Yudi pada Siska sambil mengecup pipi kana istrinya itu.

Anjani malah melongo melihat interaksi Yudi pada Siska.

"Hai An, apa kabar?" tanya Yudi sambil mengulurkan tangannya.

"Baik, Mas." Sahut Anjani sambil mentambut uluran tangan dari Yudi.

"Ayo kita mulai saja makan malamnya," ucap Risma.

Mereka pun makan dengan lapap, namun tidak dengan Anjani. Ia tampak kacau dan murung.

"An, gimana? Enak kan masakan istri aku?" tanya Yudi pada Anjani.

Anjani bingung dengan ucapan Yudi.

"Istri?! Istri siapa?" tanya Anjani lagi.

"Istriku dong," sahut Yudi bangga.

"Iya kan, Cinta ...." Imbuh Yudi yang dibalas anggukan kepala oleh Siska.

'Tunggu ... tunggu!! Ada apa sebenarnya ini?! Ini semua membuatku janggal,'  batin Anjani kembali.

Selesai menyantap santap malam mereka Risma membawa anggota keluarganya menikmati teh hangat di ruang keluarga.
Di sana mereka berbincang lebih mengakrabkan diri.

Yudi duduk di sofa sambil mengajak Letta yang ada di pangkuan Siska bercanda.
Anjani dibuat pusing oleh interaksi tak wajar yang dilakukan oleh Yudi kepada Siska beserta Letta.

"Tante kita pulang dulu deh, sepertinya Letta sudah mengantuk," Yudi mulai angkat bicara.

"Yah ... kok buru-buru sih. Letta nginep sini aja dong ...," rengek Risma pada Yudi.

"Lain kali kita akan ke sini lagi kok, Mam," sahut Siska.

"Ayo deh," ajak Yudi.

"Iya, ayo semuanya ... kita duluan ya." Pamit Siska yang lalu berdiri dan berjalan mengikuti langkah Yudi.

Anjani terheran melihat Siska yang ikut pulang bersama Yudi.

"Kamu kenapa, Nak?" tanya Risma pada Anjani.

"Ti-tidak, Buk. Cuma saya hanya sedikit heran," sahut Anjani.

"Heran?! Heran kenapa?" tanya Risma kembali.

"Siska tadi ikut pulang bersama Mas Yudi .... Kenapa bisa seperti itu, Buk?" tanya Anjani.

Mendengar pertanyaan yang terucap dari bibir manis kekasihnya, Dion malah semakin mengulum senyum.

"Lhoh, tentu saja harus seperti itu, Nak. Mereka kan suami istri," sahut Risma.

"Apa?! Suami istri?!" seru Anjani.

"Hahaaa ...." Dion tertawa dengan kencang melihat drama komedi di sebelahnya.

"Dion, apa Anjani belum tahu jika Siska
Sekarang sudah menjadi istrinya Yudi?" tanya Risma pada putra bungsunya itu.

"Belum, Mam." Sahut Dion sambil tersenyum dan mengedipkan satu matanya pada Anjani.

***

........bersambung........

Next? 400 vote dulu
Sampai jumpa... 👋👋👋
Selamat ber empat belas Februari semuanya.....😊😊

Semarang, 14 Februari 2019

- Silvia Dhaka -

Repost 17-02-2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top