Tiga puluh dua

Aku bangun dengan perasaan yang bahagia. Tersenyum sendiri melihat cincin yang terpasang di jari manisku.

Ya ampun, seneng banget Tuhan!

Kasur di sebelahku kosong, tapi ada note dari Arya yang memberitahuku kalau ia keluar untuk berjogging di pinggir pantai.

Aku pengin sih jogging juga, tapi... males deh. Badanku lagi enak banget soalnya nih. Kalau lari takut kakinya pegel lagi nanti.

Menarik bantal milik Arya untuk kupeluk, aku menghirup aromanya yang tertinggal di situ, menyenangkan sekali rasanya. Membuatku makin betah di atas kasur yang empuk ini.

Terdengar suara pintu kamar di geser, aku langsung mendongkak, Arya sudah selesai jogging ternyata. Berarti dia dari pagi banget tuh soalnya Arya kalau lari jauh banget jaraknya, orang biasa kalau ikut dia lari, pingsan deh kayaknya.

"Hay! Selamat pagi!" Seruku.

"Pagi sayang!" Ia mendekat kemudian mendaratkan kecupan singkat di pelipis.

"Kamu gak bangunin aku biar ikut lari juga." Kataku basa-basi.

"Gak deh, kamu tidurnya pules banget, kasian kalau diganggu. Mandi yuk?"

"Aku masih betah," Kutarik selimut lebih tinggi.

"Nah kaan," Arya nyengir sebelum melanjutkan ucapannya, "Yaudah aku mandi duluan yaa?"

Aku mengangguk.

"Josh ada di Bali, kita mampir ke dia yuk?" Ajak Arya.

"Emang udah buka restonya?"

"Udah ternyata dari minggu lalu,"

"Yaudah ayuk!"

"Sip, aku mandi dulu, kamu kumpulin dulu nyawanya!"

"Siap Boss!"

Selama Arya mandi, aku menelepon pihak villa untuk mengantarkan sarapan biar nanti pas Arya selesai dia bisa langsung makan.

Aku masuk ke kamar mandi, bergabung dengan Arya, memeluknya dari belakang.

"Udah ke kumpul nyawanya?" Ia menarikku jadi kini kami berhadapan.

Aku mengangguk, membasuh wajahmu karena terkena kucuran air dari shower.

"Aku udah minta sarapan dianter, kamu sana makan gih,"

"Sip, makasi Ca!"

Aku mengangguk lagi.

"Aku udah mandinya, kamu mau mandi bareng apa aku boleh duluan?"

"Duluan aja gak apa."

"Okay!"

Arya keluar dari bilik shower, mengeringkan tubuhnya lalu keluar dengan tubuh bagian bawah tertutup handuk.

Aku sendiri mulai membersihkan diri, biar Arya gak nunggu kelamaan dan kita bisa sarapan bareng.

Saat keluar kamar mandi, kulihat Arya sudah berganti dengan pakaian yang tadi kusiapkan sebelumnya.

"Cepet yuk, kita sarapan bareng, orangnya udah anter tadi."

"Siap!" Kataku, kemudian langsung berganti baju. Pakaianku hari ini dengan Arya matching. Arya pakai kemeja garis-garis berwarna cream putih, dipadukan dengan celana chinos pendek berwarna putih. Sedangkan aku pakai baju cream dan celana jeans pendek putih.

"Jangan makan banyak-banyak deh, kita makan di restonya Josh aja." Ujar Arya ketika kami sarapan.

"Ohh, abis ini mau langsung berarti?" Tanyaku.

"Iya deh, biar udahnya kita bisa jalan-jalan."

"Sip!"

Karena sudah dipesan begitu, jadi aku cuma makan satu lembar waffle dengan selai strawberry, dari banyaknya makanan yang tersedia.

Selesai makan, aku sedikit berdandan kemudian mengeluarkan sendal yang akan kami pakai hari ini.

"Nih," Kuberikan kacamata hitam milik Arya.

"Thanks!" Arya menerima dan langsung memakainya.

Sendal kami yang kupegang kubawa keluar, biar nanti tinggal langsung pakek dah yaa.

"Yuk!" Ajak Arya,

"Josh tahu kita mau dateng?" Tanyaku ketika kami sudah di jalan.

"Tahu, aku udah bilang kita berangkat,"

"Okay!"

Sekitar 30 menit di jalan, kami akhirnya sampai. Dari luar resto barunya Josh nih vibe-nya asik. Begitu masuk ke dalam, suasananya terasa sangat nyaman.

"Hey! Cepet juga kalian!" Josh langsung menyambut kami, ia dengan chef jaketnya yang membuatnya makin kereen.

"Jalanan lagi asik, di mana nih?" Tanya Arya.

"Luar aja deh, gue pengin rokokan." Sahut Josh lalu membawa kami ke bagian taman.

"Pesen dulu kalian!" Josh memberikan kami menu, kalau dilihat dari menunya sih rata-rata makanannya berat semua, tapi tempatnya asik yang buat dipakai nongkrong, side-dishnya juga banyak. Kece sih restonya Josh yang ini, gak terlalu formal kaya yang di Jakarta.

Setelah memesan, Josh membakar rokoknya, ini kali pertama aku melihat dia merokok, dan that cigarette suits him. Paham gak sih? Orang yang keliatannya jadi lebih keren pas ngerokok, nah itu Josh deh!

"Berapa hari kalian di sini?" Tanya Josh.

"Minggu pulang, so masih ada 2 hari lagi sih. Lo sampe kapan?" Jawab Arya sambil bertanya balik.

"Gue besok balik, Sabtu malem mau ketemu Rara."

"Ah iya, jadinya Jo gimana?" Tanyaku penasaran, pokoknya gak mau denger deh anak lucu itu jadi gak jelas hidupnya.

"Rara setuju Jo tinggal bareng gue. Well, gue bakal titipin Jo di rumah Jeremy sih, gak mungkin Jo ikut gue tinggal di kostan."

"Lo masih mau terus tinggal di kostan? Why don't you buy a house, live there with your daughter and make the place a home for both of you!" Seru Arya, yeah aku setuju itu, jadi aku mengangguk.

"Gak bisa lah gue bawa cewek ke tempat yang ditinggali sama anak gue."

"Sampe kapan Josh lo mau begitu?"

Josh hanya mengangkat bahu sebagai respon dari pertanyaan Arya. Asli, ini sih mereka beneran kaya Kakak-Adik. Arya kakaknya tentu saja.

Makanan pesanan kami datang, tapi Arya kayaknya jadi gak mood makan karena topik pembicaraan kali ini.

"Even when you found the right girl, the girl that you love, lo gak berubah, kenapa sih Josh?"

"Hah? Lo ngomong apa sih? Right girl? Girl that I love, siapa?"

"Yaudah lupain!" Seru Arya terdengar kesal.

Arya menarik makanan pesanannya, memakan dalam diam. Aku yang bingung akhirnya ikut makan, dan Josh entah ini rokoknya yang keberapa yang ia bakar.

"Gue pesenin dessert ya buat kalian?" Ujar Josh.

"Boleh Josh!" Jawabku karena Arya tak membuka suara.

Ku lirik Arya, wajahnya terlihat kalut, seolah kepalanya sedang banyak pikiran dan aku penasaran apa yang menggangunya. Aku jadi kangen Arya yang semalem, Arya yang murah senyum.

Begitu makanan penutup datang, aku langsung memakannya, dan... sumpah sih enak bangeeeet!

"Josh ini apaan? Enak banget!" Tanyaku.

"Mau lagi? Gue pesenin."

"Mau bungkus aja, buat di villa."

"Okay!" Josh bangkit dari duduknya, meninggalkan kami berjalan mendekati pelayan terdekat.

"Kamu kenapa Ar? Kok mukanya beda?" Tanyaku pelan, sebelum Josh dateng.

"Aku gak tahu apa yang mau aku lakuin ini salah apa bener."

"Apa?"

Arya tak menjawab, ia menghabiskan dessert miliknya dan juga milikku. Tentu saja, aku gak protes, moodnya lagi gak bagus soalnya.

Josh kembali bergabung dengan kami, duduk di tempatnya semula, di depan Arya.

"Gue ada good news!" Ujar Arya.

"Apaan?" Tanya Josh.

"I proposed her..."

Josh langsung melirik cepat ke arahku, dan matanya jatuh di jariku yang terdapat cincin dari Arya, dan tentu saja, aku auto tersenyum.

"She said yes," Lanjut Arya.

"Wow, selamat buat kalian." Ucap Josh datar.

"Makasi Josh." Kataku.

"So, when will the wedding be held?" Tanya Josh.

"Belom diobrolin lah," Sahutku. Aku menoleh ke samping, heran kenapa Arya diam saja.

"Josh... you know we grew up together right?" Ucap Arya tiba-tiba.

"Iya... kenapa lo mendadak bahas ginian?"

"Gue kenal lo di level lo gak bisa bohong sama gue, Josh!"

"Lo lagi mau ngomongin apa sih?" Tanya Josh, aku juga bingung, ini Arya bahas apaan dah, mukanya kenapa serius banget?

"Gue tahu lo suka sama Aca, sayang... bahkan cinta, mungkin."

Aku dan Josh syok mendengar itu. Arya apa-apaan? Kenapa bahas kaya ginian sih?

"Dan Aca juga suka sama lo Josh, lo tahu itu kan? You're not stupid, I knew it, you know she loves you!"

"Arya kamu ngomong apa sih?!" Seruku marah.

"I just let the dice roll, to know if the truth will come out,"

"Aku gak ngerti kamu bahas apa!"

"Aku tahu kamu sayang sama aku Ca, tapi kamu lebih sayang dia kan? Mata kalian tuh gak bisa bohong. Josh yang terlalu takut untuk mulai hubungan serius. Kamu yang... pengin hubungan serius. Kalian tuh harus diginiin ya gak sih?"

"Sinting!" Makiku.

"She's right bro, you're crazy!"

"Lo suka sama Aca, lo tahu dia cewek baik, lo tahu dia suka juga sama lo, lo gak mau gitu ada dihubungan yang serius? Stuck di satu cewek for the rest of your life.. rise your kid in a normal way?"

"Heh! Gak usah ikut campur hidup gue! Lo tahu, gue janji sama Oma pas gue nikah, kalau itu akan jadi satu-satunya pernikahan yang bakal gue jalani!"

"She was dead, i'm sorry but its the truth, lo gak harus pegang janji lo buat siapa-siapa! Dan saat lo janji itu, Oma gak tahu kalau hidup lo begini kan? If Oma still with us, I bet she's on my side!"

"Lo jangan bawa-bawa Oma dong!"

"Lo yang nyebut Oma pertama!"

"Lo gila Arya!"

"I give you one shot, gue mau mundur, gue tahu Aca sayang sama lo dan lo sayang sama dia, dan kalau lo mau... gue rela single asalkan hidup lo balik lagi ke jalur yang bener."

"Wait... maksud kamu apaan Ar bilang begitu?" Ngamuk dong aku anjirrr!

"Kamu kira aku apaan? Maen dioper ke orang gitu aja! Kamu kira aku gak punya hati? Gak punya perasaan? Terus apa artinya yang selama ini kita jalanin Ar? Apa artinya kamu ngelamar aku semalem?"

"Aku sayang sama kamu Ca, you know that... but I can't let you nikah sama aku tapi kamu sayang sama Josh dan harusnya kalian bisa bahagia bersama. Aku akan ngerasa bersalah seumur hidupku kalau aku gak lakuin ini."

"Terus kenapa ngelamar? Sinting! Aku suka sama Josh, iya... tapi itu dulu banget! Ya pas pacaran sama kamu ya beda lagi lah!"

"Mata kalian gak bohong Ca, kalian saling nyaman saat ngobrol bareng! So... if Josh want to and you want it too, then you just give him a chance, maybe you both can be happy together."

"Sinting!" Makiku lagi, kemudian berdiri meninggalkan meja ini.

"That's on you, bro!" Sempat kudengar suara Josh bicara sebelum akhirnya aku berlari meninggalkan tempat ini.

Memesan ojek online, aku kembali ke villa sendirian dengan perasaan marah yang memuncak.

Gila, Arya udah gila.

******

TBC

Thank you for reading
Don't forget to leave a comment and vote this chapter xoxoxoxo

Ps: am back 😍 gak kuat juga lama2 mid season wkwk lagian ntr kalian pada lupa lagi sm cerita ini hahahah

Hayo hayo itu si Aca jadinya ama sapose~ 3 chapter lagi kelar nich 😅

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top