BAB 1

Assalamu'alaikum, Wr. Wb. Selamat datang di ceritaku yang berjudul "MENIKAHLAH DENGAN AYAHKU". Cerita ini berdasarkan imajinasi aku sendiri. Aku berharap pembaca akan menyukainya. Mohon dukungannya dengan cara Subscribe, Love babnya, Komen juga ya. 

Happy Reading 🥰

Tangan Alina gemetar hebat, keringat ditubuh mengalir deras. Degupan jantungnya begitu kencang. Tangan gadis itu tidak seimbang ketika ia menggunakan ponsel untuk merekam situasi dimana Mariska, sang ibu kandung yang nampak tengah bersama pria lain diranjang saat itu. 

Remaja putri bernama lengkap Alina Mazaya Cantika yang saat ini berusia 15 tahun itu tengah mengintip dari balik pintu kamar yang sedikit terbuka. Suasana kamar nampak terang karena lampu menyala sehingga Alina dapat mengambil video dengan jelas. 

"Kamu yakin kita aman??" Ujar Aditya. Ia adalah lelaki berusia 38 tahun yang merupakan lelaki selingkuhan Mariska. 

Mariska pun mengangguk. "Iya. Kamu tenang saja. Suamiku biasanya pulang malam hari. Dan Alina dia pulang sekolah biasanya sore." 

Mendengar ucapan tersebut Aditya tersenyum bahagia. 

Wajah kedua pasangan itu begitu dekat. Mereka saling membelai dan menggoda satu sama lain. Membuat Alina memandangnya dengan jijik bercampur amarah dan rasa kesal. Gadis itu juga menutup mulut karena menahan suara isak tangis. 

Alina tidak menyangka bahwa hari ini, berkat pulang sekolah yang mendadak dipercepat ia dapat menyaksikan aksi perselingkuhan ibunya. 

Remaja putri itu sudah tidak bisa lagi menahan diri. Rasa bencinya pada sang ibu begitu besar. Kasihan sekali ayahnya. Oleh karena itu ia perlu bukti untuk meyakinkan sang ayah kalau ibunya berselingkuh. 

Sembari terpejam dan meneteskan air mata, melalui jendela kamar yang sedikit terbuka Alina berhasil merekam perbuatan hina sang ibu kandung dan lelaki selingkuhan tersebut. 

Alina sudah tak tahan lagi. Ia mundur beberapa langkah saat kedua pasangan selingkuh itu mulai melucuti pakaian mereka. 

Dan, karena tak dapat menjaga keseimbangan akhirnya tubuh Alina oleng, ia pun terjatuh hingga terduduk pada lantai. 

"Hah!!" Mariska menoleh kearah pintu mendengar suara jatuh itu. Wanita tersebut panik lalu menjauhkan Aditya dari tubuhnya dan bergegas merapikan pakaian. 

Sementara itu Aditya pun turut menjauh dari tubuh Mariska lalu ia juga merapikan pakaiannya yang sudah acak-acakan. 

Tak ingin diketahui oleh ibunya, Alina pun segera beranjak untuk lari dari sana. Namun, pada saat itu Mariska sudah turun dari kasur. Wanita berusia 36 tahun itu kemudian keluar pintu kamar. 

"ALINA!!" Teriak Mariska saat melihat bayangan putrinya yang hendak kabur. 

Alina yang berusaha menuju ruang tengah  tak menggubris teriakan ibunya. 

"ALINA BERHENTI IBU BILANG!!"

Isakan Alina semakin kencang, gadis itu ketakutan. Hingga kemudian langkahnya terhenti karena tas ransel yang dikenakan berhasil ditarik oleh Mariska. 

"Apa yang kamu lakukan tadi!!??" Sentak Mariska dengan nafas terengah. 

Alina meronta kuat. "Lepasin ibuk!!" Teriak gadis itu. 

"Kamu mengintip?? Ha!!" Semakin kuat menggenggam ransel Alina. 

"Apa itu!!??" Mariska melihat Alina berusaha memeluk erat ponselnya. 

"Apa itu!!??" Berusaha merebut ponsel Alina. Namun putrinya itu terlalu kuat untuk melindunginya. 

Dengan sekuat tenaga Mariska kemudian mendorong Alina pada lantai hingga anak gadisnya itu terjerembab jatuh. 

"Berikan pada ibuk! Kamu tadi merekam!!?? Iya!! Ha?! Kamu merekam!!" Melepaskan cengkraman tangan Alina pada ponsel. 

Alina yang berada di bawah tubuh ibunya terus memberontak. Bahkan ia menahan sakit kala tubuh berat Mariska menghimpit bagian perutnya. 

"SAYANG!!" Mariska berteriak kencang memanggil kekasihnya. "Aditya tolong aku!!" Sembari masih berusaha melepaskan tangan Alina yang tengah memegang erat ponsel. 

"Nggak mau...." Alina tersengal. Ia merasa sesak, namun terus berusaha mempertahankan ponsel miliknya walaupun telapak tangannya sudah tercakar-cakar oleh kuku sang ibu. 

Hingga Aditya pun menghampiri. Ia bergegas untuk membantu Mariska merebut ponsel milik Alina. 

Alina pun berteriak-teriak kencang ketika Aditya ingin menyentuhnya. 

"AAAAAA!!!!" Ia bercucuran keringat dan terus meneteskan air mata. 

"TOLONG!!!!" Urat-urat Alina terlihat dari lehernya kala ia berteriak begitu kencang. "TOLONG!!!!"

"Dasar anak kurang ajar." Mariska berusaha memegang tubuh Alina agar Aditya dapat mengambil ponsel tersebut dengan cepat. 

"AYAH!!!!" Teriakan Alina kembali menggema, ia mengeluarkan sisa-sisa tenaganya untuk melindungi barang bukti perselingkuhan antara ibunya dan Aditya. 

Dan akhirnya gadis itu seketika melemas tatkala ponselnya berhasil dirampas. 

****

Furqon Mulia Nugraha ia adalah seorang pria dewasa berusia 37 tahun. Sore hari menjelang maghrib, ia baru saja pulang dari bekerja. Lelaki itu nampak heran tatkala rumah terlihat gelap gulita tanpa adanya penerangan. 

Kemudian dibukanya pintu rumah perlahan-lahan, dimana ia mendapati keadaan juga begitu gelap, sunyi dan sepi. 

"Alina!!" Panggil Furqon.

Ketika ayah pulang, biasanya anak duluan yang dicari. 

Namun—belum ada sahutan. 

"Buk!!" Ia memaksakan diri memanggil sang istri walaupun tadi pagi sempat cekcok adu mulut. 

Masih tak ada yang menyahut, Furqon mulai curiga. Ia kemudian menyalakan lampu. Lelaki itu memandang sekitar ruangan, ia cukup terkejut tatkala melihat ruangan tengah sangat berantakan. 

Furqon kemudian berjalan menuju kamarnya dan Mariska. Lampu kamar memang tidak dimatikan. Namun ia tidak melihat keberadaan sang istri disana. 

Lelaki itu selanjutnya menuju kamar Alina. Kamar anak gadisnya tersebut sedikit terbuka dan gelap gulita. Furqon lalu melangkahkan kaki masuk kesana. 

"Alina...." Panggilnya pada sang putri yang terlihat dibalik kegelapan. 

"Ayah nyalakan lampunya boleh??"

Tak ada jawaban. 

Furqon pun menyalakan lampu kamar tersebut. 

Setelah kamar mendapatkan cahaya, Furqon dapat melihat jelas putrinya tengah terbaring meringkuk membelakangi. Ia lihat Alina masih memakai seragam sekolah lengkap. 

"Alina...." Furqon berjalan mendekat. Ia mulai curiga dengan apa yang terjadi. 

"Mana ibu kamu dan kenapa kamu seperti ini?"

Alina masih tak bergeming, Furqon kemudian mendudukkan tubuhnya pada sisi ranjang. 

"Tolong beritahu ayah Alina, ada apa sebenarnya?" Furqon menyentuh lengan putrinya. 

Hingga akhinya suara isak tangislah yang menjawab pertanyaan tersebut. 

Rasa penasaran Furqon tak bisa dielakkan. Ia lalu menggerakkan tangan, membalikkan tubuh Alina lalu berusaha mendudukkan putrinya tersebut. 

Setelah Alina telah terduduk pada ranjang, Furqon memandang dalam-dalam wajah sembab dan mata bengkak itu. 

"Beritahu ayah apa yang terjadi?" Mencengkram erat lengan Alina. 

"Ibuk...." Tangis Alina pecah dan sesenggukan. 

"Kenapa ibu kamu??"

Furqon menunggu beberapa saat untuk mendengar jawaban dari putrinya yang terbata-bata. 

"Ibu kabur ayah.... Ibu kabur sama selingkuhannya. Tadi aku merekamnya. Tapi ibu merebut hape ku dan membawanya pergi." Tangis Alina semakin kencang. 

Mendengar ucapan tersebut Furqon bak disambar petir. Hatinya begitu panas. Benar ternyata kecurigaannya selama ini ternyata Mariska punya hasrat dengan lelaki lain. 

Bersambung.... 





Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top